7. KEBERUNTUNGAN

1K 125 13
                                    

Teriakan semua orang terhenti ketika pisau itu sudah menusuk ke perut seseorang. Wonwoo seakan tidak bisa berkedip ketika dia melihat siapa yang tertusuk. Bukan anak kecil itu, melainkan yang tertusuk adalah Jisoo yang sekarang sedang memegang pisau yang tertancap diperutnya.

Perlahan dengan sisa tenaganya dan sakit yang luar biasa, Jisoo mencabut pisau itu dari perutnya, sehingga darah berceceran di lantai. Jisoo memandang orang itu dengan tatapan tajam, orang itu hanya bersusah payah menelan salivanya dengan kasar karena takut.

"K-kau... kau ingin mem-bunuh anak k-kecil ini? Kenapa... kau s-sangat keji?" Tanya Jisoo dengan sisa tenaganya, kemudian dia menjatuhkan pisau itu yang membuat beberapa orang disana berteriak.

Karena tidak tahan lagi, tubuh Jisoo melemah dan kehilangan keseimbangan, bersiap untuk jatuh. Jisoo sudah menutup kedua matanya, setidaknya dia sudah berhasil menyelamatkan anak tidak bersalah itu.

Namun, Jisoo kembali membuka matanya ketika dirasa tubuhnya tidak terjatuh kelantai. Jisoo terkejut ketika melihat Wonwoo sedang menahan tubuhnya sehingga dia tidak terjatuh.

Kemudian perlahan Wonwoo duduk dilantai dan menyandarkan kepala Jisoo didadanya. Jisoo perlahan tersenyum, rasanya sangat bahagia karena dia akhirnya bisa menyandarkan kepalanya didada milik Wonwoo. Ternyata kebaikannya sekarang telah memberi keberuntungan untuknya.

Beberapa bodyguard yang ada disana langsung menangkap orang itu dan menahannya, ada juga yang memanggil polisi agar segera datang.

"W-wonwoo..." ucap Jisoo lemah sambil berusaha mempertahankan kesadarannya.

"Tidak usah banyak bicara. Ah eomma, aku akan langsung mengantarkannya ke rumah sakit yang berada didekat sini, eomma dan appa bisa menyusul kan? Dengan naik taksi atau apa saja? Aku harus membawa Jisoo lebih dulu, ini keadaan darurat" Sela Wonwoo.

Jeonghan dan Seungcheol langsung menganggukan kepalanya, lalu Wonwoo langsung menggendong Jisoo dan membawanya keluar ruangan itu menuju ke parkiran. Untunglah kunci mobilnya selalu Wonwoo letakan dikantongnya.

"Won- woo...." panggil Jisoo dengan lemah.

Tidak ada jawaban dari Wonwoo yang masih sibuk berlari sambil menggendongnya.

"W-wonwoo... apa k-kau tidak lelah m-menggendongku seperti ini?"

"Kau masih mementingkan hal itu disaat seperti ini?! Dasar bodoh!" Karena kesal, akhirnya Wonwoo merespon perkataan Jisoo.

"Wonh-wooh.... aku mencintaimu..."

"Tutup mulutmu bodoh! Sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengatakan hal itu!" Lagi-lagi Wonwoo menaikkan nada bicaranya sambil terus berlari lebih cepat dari biasanya, dan Jisoo tersenyum.

Merasa matanya semakin berat, dan juga rasa sakit diperutnya semakin bertambah, perlahan Jisoo menutup kedua matanya.

Mendengar Jisoo sudah tidak berbicara lagi, Wonwoo perlahan memandang ke arah Jisoo dan betapa terkejutnya dia melihat Jisoo sudah tidak sadarkan diri.

"Hei Jisoo! Aku menyuruhmu menutup mulutmu! Bukan menutup matamu! Hei!! Buka matamu! HEI!! JISOO!!" Teriak Wonwoo. Namun usahanya sia-sia karena Jisoo tidak menjawabnya, Wonwoo semakin mempercepat larinya, hingga akhirnya dia pun sampai di depan mobilnya.

Dengan mengerahkan seluruh tenaganya, satu tangan Wonwoo berusaha untuk menekan tombol yang membuka kunci pintu mobilnya, untunglah dia berhasil. Wonwoo langsung memasukkan Jisoo kedalam mobil, kemudian dia bergegas berlari ke kursi pengemudi.

Dengan buru-buru Wonwoo memasukkan kunci mobilnya, lalu menyalakannya dan segera keluar dari parkiran, menuju ke rumah sakit dengan kecepatan tinggi diatas rata-rata. Sebenarnya Wonwoo merasakan perasaan aneh yang bergejolak hebat dalam dirinya.

Proof Of My Love For You (Wonshua)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang