Winwin berjalan menuju penginapannya sembari bersenandung kecil. Sudah dua hari semenjak kepulangan yuta dari spanyol, dan hari ini winwin akan menemui kekasihnya itu—merengek padanya bahwa ia ingin berjalan jalan.
Hubungannya dan yuta sudah berjalan selama empat bulan, dan selama empat bulan itu yuta tak pernah mengajaknya pergi jalan jalan—untuk menonton di bioskop saja pria itu tidak sempat. Kekasihnya terlalu sibuk berkeliling di beberapa negara, tentu saja ia melakukan profesinya yang sebagai pelukis.
Tanpa mengetuk terlebih dahulu, winwin masuk ke dalam penginapan seraya matanya yang melihat ke berbagai sisi ruangan; mencari keberadaan yuta.
"Dimana dia?" Gumamnya saat mencari yuta di ruang tengah. Kekasihnya itu tak ada, bahkan asbak yang terletak diatas meja begitu bersih, tak ada bekas rokok disana.
Winwin memutuskan untuk mencarinya di kamar, siapa tau kekasihnya itu masih tertidur. Benar saja, winwin menemukannya, tapi saat ini yuta dalam keadaan bangun. Pria itu tengah memasukkan baju bajunya ke dalam koper—ia tengah berkemas.
"Kau mau kemana?" Winwin bersender pada pintu coklat itu seraya melipat kedua tangannya di dada. Alisnya mengernyit melihat kegiatan kekasihnya.
"Pulang ke jepang." jawab yuta seraya menghentikkan kegiatan berkemasnya; untuk menatap winwin sebentar, lalu kembali memasukkan baju terakhirnya ke dalam koper.
Raut wajah winwin berubah, ia terkejut. Perlahan ia mendekati yuta, memasang raut tanda tanya di wajahnya. Winwin tak tau apa yang harus ia katakan, baginya ini terlalu mendadak. Yuta baru saja kembali dari spanyol, kekasihnya itu bahkan belum sempat menghabiskan waktu bersamanya.
"Bisa kau jelaskan kenapa kau pulang ke tanah kelahiranmu?" Tanya winwin dengan mata yang berkaca kaca, suaranya terdengar lirih.
Yuta menghela nafas panjang, ia mengabaikan kopernya yang masih terbuka, menghampiri winwin yang sepertinya akan menangis. Perlahan yuta memeluk tubuh kurus itu, memberi beberapa kecupan lembut pada kening kekasihnya untuk menenangkannya.
"Aku mendapat pesan dari ayah.. Dia mengatakan akan ada pameran lukisan disana." ucap yuta seraya mengusap lembut surai milik kekasihnya.
"Jadi aku memutuskan untuk kembali melukis dan memamerkan lukisanku disana." lanjutnya.
Winwin memalingkan wajahnya ke samping, ia menangis. Demi tuhan, yuta baru saja kembali, dan kekasihnya itu ingin terbang lagi—ke tempat kelahirannya. Mereka hanya menghabiskan waktu sebentar sebelumnya, winwin ingin bersama yuta untuk waktu yang lebih lama lagi.
"Kau.. Baru saja tiba.." Winwin kembali menatap yuta, dengan airmata yang telah memenuhi wajahnya. Suaranya bergetar menahan tangis.
"Apa kau tidak bisa membatalkannya? Kita baru saja bertemu." ucap winwin; penuh harap.
Hanya gelengan kecil yang didapat winwin. Airmata kembali turun melalui wajah manisnya. Yuta yang tak tahan melihat kekasihnya menangis—mengusap airmata tersebut. Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah winwin, lalu menatap mata sembab itu.
"Aku berjanji.."
"Setelah ini, aku akan mengajakmu jalan jalan. Kita akan berkeliling di beberapa negara." ucap yuta sembari menangkup pipi winwin, tak lupa ia menunjukkan senyumnya.
Otomatis winwin ikut tersenyum, lalu mengangguk pelan. Ia percaya dengan ucapan kekasihnya—sangat percaya.
---
Rasanya winwin malas untuk bangun pagi. Malam sebelumnya, ia berharap pada tuhan; bahwa hari esok tak akan pernah datang. Sehingga ia dan yuta tak berpisah kembali.
Malam sebelumnya, ia habiskan bersama yuta dengan menonton di bioskop. Bahkan, jongdae—ayahnya, mengijinkan yuta untuk menginap sekali lagi di rumahnya. Dan lebih menyenangkan lagi bagi winwin, ayahnya membiarkan yuta tidur bersamanya, dengan syarat; yuta tau batasannya.
Dan pagi ini, sangat berat bagi winwin untuk melepas kekasihnya. Ia dan ayahnya telah berada di penginapan, mereka membantu yuta untuk membawa barangnya ke dalam mobil.
"Kau harus menepati janjimu.." Ucap winwin saat yuta berdiri di hadapannya.
"Bagaimana jika tidak?" Canda yuta sembari terkekeh. Tak lama ia mengaduh karena mendapat pukulan keras di dadanya.
"Maka jangan pernah temui aku lagi." balas winwin dengan mendorong pelan tubuh yuta.
Yuta kembali terkekeh. Ia menarik pinggul ramping itu, lalu membawa tubuh kurus itu ke dalam pelukannya. Sebuah ciuman singkat yuta berikan pada bibir cherry milik winwin.
"Tunggulah dua minggu lagi.." Ucapnya seraya kembali mencium bibir tersebut—lebih lama dari sebelumnya.
Winwin mengangguk pelan. Mulai nanti, ia kembali merindukan pelukan hangat yang yuta berikan padanya, kembali lagi ia hanya bisa menatap fotonya bersama yuta didalam kamarnya.
"Kembalilah tanpa membawa noda merah di lehermu." ucap winwin saat ia mengantarkan yuta untuk masuk ke dalam mobil.
"Baiklah." balasnya seraya mengacungkan jempolnya pada winwin.
Setelah mobil yang membawa yuta pergi, raut wajah winwin kembali muram—raut yang sama saat ia melepas yuta ke spanyol hari itu.
"Aku harap setelah ini kau terus bersamaku." gumamnya lirih.
Itulah harapan winwin, ia tak tahan terus menerus ditinggal seperti ini. Terlebih, yuta pergi dengan waktu yang cukup lama baginya. Harapan lainnya; ia tak ingin saat yuta tiba di jepang, kekasihnya itu berpaling darinya.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish •yuwin•
FanfictionSebuah harapan yang diucapkan keduanya agar bisa kembali bersama. BXB CONTENT! Don't like? Then don't read it!