○putih_seniaraga
Seniaraga's cafe
❤ 💬○Disukai oleh @seniaraga_real dan 11.467 lainnya
putih_seniaraga Tuhan selalu memiliki rencana lain, dibalik kesengsaraan makhluknya:)
Sedikit cuplikan hehe☝ Happy reading semuaa...
***
Gadis berambut pendek setengkuk leher tersebut seketika menarik taplak nakas mengakibatkan cangkir yang dipajang itu terjatuh begitu saja.Prang!
Bunyinya sangat nyaring hingga mengundang seluruh anggota keluarga sampai belasan ART pun ikut menimbrung. Menyaksikan dua gadis bersaudara sepupu itu saling berhadapan.
"Malu-maluin keluarga aja lo. Anak gadis baru pulang jam segini. Dasar jalang!" Ujar Megan---adik sepupunya yang menginjak masa SMA kelas 10 sepertinya.
"Gue bukan jalang! Kalo ngomong intropeksi diri dulu kali," Balas Putih mencibir.
Megan melotot lalu jari telunjuknya menunjuk wajah Putih, "Elo yang jalang!"
"Hei!" Suara serak itu menghentikan aksi tuduh-menuduh tersebut. Satu pria paruh baya dengan kursi roda dibantu didorong oleh bodyguardnya. Tetap memakai setelan jas, walau dengan kursi roda. Ciri khas seorang Heri Seniaraga. Tetua keluarga Seniaraga saat ini setelah buyut Putih meninggal dunia, dan posisinya digantikan Kakek Heri.
"Kenapa kalian?" Tanya Kakek Heri setelah sampai ditengah-tengah.
"Kek, Putih baru pulang sekolah. Liat deh, mana ada anak gadis pulang jam tujuh malam? Jalang!" Ujar Megan sinis. Putih memutar bola matanya jengah.
"Kenapa sepatu kamu basah, Put?" Tanya Kakek Heri melihat sepatu abu-abu tersebut basah.
"Putih kehujanan, dan harus nunggu angkot abis magrib. Putih udah nunggu Pak Sumi, tapi nggak dateng-dateng," Gerutu Putih menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
"Pak Sumi nganter Tante Melsiy ke butik. Sorry ya, Putih," ujar Melsiy---adik kandung Ayah Putih.
Putih mengabaikannya, ia tahu itu disengaja. Terlihat dari senyum miring Melsiy yang mengerikan.
"Putih, lo beli hoodie? Semaleman gue cari tuh hoodie nggak dapet dapet! Gila lo beruntung banget bisa dapet!" Ujar Ares histeris dari balik Melsiy.
Pemuda berumur 14 tahun itu mendekati Putih.
"Gue boleh pinjem?"
"Nggak, Res. Lo beli sendiri aja," ujar Putih matanya beralih pada Kakek Heri. Ares tersenyum kecut.
"Putih, pelit banget sih. Sama sepupu aja perhitungan!" Ujar Melsiy selaku ibu dari Ares.
"Kalo ini punya Putih, pasti Putih pinjemin, Res. Masalahnya, ini punya temen Putih," Ujar Putih mencoba sabar menangani anggota keluarganya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqbal dan Putih Abu Abu
Teen FictionMenceritakan pemuda bernama Iqbal Putra Angkasa yang sangat sulit dideksripsikan kepribadiannya. Abu-abu. Semuanya serba abu-abu. Dari mulai masa lalu hidup yang kelam, keluarga, dan jati dirinya. Semuanya bisa berubah selagi berjalannya waktu. Se...