"Siapa...kau?"
Pukulan keras mengenai hati Lan Wangji, sakit. Lebih sakit dari menerima 300 pukulan dari para tetua Sekte. Wangji lebih baik bermimpi menemukan Wuxian, daripada mendengar Wuxian tidak mengingatnya. Hatinya, mau diobati pakai apa? Sudah cukup penyiksaan teramat dalam 13 tahun yang lalu. Sekarang, sudah cukup Wei Ying. Mungkin jika ingin menjerit, lengkingan Apel kecil pasti akan kalah mendengarnya. Lan Wangji, Lan Wangji, apa ini takdirmu bertemu dengan Wei Wuxian?
Xichen menepuk pundak adiknya itu, seketika lamunan Wangji buyar begitu saja.
"Mungkin Tuan Muda Wei sedang tidak enak badan. Tubuhnya hangat, wajar jika dia tidak sadar sepenuhnya".
Untung saja Lan Xichen menguasai bahasa alien yang di miliki Wangji hanya melihat dari manik mata adiknya itu, jika tidak.. Lan Wangji akan berjalan kemana-mana pikirannya.
"Mn.." sahut Wangji, tanpa aba-aba menggendong Wuxian secara bridal style.
Malam begitu dingin, hujan tak kunjung reda. Sementara Wuxian masih terlelap dalam tidurnya, bahkan Wangji tak bergerak sedikitpun dari tempatnya untuk memeluk Wuxian.
Tangan nakal Wuxian meraba apapun ditubuh Lan Wangji, seperti menarik pita dahi milik Wangji, membuat usapan hangat di dada bidang milik Lan Wangji. Benar, Wuxian memang sedang tidur. Tapi tubuhnya butuh kehangatan, jadi ia mempererat pelukannya dan sesekali menggesekkan tubuhnya di tubuh Lan Wangji.
Sementara, di ujung gua. Wanyin dan Xichen bercengkrama mengenai Sizhui dan Jin Ling. Wanyin nampak khawatir bagaimana kondisi mereka berdua.
"Kita pasti menemukannya, jangan mengkhawatirkannya sampai kau tidak bisa tidur. Tubuhmu juga butuh istirahat."
"Lan Huan, bagaimana aku tidak khawatir, Jin Ling itu keponakan ku!"
"Wanyin, tenanglah..."
"Ini semua salah Wuxian! Kenapa harus menciptakan kompas sialan itu!"
"Bagaimanapun, niat Tuan Muda Wei pasti tidak ingin seperti ini juga. Lagipula semua sudah terjadi, sudah menemukan Tuan Muda Wei itu artinya peluang kita mencari yang lain itu akan mudah."
"Kau tahu, hidupku akan selalu menderita jika dia berada dekat ataupun jauh darinya. Seberapa besar dendamku dulu, tetap saja aku tidak setega itu."
Xichen tersenyum simpul, "Itu artinya kau peduli dengan Tuan Muda Wei, Wanyin."
"Jika itu yang keluar dari mulutmu! Aku menyesal membahasnya denganmu!!"
Xichen menarik nafas namun ia masih di posisi sangat-sangat sabar menghadapi Jiang Cheng satu ini.
"Jika bukan denganku, apa kau akan membahasnya dengan para tikus-tikus dibelakangmu?"
Mendengarnya, Wanyin dengan reflek melompat memeluk Xichen. Jelas, di dalam gua yang gelap dan gerimis hujan yang tak kunjung reda, seorang kultivator sekaligus pemimpin Sekte Yunmeng Jiang lemah akan deritan tikus-tikus hitam yang berkuasa didalam gua.
"Bunuh! Bunuh apapun yang kau lihat Lan Huan!!! Cepat! Cepat!!"
"Wanyin, tenanglah. Aku bersamamu." Senyum Xichen.
Sedangkan Lan Wangji dibuat bingung dengan Wuxian yang bangun dengan mencari sesuatu.
"Dimana... Dimana Gege itu? Dimana dia? Apa aku mendudukinya?"
"Wei Ying, tidak ada yang kau duduki, siapa yang kau cari?" tatap Wangji serius, nampak urat-urat cemburunya mulai muncul.
"Menjauh dariku!"
"Wei Ying... Apa yang terjadi?" raut wajah sedih itu tak lagi bisa ditutupi walau wajahnya terlihat datar.
"Dimana Gege yang menolong ku? Dimana dia?!" Wuxian masih kukuh.
"Kenapa orang lain yang kau cari?"
"Dia sangat berarti bagiku, dia yang menolongku! Kau..kau laki-laki berkabung, apa yang kau lakukan disini? Tidak!! Apa yang terjadi dengan tubuhku?! Kau memperkosaku ya?!!" deretan pertanyaan dari Wei Ying memojokkan posisi Lan Wangji.
Lan Wangji segera membenarkan bajunya yang berantakan.
"Kau.. benar-benar...tidak ingat?" Wangji terlihat lebih serius, hatinya lumayan sakit menerima perkataan Wuxian.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES - WANGXIAN (ON GOING)
FanfictionLan Wangji ditakdirkan bertemu dengan Wei Wuxian di masa depan, setelah 10.000 tahun hancurnya seluruh klan sekte. Sebagai hukuman menentang langit dan bumi. Mereka hidup abadi tanpa dikenali oleh penduduk desa. Rasa bersalah Wangji di masalalu, mem...