sepuluh

8 2 0
                                    

Seminggu sebelum pengambilan sumpah di lakukan, Alif masih saja berkeliaran di rumah sakit ini. Ia masih menjalani serentetan kegiatan koas walau dokter Bayu sudah membebas tugaskan nya. Ia masih ingin bersama Aldo dan rekan rekan lain nya.

"Dibilang gak usah masuk malah masuk aja nih orang. Lo itu keras kepala banget sih Al." Ucap Aldo kesal

"Iyaa, buat kita kesel aja tau gak"

"Kesel Napa Lo?" Tanya alif

"Yah kesel lah Lo dah duluan di sumpah. Kan gak adil gitu, kita masuk nya sama sama malah Lo duluan yang di sumpah."

"Iyaa, atau jangan jangan Lo nyogok dokter Bayu yah biar di ACC tuh semuanya" ucap Roy yang berbadan besar

Alif berdecak kesal dengan pemikiran teman teman perjuangan nya ini. Ia menatap galak mereka semua satu persatu.

"Ehh gentong Aer, dri mana cerita nya Alif nyogok? Lo kagak tau motor dia aja motor butut gitu, baju dia aja baju koyak. Duit dri Mane"

Alif terkekeh kecil dan mengangguk ringan. Aldo ikut nimbrung dan menepuk pundak kiri Alif, tangan kanannya merangkul mesra Alif dan tersenyum manis. Alif sungguh jijik melihat Aldo sebegitu nya. Di depan temen kaosnya

"Sohib gue ini bukan nyogok. Gak ada uang lah dia segitu banyak nyogok. Kita semua tau sendiri kan diantara kita semua nya ini nih, yang sering ngutang siapa?"

"Alif!" Ucap mereka lantang

"Yang sering motornya mogok siapa?"

"Alif!" Ucap mereka kompak

"Yang sering nyerobot makanan Lo semua siapa?"

"Alif"ucap mereka kompak

"Yang sering ngibulin Lo siapa?"

"Alif"ucap mereka kompak

"Yang sering teriak traktir makan Lo pada waktu mau kantin sapa?"

"Alif!" Ucap mereka kompak

"Tapi bayar sendiri akhirnya!"

Semua tertawa terbahak bahak mengingat lagi kenangan saat di kampus. Saat semua hal bisa mereka rasakan. Sakit di tolak atau bahkan dimaki dosen. Di kata katain. Tapi semua itu gak ada apa apa nya saat dokter di rumah sakit ini berkata. Sangat menyakiti hati.

Mereka semua juga sadar, mental adalah tempaan dasar bagi seorang dokter untuk mendapatkan hasil yang maksimal Sebagai seorang pengabdi masyarakat. Kesalahan kecil yang dilakukan sengaja atau tidak akan menghancurkan semua kepercayaan dan keyakinan banyak orang.

Padahal dokter adalah manusia biasa.  Kesalahan pasti melekat pada manusia. Namun karena di cap sebagai penyelamat, penyembuh. Maka semua hal itu hilang. Dokter bahkan sering sekali menerima makian umpatan kasar bahkan tak jarang pula di penjarakan karena keluarga pasien merasa tak puas pada kinerja dokter yang mereka anggap gagal menyelamatkan keluarga mereka.

Padahal sejujurnya, hati seorang dokter juga merasa terkoyak saat gagal menyembuhkan dan bahkan menyelamatkan nyawa pasien. Tak jarang dokter juga ada rasa trauma dan bahkan kekesalan karena tak bisa banyak melakukan hal apapun demi keselamatan pasien nya.

Namun sekali lagi, dokter bukan tuhan! Dokter bukan penentu nyawa seseorang. Dokter bukan penentu kesembuhan dan keselamatan seseorang. Yang dokter lakukan adalah memberikan penanganan yg terbaik yang mereka bisa demi terselamatkan nya sebuah nyawa. Yang Dokter lakukan adalah melakukan penanganan sesuai dengan disiplin ilmu dan prosedur yang berlaku di bidang medis.

Hembusan nafas panjang Aldo menyadarkan lamunan Alif. Ia melihat aldo tampak tak bersemangat hari ini. Senyum perih ia simpan sembari menunduk kan pandangan nya. Semua memang terasa berat saat ini.

RückkehrunruheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang