PT. 4

3.4K 107 4
                                    

JANGAN LUPA VOMENT YA MY

HAPPY READING


Soohyun menggeliat pelan dalam tidurnya, merasa tubuhnya terasa lebih berat dari biasanya.

Ya, wanita itu baru saja tertidur dua jam yang lalu, mengingat permainan yang diminta oleh Taehyung seakan tak ada habisnya.

Ia merasakan ada lengan hangat yang menggelayut pada pinggangnya. Kedua matanya mulai terbuka, masih tampak sayu. Ia menoleh kesamping dan menemukan wajah damai pria yang tertidur disampingnya.

Sudut bibir Soohyun tertarik sempurna, kembali teringat dengan malam panas yang baru saja mereka lalui. Entah berapa kali pria itu mengganti kondomnya yang terasa penuh dan anehnya, Soohyun tidak merasa jenuh melayaninya.

“Wajahnya tampak damai.” gumamnya serak.

Wanita itu merapatkan bibirnya saat merasa gerakan pelan dari pria itu. Taehyung menggeliat dalam tidurnya, menarik tubuh Soohyun semakin merapat padanya.

Wanita itu tersenyum kecil merasakan pelukan hangat pria itu. Masih sama, terlalu protektif. Dan lagi-lagi, wanita itu sama sekali tidak keberatan.

Soohyun selalu merasa jenuh dan bosan pada setiap pelanggannya jika meminta percintaan lebih dari tiga kali. Namun malam ini, Kim Taehyung sama sekali tidak meminta dan hanya melakukan apa yang ia inginkan pada tubuhnya. Dan itu ia lakukan lebih dari enam kali.

“Ya Tuhan,” gumam
Soohyun setengah memekik ketika melirik jam dinding, “Sudah pukul sembilan pagi?”

Soohyun berusaha menyingkirkan lengan Taehyung yang masih memeluknya erat. Dengan hati-hati tanpa ingin membangunkan pria itu, ia merangkak turun dari ranjang. Mengutupi pakaiannya yang berserakan di lantai.

Setelah berpakaian lengkap dan memperhatikan penampilannya, ia meraih tas tangannya dan melirik Taehyung yang masih tertidur pulas. ”Semoga harimu indah.” Ucapnya pelan sebelum pergi meninggalkan kamar itu.

Senyuman Soohyun tak berhenti terkembang, ia melenggang dengan santai seakan tak memiliki beban apapun lagi diatas punggungnya. Wanita itu mulai membayangkan kehidupan normalnya setelah ini di rumah sederhana miliknya dan adik perempuannya, Jung Yoonji.

Selama ini, ia memang selalu bekerja demi Yoonji yang sedang melangsungkan sekolahnya. Bahkan gadis itu sedang mengurus pendidikannya di salah satu Universitas terkemuka dinegara itu. Yoonji tinggal bersama seorang wanita bernama Yuna.

Yuna adalah bibi dari keduanya. Wanita bertubuh gempal itu tinggal dirumah Soohyun untuk menjaga Yoonji selama ia bekerja. Sayangnya, suami dari wanita baik itu membuat masalah beberapa bulan yang lalu. Surat tanah rumah Soohyun  ia gadaikan demi kesenangan hidupnya dan setelah itu ia pergi melarikan diri.

Yuna merasa sangat malu atas kelakuan suaminya, namun Soohyun sama sekali tak ingin menyalahkannya. Yuna sudah terlalu baik padanya dan juga Yoonji.

Oleh karena itu ia lebih memilih menebus surat tanah itu pada seorang rentenir. Angkanya tidaklah kecil, 70.000 Won. Hingga Soohyun harus mempekerjakan tubuhnya sedemikian rupa demi mengumpulkan uang sebanyak itu.
Belum lagi ia harus mencukupi kebutuhan hidup dan pendidikan adik perempuannya.

“Semuanya akan segera selesai setelah ini.” Desahnya gembira.

Soohyun merogoh tasnya saat merasa ada getaran dari sana, ia menatap layar ponselnya yang menampakkan nama si penelepon. Yoonji, “Hallo?”

“Kak, cepatlah pulang. Disini benar-benar kacau!” teriakan Yoonji membuat dahi Soohyun berkerut. Belum lagi ia sempat mendengar teriakan-teriakan dari sana.

“Yoonji, apa yang terjadi?” tanya Soohyun bingung.

“Jaehyun, paman Jaehyun datang dan mengacau.”

****


“Ya Tuhan apa yang terjadi?” pekik Soohyun melihat keadaan rumahnya yang teramat kacau. Semua isi rumahnya tampak hancur dan berserakan.

Ia menatap sekeliling rumahnya yang tampak tak berbentuk lagi. Tatapan lirihnya berakhir pada Yuna yang tampak tersungkur disudut ruangan.

Yuna berhambur memeluk kaki Soohyun dengan buercucuran air mata, “Maafkan aku, Soohyun.
Demi Tuhan maafkan aku.
Pria berengsek itu kembali dan menghncurkan segalanya, dia menghancurkan rumahmu.” isak Yuna histeris.

Soohyun merasa linglung, pemandangan itu cukup membuat ia merasa shock. Ia melemparkan pandangannya pada Yoonji yang duduk mematung diatas kursi kayu. Gadis itu tampak begitu pucat disana.

“Ti-tidak apa-apa, Bi. Sudahlah, jangan berlutut seperti ini.” Soohyun menarik lengan Yuna dan membantunya berdiri. Meski begitu tatapan matanya tidak beralih dari Yoonji yang masih diam mematung.

“Yoonji, kau baik-baik saja?” tegurnya setelah seperkian detik keadaan mulai menyepi.

“Tidak, dia pasti sangat hancur karena ini,” Yuna yang kembali meneteskan air mata.

Ia menyentuh kedua telapak tangan Soohyun dan kembali meraung. “Soohyun, pria berengsek itu telah membawa semuanya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.”

“Mem-membawa apa? Bibi kumohon tenanglah, aku tidak mengerti dengan ucapanmu.”

“Jaehyun membawa uang yang kita siapkan untuk menebus surat tanah rumah ini beserta biaya pendidikanku.”

Soohyun membelalakkan kedua matanya pada Yoonji ketika gadis itu berujar. Kakinya terasa lemas seketika. Kepalanya kosong dan ia tidak dapat memikirkan apapun lagi saat ini.

Yang ia tau hanya satu, sebentar lagi mereka pasti akan tinggal di jalanan.

JAEHYUN

 TAEHYUNG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 TAEHYUNG

 TAEHYUNG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


JANGAN LUPA VOMENT!

Love Story √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang