•Bagian Enam•

23 3 0
                                    

Happy Reading!

***

Putih merebahkan badannya pada kasur empuk kingsize aroma strawberry yang sudah disiapkan Mbak Sri setiap malam.

Gadis itu baru saja pulang sekolah. Beruntungnya, sopirnya sempat menjemput tanpa ada Melsiy karena perempuan itu tengah dirumah. Lagi, Megan sedang menjalankan pemotretan majalah. Membuat Putih teramat senang hari ini.

Tok Tok

"Masuk aja," Ucap Putih saat mendengar ketukan pintunya. Pintu putih berukuran besar itu terbuka, menampilkan gadis berambut sebahu berpakaian piyama masuk kedalam kamarnya.

"Kenapa Kak Sarah?"

Sarah menggeleng, "Gabut, mau ngobrol aja,"

Sarah mendekati tempat tidur itu, lalu berbaring disana. "Masih mau nyamperin Tante Zeina?"

Putih mengangguk antusias, "Iya dong! Dua bulan aku gak ketemu Mama."

"Iya bener. Selagi Tante Zeina masih ada," lirih Sarah. Putih tersenyum, menebak isi pikiran Sarah saat ini.

"Gimana?" Tanya Sarah lalu duduk bersila tepat dihadapan Putih.

"Gimana apanya?" Tanya Putih mengerutkan keningnya.

"Doi lah!" ujar Sarah seraya terkekeh membuat Putih mendelik.

"Masih sama Tuan Angkasa?" Putih mengangguk pelan.

"Giliran gue cuek, dianya malah kayak magnet. Seolah ketarik terus! Aneh kan?" Sarah tertawa mendengarnya.

"Hebat banget ya takdir. Pas lagi suka-sukanya, jadi penyuka diam-diam dianya gak peka. Pas lo cuek, dianya ketarik gimana?"

"Iya! Dua bulan gue suka dia, terus dia gak peka, gue mundur. Pas gue mode move on, ketemu lagi, eh jadi gini deh." Putih memutar bola matanya malas.

"Wait, artinya lo masih suka dia?"

Putih berpikir keras, lalu menggeleng, "Udah enggak kayaknya."

"Terus, lo mau gimana?"

"Yah....biasa aja. Temen aja gak masalah," ujar Putih santai. Sarah mengangguk-angguk paham.

"Hati hati CLBK," ujar Sarah mengejek seraya tertawa.

"Ogah! Jadi, nih ya. Gue sekarang mikir, 'Tuan Angkasa yang gue puja-puja dulu sekarang berasa ngeselin banget!'" ujar Putih sembari mengepalkan tangannya kuat membuat Sarah kembali tertawa.

"Btw, serius cuman gue doang yang tau kalo lo pernah suka sama dia?"

"Iya, lo doang,"

Sarah mengangguk-anggukan kepalanya lagi.

"Oh iya, hari minggu, Kakek ada pertemuan kepala keluarga kolongmerat se-Jakarta. Lo ikut ya, Put," ujar Sarah.

Putih memutar bola matanya malas, "Lo ikut Kak?"

"Semuanya ngikut kaleee!" Putih semakin malas. Beginilah keluarganya, setiap ada acara atau ivent tentang apapun itu yang menyangkut Kakeknya---yang berarti menyangkut seluruh anggota keluarga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Iqbal dan Putih Abu AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang