05 • My Best Sensei

1.3K 564 439
                                    

Happy Reading





Author POV

Pagi yang suram bagi seorang Aldo Adhitama.

"Al, napa lo dari tadi diem aja? Nyawa lo masih ketinggal di kasur ya?" ledek Dion yang baru saja masuk kelas.

Aldo menggeleng. "Kalau nyawaku masih di kasur yang sekarang di hadapan kamu ini siapa? Hantu?"

Dion tergelak ketika Aldo bicara formal dengan wajah masamnya.

"Ketawamu tidak ada bedanya dengan ringikan keledai," sungut Aldo kesal.

"Bodo amat, suara jelek-jelek gini masih bisa narik cewek," ujar Dion bangga.

"Cuma cewek yang matanya kelilipan tai ayam yang tertarik sama lo," sahut Ziyi seraya menutup novelnya.

"Eeh ... gitu ya. Lagi ngomongin diri sendiri nih?" sindir Dion dengan senyum jahilnya.

Mendengar ucapan Dion membuat pipi Ziyi muncul semburat kemerahan.

"Ziyi, pipi kamu merah. Demam ya?" ucap Aldo sambil menangkup kedua pipi Ziyi.

"Tidak panas, tapi kenapa semakin merah," lanjutnya.

"Hahaha, astaga Aldo lo tuh polos atau bego, dia nggak demam tapi malu," balas Dion dengan tawa yang menggelegar.

"Kamu malu kenapa?" tanya Aldo pada Ziyi.

"Bukan urusa-" ucapan Ziyi dipotong Dion.

"Jadi gini Al ceritanya, dulu waktu masih MOS gue kan diajak main basket tuh sama kakel, terus ada cewek yang teriakin nama gue. Dan lo tau gak cewek itu ngucapin pujian sebajibun ke gue yang paling lucu lagi cewek itu nganggep gue kakelnya," ucap Dion sambil menaik turunkan alisnya bermaksud menggoda Ziyi.

Dan Ziyi sendiri, wajahnya sudah tertutup awan mendung.

"Satu lagi nih gadis itu akhirnya sekelas sama gue." Dion mengakhiri ceritanya dengan tawa lantang karena puas melihat wajah kesal milik Ziyi.

"Siapa gadis itu?" tanya Aldo polos.

"Hah! Lo masih kagak ngerti orangnya?" pekik Dion.

Aldo hanya menggeleng.

"Udah gausah di bahas! Gausah diinget lagi napa! Cukup pelajaran sejarah aja yang ungkit-ungkit masalalu cerita kita gak perlu!" ucap Ziyi dengan wajah cemberut.

"Kita? Apa kalian pernah ada hubungan?" Lagi-lagi pertanyaan bodoh Aldo lontarkan.

Bluushh. Pipi Ziyi yang sudah normal kini kembali memerah.

"Pipi kamu merah lagi, berarti kamu sedang malu ya," tebak Aldo.

Plak.

Tabokan dari Ziyi mendarat mulus di punggung Aldo dan sang empunya hanya meringis.

Ziyi. "Gue ngambek sama lo!"

"Baru kali ini aku dengar orang ngambek tapi bilang dulu." Setelah Aldo berkata demikian Ziyi segera bangkit dari kursi dan meminta Dion untuk bertukar bangku.

"Padahal tadi Dion yang menggodamu tapi kenapa aku yang dapat impasnya," gerutu Aldo.

Pembicaraan garing itu tanpa sadar membuat Aldo melupakan beban pikirannya yaitu takut jika mendengar pengeras suara mengumumkan nama kelasnya untuk masuk ruang BK.

Braak.

"HOEEE GUYSS GUE DAPET INFO BARU!" seru Salsa si tukang liput berita.

"Kabar apaan?"

My Perfect Class [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang