Y.O.U - 08

86 10 2
                                    

         Jam sudah menunjukan pukul setengah 7 pagi,dan Lisya sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah diantar oleh ayahnya.

        Di perjalanan Lisya memilih diam,dan terus berfikir kejadian mana yang sebenarnya terjadi,mimpinya ini benar-benar seperti nyata,bahkan Lisya sendiri tidak bisa membedakan mana yang asli dan yang mimpi.

"ini gue kena penyakit apa ya Allah,otak gue kenapa beginiii" batinku

"Hamba tobat ya Allah ga bakal toxic toxic lagi deh,maafin hamba mu ini yang banyak dosa ya Allah" batinku yang terus menerus meminta ampun

      Sepuluh menit berlalu cepat,Lisya sudah sampai di depan gerbang SMA PAMARA-nama sekolahnya

       Lisya pamit dan mencium tangan ayahnya

"Lisya sekolah dulu ya yah" pamitku lembut

"iyaa sekolah yang pinter ya nak" jawab ayahku

aku mengangguk dan menutup pintu mobil pelan

     Aku berjalan menuju kelas,melewati lorong-lorong panjang,dan harus menaiki tangga agar dapat sampai ke kelasnya.

     Suasana cukup ramai,sudah banyak siswa yang datang,Lisya agak kesiangan hari ini.

     Sesampainya di kelas,Lisya sudah malas melihat ramainya kelas,entah sedang membahas apa,yang jelas Lisya bisa pastikan kalau itu bukan kabar biasa.

"Kenapasi?" tanya Lisya datar saat melihat wajah kusut teman kelasnya

"nilai PTS dipajang semua di mading sekolah anjir"

"HAH?KOK BISA DIPAJANG?" aku tersentak,sekaligus malu akan bagaimana dengan nilainya

"gatau,katanya hasil rapat guru kemaren itu gitu" jelasnya dengan wajah cemas

"Lo kata sapa?"

"kata wali kelas,tadi sempet masuk terus kasih pengumuman sebentar kalo nilai PTS kemaren bakalan dipajang di mading,terus rapat OSIS kemaren juga udah dibahas,dan katanya hari ini juga bakalan dipasang"

"hah?nilai gue gimana yaa,ya Allah" kataku cepat

"nah itu,gue ga belajar njir kemarennn" rengeknya

"malu maluin banget astaghfirullah" aku menangkup wajahku dan duduk gusar di sebelah Zelin

Zelin yang melihatku langsung menatapku heran

"apa yang lo khawatirin?" tanya nya datar

"nilai gue lah" jawabku spontan

"nilai lo bagus bagus" jawabnya santai

"SOK TAU" tukasku pedas

"gue serius" katanya cepat

"Lo tau darimana?"

"kemaren pas rapat OSIS udah dikasih tau nilainya semua" berbisik pelan,"nih kertasnya aja ada sama gue,bagian lo juga ada disini" jelas Zelin,sambil mengambil tumpukan kertas yang nantinya akan ditempel di mading sekolah

"parah lo ga bilang gue" ungkapku kesal

"gue udah ngechat lo,tapi lo nya off" jelasnya santai

Lisya baru sadar kalau dia tidak memegang HP bahkan buku pelajaran sedikitpun,ia lebih sibuk memikirkan kejadian kemarin yang membuat hidupnya terasa semakin aneh

•••

     Bel berbunyi,semua siswa berhamburan masuk ke dalam kelas masing-masing dan menunggu guru mapel masuk

Y.O.U(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang