「1」

2.5K 222 2
                                    

Jemari kurus itu mengusap pelan bingkai yang terbuat dari kayu tersebut. Sebuah foto sepasang kekasih yang tengah berpelukan sembari mengukir senyuman mereka.

Winwin berulang kali mengukir senyumnya ketika matanya menatap foto dirinya dan sang kekasih—yuta yang saat ini, akan tiba dari perjalanannya di Spanyol seminggu yang lalu.

Tangannya menaruh bingkai tersebut ketika mendengar bunyi mobil yang sepertinya terparkir didepan rumahnya. Segera winwin bangkit dan membuka pintu kamarnya; dan melihat ayahnya telah berdiri didepannya. Sepertinya sang ayah hendak masuk menemuinya.

"Apa itu yuta?" Tanya winwin dengan wajah berbinar; menanyakan pemilik mobil yang sedang terparkir didepan rumahnya.

Ayahnya—jongdae hanya menggelengkan kepalanya dengan wajah muram. Pria paruh baya itu mengusap lembut surai winwin ketika melihat perubahan pada wajah putranya. Ia membawa winwin ke dalam pelukannya guna menenangkan putra sulungnya itu.

"Tapi yuta bilang... Dia akan tiba malam ini." ucap winwin lirih, ia mendongakkan kepalanya guna menatap sang ayah.

Sedetik kemudian wajah jongdae berubah. Pria paruh baya itu terkekeh sembari mengacak surai winwin berulang kali. Membuat winwin bingung dengan sedikit memiringkan kepalanya.

"Kenapa ayah tertawa?!" Gerutu winwin sembari mengerutkan dahinya, terlihat sangat lucu.

"Ayah hanya bercanda." balas jongdae dengan mengecup pelan dahi putranya.

"Pergilah... Yutamu telah menunggu diluar." jongdae melepaskan pelukannya, lalu mengarahkan tangan kanannya kearah pintu; menyuruh winwin untuk menemui kekasihnya.

Wajah manisnya kembali berseri, dengan semangat winwin berlari keluar rumah. Diluar rumah, kekasihnya—yuta, tengah bersender di mobil bagian depannya sembari mengukir senyumnya. Ia membuka topi baretnya lalu melangkah menghampiri winwin.

Yuta mengangkat tubuh kurus itu lalu memutarnya berulang kali, membuat winwin memekik pelan sembari memukul pelan lengan kekasihnya berulang kali; meminta yuta untuk menurunkan tubuhnya.

"Aku merindukanmu.." Ucap winwin setelah yuta menurunkannya. Ia mengalungkan kedua tangannya pada leher milik kekasihnya, menatap yuta dengan berkaca kaca.

"Mhm... Aku juga." balas yuta seraya melingkarkan tangannya pada pinggul ramping tersebut; ia mendekatkan wajahnya dengan wajah winwin, mengecup bibir cherry tersebut berulang kali. Yuta menangkup wajah winwin, mengusap airmata yang mulai jatuh melalui pipi kekasihnya itu.

"Kenapa hm? Bukankah aku sudah kembali?" Yuta menatap sayu kedua mata cantik milik kekasihnya.

Winwin melepaskan pelukannya pada leher yuta, tangannya beralih menyentuh coat hitam yang dipakai oleh kekasihnya itu sembari memainkan ujungnya.

"Ayah sempat mengerjaiku sebelum aku menemuimu. Dia mengatakan kalau kau belum datang." ucap winwin dengan sedikit memajukan bibirnya, raut wajahnya terlihat kesal.

"Lalu?" Tanya yuta seraya menggenggam tangan winwin yang tengah memainkan coat miliknya.

"Aku hampir menangis. Aku kira... Yang diucapkan ayah benar." winwin kembali menatap yuta yang kini menautkan jemarinya pada jemari miliknya.

Yuta hanya terkekeh mendengarnya. Membuat winwin mengerutkan alisnya, ia kesal. Dimana letak lucunya?

"Kenapa kau tertawa huh?!" Winwin marah. Ia melepaskan tautan jemari yuta pada jemari miliknya. Ia juga sedikit mundur beberapa langkah karena kesal dengan kekasihnya.

"Karena aku yang menyuruh ayahmu melakukannya." yuta kembali terkekeh. Ia mencoba menarik winwin kembali ke dalam pelukannya, namun gagal.

"Jangan sentuh!" Winwin menepis tangan yuta yang mencoba memeluknya.

"Kenapa kau tetap memelukku?!" Bentak winwin ketika tangan yuta mulai melingkari pinggul rampingnya.

"Karena aku mencintaimu?"

Pandangan winwin mengarah kebawah. Ia merasa kedua pipinya mulai memanas, ia yakin jika pipinya terlihat seperti kepiting rebus saat ini. Bagaimana tidak? Yuta menempelkan hidungnya pada hidung miliknya, menatap dirinya dengan lekat sembari menunjukkan healing smile nya. 

"Nah, tuan cantik... Aku mulai kedinginan." ucap yuta terkekeh ketika ia menjauhkan wajahnya dari wajah milik kekasihnya.

"Bisakah kau membawaku masuk hm?"

Winwin mengangguk pelan. Sial sekali, rona merah itu semakin bertambah ketika menyadari ayahnya memantau dirinya dan yuta dari dalam rumahnya.

.

.

.

TBC

Ini baru permulaan, makanya pendek. Chap depan panjang kok.

Wish •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang