• Bagian 6 •
Manusia tak Tahu diri
Jam dinding terus berjalan. Tanpa mau memikirkan apakah kita akan terus sanggup menghadapi masalah di dunia. Bertumpuk, bahkan tidak tahu lagi harus diapakan. Kalau sudah begini, ada satu hal yang paling masuk akal, menyerah jawabannya.
Tetapi, aku berpikir sekali lagi. Ada banyak hal indah yang tidak aku sadari. Aku sibuk bergelut dengan pikiran yang bersarang di kepalaku. Aku sibuk bergelut dengan masalah yang tak kunjung selesai, sampai aku tidak menyadari betapa ada hal lain yang terus bersamaku yang tidak aku syukuri.
Ada banyak, tetapi karena hanya sebuah masalah aku sampai melupakan itu. Manusia tidak tahu diri memang. Ya, itu aku. Selalu merasa sedih, padahal ada hal bahagia diluar sana. Selalu merasa kurang, padahal ada banyak hal yang lebih. Dan selalu merasa putus asa, padahal ada banyak kemungkinan-kemungkinan yang bisa aku lakukan.
Satu hal yang harus kita tahu. Sebenci-bencinya kita sama hidup kita, ingatlah hidup kita mungkin adalah dambaan banyak orang lain diluar sana.
Bersedih, menangis, mengurung diri, menyerah, itu semua boleh dilakukan, itu semua adalah hal yang wajar. Yang tidak wajar adalah ketika kamu memilih satu opsi diatas, tetapi setelah itu kamu tidak mau bangkit lagi.
Tetap semangat,
Aisyah
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Atma
ŞiirDi dalam hati yang paling dalam, atma mu ada. Di dalam relung jiwa yang paling tulus, atma mu butuh tempat. Di dengarkan, layaknya kamu mendengarkan keluh kesah orang lain. Di pahami, layaknya kamu memahami sifat orang lain. Atma butuh itu, bahkan l...