02 • Second Family

2K 879 1K
                                    

Happy Reading :)





Author POV

"Gue harap lo bisa berdatapsi dengan habitat makhluk semacam mereka secepatnya. Oke gue mulai kenalin anak manusia ini dari dia."

Dion yang duduk di samping Aldo mulai menunjuk satu per satu siswa yang sudah sibuk dengan dunianya.

"Di sana kumpulan anak gamers. Didi, Bagas, Putra, Rizki dan Toni. Kumpulan Anak manusia yang mulutnya kayak raper itu Elsy, Ana dan Hima, mereka fans K-Popok-" Penjelasan Dion terpotong saat seorang gadis dengan suara cempreng menyahut.

"Heh, Dion! Ngomong apa lo barusan! Kalo ngajak ribut maju sini! Jangan main belakang kayak kentut!" Itu suara Hima, gadis dengan rambut kuncir kuda yang sudah melipat lengan bajunya seakan siap untuk tempur.

Dion hanya menggelengkan kepala lalu melanjutkan penjelasannya. "Mereka penggila Korea dan yang di depan mereka tuh, Rio, Adi dan Lia. Mereka wibu garis keras. Sekali lo ngehina animenya, bisa-bisa seharian telinga lo dengerin ceramahnya."

"Aku lihat mereka seperti sedang berdebat," ucap Aldo menyuarakan pendapatnya.

"Mereka berenam nggak pernah akur, sama-sama berjuang buat ngebela kesukaannya. Dua ekor yang sejak tadi ngadepin komputer itu Arga dan Rega, mereka tuh hacker. Apa aja bisa mereka lakuin. Kumpulan cewek yang dari tadi goyang uget-uget tuh Tia, Lani, Salsa dan Febi. Lo pasti tau mereka ngapain."

"Kayak main tik-tok ya," tebak Aldo.

"Yups, lo bener. Dan yang terakhir Ziyi, dia tuh kalo udah ngadep buku udah kayak mayat aja. Soalnya sekeras apapun lo ngomong dia gak bakal terganggu. Okelah, semua udah gue kenalin jangan sungkan ngajak mereka ngobrol. Mereka emang sok sibuk, tapi gue yakin mereka cukup ramah."

"Terima kasih Dion, jika ada yang tidak ku mengerti aku harap kamu mau membantu. Emm, aku duduk di mana?" tanya Aldo sambil menolehkan kepala ke kanan kiri.

"Ziyi bangku sendiri, kalo lo gak keberatan duduk sama cewek lo bisa di sana. Bangku gue di depan lo kok," ucap Dion sambil menunjuk bangku yang satunya telah di duduki seorang gadis.

Aldo melangkah untuk mendekati bangkunya, di sana ada Ziyi yang sedang membaca novel. Benar kata Dion gadis itu seperti mayat saat membaca karena saking diamnya.

"Permisi, aku duduk di sebelahmu ya," ujar Aldo dan Ziyi masih menutup mulut dan tetap pada posisinya.

Dengan perlahan Aldo mendudukkan diri di sana, dia menolehkan kepala ke kanan bermaksud untuk memulai obrolan sesuai pesan Dion. "Aku-" ucapannya terpotong.

"Gue udah tau nama lo Aldo, 'kan? Dan lo udah tau nama gue Ziyi jadi gausah kenalan lagi itu disebut pemborosan suara. Inget materi tentang Kalimat Hemat dimapel Bahasa Indonesia." Mulut Aldo terbuka saat mendengar bagaimana gadis itu merespon.

Aldo hanya bisa tersenyum kikuk karena tidak tau harus berkata apa lagi. Jadi dia memutuskan untuk mengambil novel yang tadi sempat dibacanya. Gerakan Aldo yang mulai membuka novel tertangkap oleh netra Ziyi, gadis itu menutup novelnya dan menghadap Aldo.

"Lo suka literasi?" tanya Ziyi dan Aldo mengangguk.

"Mending lo ikut ekstrakulikuler sastra, gue yakin lo belum masuk ekskul apapun," tawar Ziyi.

"Memangnya di sini wajib mengikuti ekskul?" tanya Aldo.

Ziyi. "Ya nggak sih, tapi anak di sini pada ikut ekskul semua. Udah lo ikut itu aja lagian gue juga ikut ekskul itu."

"Baiklah," jawab Aldo menyetujui.

Sebenarnya dia tidak ingin untuk mengikuti kegiatan apapun karena dia tidak memiliki ketertarikan pada kegiatan sekolah kecuali yang berhubungan dengan pelajaran.

My Perfect Class [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang