dua belas

10 1 0
                                    

"ehh buset, gilaa bener. Makan Lo sendiri udah kayak hajatan aja" ledek Aldo melihat begitu banyaknya makanan di meja saat ini

Aldo yang membawa nampan tampak bingung sendiri harus bagaimana meletakkan nampan berisi makanan nya jika melihat makanan Roy saja sudah memenuhi meja yang luas begini

"Kok gk duduk do"

"Liat nohh"

Alif membelalak melihat di depan nya Roy sudah santai memakan dengan lahap semua makanan nya. Semua di lahap nya satu persatu tanpa tertinggal

"Udah duduk di sini aja deh Al" ajak Aldo pada meja di samping persis meja Roy

Alif mengangguk dan meletakkan nampan makanan nya di sana, kemudian duduk. Ia mengangkat kedua tangan nya berdoa sebelum makan kemudian melahap makanannya sendiri. Sesekali di liriknya Aldo yang juga melakukan hal yang sama.

"Sih Roy kalau udah makan lupa sama kita Al, lihat deh sendirian disana nikmati makanan nya yang buanyaknnya minta ampun."

Alif melihat kemana arah pandang Aldo yang masih betah memandangi Roy. Ia terkekeh melihat anak gembul itu, pasalnya sejak beberapa bulan belakangan ini, Roy terus mengisi pertemanan mereka dengan tingkah nya yang gak jauh beda.

"Alhamdulillah!" Ucap Roy dengan senyuman khas nya

Aldo dan Alif hanya geleng geleng geleng kepala menyaksikan itu. Kemudian dalam diam melanjutkan makan nya.

"Lanjut dimana Lo internship nanti?" Tanya Aldo memecah keheningan

"Puskesmas Deket rumah Raka. Semoga aja dapat disana. Jdi gue bisa gampang lah nginep di rumah raka"

"Sesayang itu yah Lo sama dia Al"

Alif mengangguk "dia kuat di tinggal semua anggota keluarganya. Bahkan gue merasa dia akan jdi anak yang sukses di masa depan."

"Knapa Lo jdi yakin?"

"Semangat belajarnya do, ngalahin gue. Waktu itu dia tembus OSN nasional Tpi sayang karena giatnya belajar, dia sakit dan sekolahnya gagal membawa piala"

"Serius Lo?"

Alif mengangguk "tapi di tanya mau kuliah dia bilang mau kerja di pabrik atau di perusahaan gitu"

"Ob maksudnya?"

Alif mengangguk lagi, makanan nya sekarang tinggal sedikit, dilihatnya juga Aldo sudah selesai. Aldo meneguk minuman nya dan menatap Alif yang juga menatap nya.

"Dia gk mau ngerepotin Lo kali Al, soalnya kan SMA aja, dia yang ngebiayai Lo semua." Ucap Aldo

"Yah gak kenapa Napa dong do"

"Iyaa Lo bilang gak kenapa Napa. Dia nya gimana? Apa lgi Lo kan bukan siapa siapa dia. Abg bukan sodara bukan."

"Tapi kan do...."

"Tapi apa? Lo gak perlu melakukan sebegitu nya buat dia Al-"

"Lah emang kenapa?" Potong Alif dengan tatapan dingin

"Yah selain lo bukan siapa siapa dia, yang Sampek sekarang gue bingung itu alasan Lo buat bantu dia itu apa sih? Kasian Lo sama dia?"

"Kok kasian?"

"Abg nya copet? Dia mau morotin Lo jangan jangan"

"Bacot Lo!" Sekak Alif membuat Aldo terdiam. Alif sudah agak meninggikan nada suaranya pertanda Alif sudah dalam mode akan marah

"Lo tau kagak? Dia pernah dtang kerumah gue bilang gue gak perlu lgi biayain semua kehidupan nya. Biar dia berhenti sekolah dan ngehidupin dirinya sendiri."

RückkehrunruheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang