Bryan pov
Hari ini, waktunya bryan menjalankan rencananya. Ia hanya tinggal menunggu beberapa menit untuk memulai meeting dengan klient calon mertuanya itu. Ia harap akan mendapatkan sedikit keuntungan."tinggal 15 menit lagi bakal dimulai, kali ini gua bakal pastiin rencana gua berjalan dengan mulus" ucapnya dengan senyuman jahat
tapi, siapa klient nya? kok gua jadi penasaran gini. batin bryan
Sambil sesekali bryan memainkan ponsel nya, tak terasa sudah menunjukkan pukul 08.00 tepat. Artinya meeting sudah dimulai, tapi dimana klient nya? mengapa belum datang, sudah lama ia menunggu disini.
tok tok
"iya silahkan masuk" ucap bryan sambil memainkan ponsel nya
"maaf saya terlambat sedikit, apa bisa kita mulai sekarang pak?" ucap orang itu
Lalu bryan menaruh ponsel nya, dan mengangkat kepala nya tapi..
"b-bram?" kata bryan terkejut
"loh, kok lo ada disini?" tanya bram
"g-gua yang gantiin ayah nya bella"
"apa? gantiin ayah nya bella? kok bisa?"
"i-iya gantiin ayah nya bella"
"jadi, sebenernya gua masih ada hubungan saudara sama bella, ayah bella itu om gua bram" jelas bryan bohong
"tunggu, sejak kapan lo saudara sama bella? bukan nya malah lo mau nikah sama dia?"
mati gua, lagian kenapa bisa bram sih klient nya. batin bryan
"e-eh, intinya gua masih ada hubungan saudara sama mereka, ayah bella minta gua wakilin ini karna ada urusan mendadak jadi gua dateng. gua juga gatau kalo lo ada meeting sama ayah nya bella, lagian lo juga ga ada bilang sama gua" jelas bryan
kayanya ada yang di sembunyiin, gua harus hati hati sama dia. batin bram
"ya ya, terserah lah lo mau bilang apa gua bodo amat, yang jelas gua mau mulai meeting nya. ini ada kaitannya sama rencana pembangunan hotel" jawab bram sembari duduk
"jadi gini, kerja sama kita dengan perusahaan ayah nya bella gua harap bakal berjalan lancar, karna pembangunan nya juga sebentar lagi bakal di mulai, jadi gua mau yang terbaik."
"nah disini jadi gua mau bahas tentang pengiriman material dari perusahaan kita ke alamat pembangunan"
"jadi gua bakal kirim material ke sana itu sebanyak bla bla bla, dan nanti bakal di anter sama supir kita."
"lo udah dikasih tahu kan alamat pembangunan nya dimana?"
"iya, di jl mawar putih" jawab bryan
"nah bagus, kalo lo udah tau yaudah. jadi semakin banyak material yang mereka pesan buat pembangunan, lebih banyak lagi keuntungan yang kita dapat dari kerja sama ini. bukan itu aja, hotel yang di bangun juga dapet banyak keuntungan, karna disitu tempat nya strategis jadi bagus."
"disini kita bakal dapet keuntungan yang sama, jadi gua mau lo juga ikut bantu dalam kerja sama ini, ngerti kan?"
"iya gua ngerti, masalah pengiriman material biar gua aja yang urus." kata bryan
"oke, lo kasih tahu aja alamatnya sama supir nya, nanti dia yang anter barangnya."
"yaudah kalo gitu, gua anggap meeting nya selesai, lo juga udah paham jadi gua ga perlu jelasin lebih panjang lagi"
"gua balik dulu, inget lo harus serius jangan main main" tegas bram
Sedangkan bryan hanya diam tak menjawab. Rasanya ia mulai takut kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Relationship
Teen FictionJarak yang jauh membuat mereka semakin banyak mendapat tantangan. Jika memang benar bahwa cinta tidak harus melihat dari status sosial. Mungkinkah ayah bella akan menerima Al yang status nya hanya sebagai kurir? Apakah Al bisa terus bertahan denga...