Y.O.U - 23

21 7 0
                                    

[Jangan pernah bosen baca ceritaku yaa]
[Kalau ada typo kasih tau yaa,atau kurang gimana gitu sama ceritanya boleh juga kasih saran]

•••

Vanno melajukan motornya cepat,hanya butuh 10 menit untuk sampai ke sekolah,padahal jarak rumah Lisya yang sekarang cukup jauh dari lingkup perkotaan dan tentunya jauh dari sekolahnya.Waktu umum itu sekitar 20-25 menit perjalanan,namun bagi Vanno itu sangat lambat.

"IH GA USAH NGEBUT NGEBUT,BARU JAM TENGAH 7 JUGA!" teriakku mengalahkan suara motor,dengan cepat Vanno mengurangi kecepatan motornya

Lisya membuang nafas lega,baru beberapa detik ia merasa tenang,Vanno sudah kembali menarik gas dan melajukan motornya lebih cepat,sampai badan Lisya terdorong kebelakang dan reflek memeluk cowo itu karena ia takut terjatuh dari motor besar itu yang pasti rasanya akan sangat menyakitkan

Jantung Vanno berubah tak beraturan saat merasakan ada tangan melingkar di pinggangnya,dan wajah gadis yang menempel di punggungnya.Wangi khas bayi dari gadis itu terasa begitu kuat sampai Vanno yakin kalau tubuhnya sangat dekat dengan Lisya

Vanno memelankan motornya,Lisya menyadari kalau ia reflek memeluk cowo itu dan langsung melepasnya

"sorry sorry gue reflek"

"ck!modus!" ucap Vanno membuat Lisya gemas dan langsung memukul keras helm Vanno sampai sakitnya menembus ke kepalanya

"monmaap ga lepel sama modus begini" timpal Lisya,membuat Vanno sedikit tersenyum

Sejak ia mengenal cewe ini,ia menjadi orang yang lebih suka tersenyum dan sedikit ramah.Lisya merubahnya,setidaknya ia berubah untuk gadis yang ia,suka?

Motor besarnya memasuki gerbang sekolah dan langsung menuju ke parkiran yang berada di belakang sekolah yang posisinya dekat dengan kantin,dan ruang kelas 11.

Gedung sekolahnya ini cukup besar dan membentuk persegi yang di tengahnya terdapat lapangan basket sekaligus lapangan upacara,setiap gedungnya berisi 3 lantai.Gedung terdepan untuk Ruang Guru dan semacamnya,Gedung Timur untuk ruang kelas 10 MIPA dan IPS,lalu Gedung Barat untuk ruang kelas 12 MIPA dan IPS,dan terakhir Gedung Selatan untuk ruang kelas 11 MIPA dan IPS,dan Kantin berada tepat di belakang Gedung Selatan,sedangkan parkiran sebenarnya berada di belakang gedung Timur dan sedikit gedung selatan,namun kebanyakan siswa hanya memilih belakang gedung Timur karena letaknya cukup dekat dengan gerbang,namun berbeda dengan Vanno,ia memilih meletakkan motornya di dekat kantin sekolah,yang katanya tidak banyak yang parkir disitu jadi memudahkan untuk mengeluarkan motornya.Paham dengan penjelasan gedung SMA Pamara?

"jauh banget dari kelas" keluh Lisya,karena ia sebenarnya sangat malas untuk melewati deretan kelas IPS,di SMA nya ini anak-anak IPS sedikit tidak karuan,tidak semua hanya beberapa,namun kebanyakan.Paham?

"ga usah ngeluh,cepet jalan" kata Vanno tak sabaran lalu memberikan tas Lisya kasar

"gendong sendiri" katanya cepat lalu berjalan meninggalkan Lisya

Ia melihat jam warna abu abu-pink di tangannya, jam sudah menunjukan pukul 06.35 am,masih ada 15 menit hingga bel dibunyikan.Lisya memilih untuk melewati parkiran di belakang gedung Timur,ia baru pernah berjalan melewati parkiran seperti ini.

Dengan langkah jenjang Lisya berjalan cepat melewati parkiran,banyak sapaan ramah dari orang-orang yang berpapasan dengan Lisya,sekali lagi siapa yang tidak mengenal Lisya?gadis cantik dengan tubuh yang sebenarnya tidak ideal,berat badannya lebih kecil dan tidak pas dengan tingginya.Namun,karena ia siswi yang terkenal pintar dan sekaligus wakil ketua OSIS SMA Pamara,jadi siapa yang tidak mengenalnya dan bersikap ramah padanya?

Vanno menengok ke belakang dan tidak menjumpai gadis yang tadi diboncengnya itu, Vanno menaikkan alisnya dan berbalik mencoba mencari kemana perginya gadis itu,ia sedikit khawatir karena tadi Lisya sempat jatuh dari tangga dan yang pasti itu sakit.

Sesampainya di parkiran tidak ada Lisya,helm yang tadi ia kenakan pun sudah diletakan ke tempat terakhir Vanno melihatnya.

"kemana si tuh anak" ucap Vanno kesal

Tiba-tiba Leo dan Zelin memarkirkan motornya di sebelah motor Vanno,Leo yang melihat sahabatnya itu segera menyapanya dengan membunyikan klakson dari motor merah besarnya.Sesama anak conglomerate sudah tidak di herankan lagi kalau mereka sama-sama mempunyai motor besar dan tentunya mahal itu.

Zelin yang melihatnya pun tersenyum ramah,lalu turun cepat dari motor Leo yang sudah di parkirkan,tanpa melepas helm Zelin langsung bertanya

"Lisya berangkat sama Lo?" Tanya Zelin sambil membuka kaca helm-nya,Vanno mengangguk

Zelin lalu melepas helmnya dan menaruhnya di motor Leo,letaknya sama seperti Lisya meletakkan helmnya di motor Vanno.

"Lah Lisya mana?" tanya Leo

"gatau" jawab Vanno datar

"lah?"

"tadi gue tinggal,gue kira dia ngikutin gue,eh pas gue liat dia gaada di belakang gue" jelas Vanno

Zelin dan Leo sangat geram dengan sikap dingin Vanno,

"Mungkin udah di kelas" kata Zelin santai,diangguki Vanno dan Leo bersamaan,

Mereka bertiga berjalan beriringan melewati deretan kelas 11 IPS dan 10 IPS,banyak tatapan ramah dan tak suka yang mereka tujukan pada Zelin,Leo dan Vanno.

Lisya masuk ke kelas dengan santai dan tidak menjumpai ada Zelin,Annisa dan Alena,baru dirinya,dan beberapa siswa lainya yang tidak terlalu akrab dengannya.

Beberapa menit kemudian Zelin,Leo dan Vanno masuk berurutan ke dalam kelas disambut senyum hangat Lisya lalu menyapa sahabatnya.

"hai beb" sapa Lisya pada Zelin,

Zelin dan Leo menatap bingung Vanno

"Pas lo jalan ga ngerasa di salip sama Lisya?" tanya Leo,Vanno menggeleng kuat

Dengan cepat Zelin membalas sapaan sahabatnya ini dan langsung duduk di bangkunya.Disusul Leo dan Vanno yang berjalan melewati bangku Lisya dan duduk di bangku mereka.

"lah?gue kira dia udah duluan,kok malah gue duluan yang sampe?"  batin Lisya

Dengan cepat Lisya membuang pikirannya tentang cowo itu,mungkin ada urusan atau ada yang tertinggal di motornya jadi ia lama.Pikir Lisya.

"lah?dia lewat mana?kok gue ga ngerasa dilewatin sama dia"  batin Vanno menatap Lisya nanar

Begitupun Vanno,ia cepat-cepat membuang pikirannya tentang cewe itu.Buat apa ia peduli,lagi pula ia sudah disini,tidak ada yang perlu dipikirkan lagi kan?.Pikir Vanno.

Tanpa mereka tau mereka sering sekali sehati dan sepikiran.Namun gengsi mereka masih lebih tinggi daripada rasa mereka.







Vote ya jangan lupa❤️

Next?

Y.O.U(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang