FIANCE

770 78 1
                                    

Adel POV
Ps. Karena namanya Mawar Adelia, dia memilih nama panggilan Adel, tapi orang tuanya tetap memanggilnya Mawar.

Kriiing...
Kringggg...

'Halo' sapa Adel.
'Halo nak, lusa Bapak sama Ibuk ke Jakarta. Ada urusan sama teman Bapak disana. Kamu ikut ya? Bapak udah dipesankan hotel dan tiket pesawat sama teman Bapak, kalau udah sampai Jakarta kamu nyusul ya' Bapak berbicara.

Sementara aku, memproses segala perkataan Bapak.

Lusa.
Bapak dan Ibuk.
Ke.
Jakarta.

Akkkkkkkkk
'Lah, kog mendadak pak? Ada masalah? Perlu Mawar jemput?' Tanyaku.
'Iyaa, sebenarnya udah lama, cuma kan bapak lupa jadi baru ngabarin. Ga usah jemput, kamu pasti ada kuliah, temen Bapak yang jemput, nanti ketemu di hotelnya' jawab Bapak.

Hari yang bapak janjikan.
Ini sudah pukul 15.00 sore, Bapak menintaku untuk datang menemui mereka berdua dihotel.
'Kamar 2011' gumamku sambil terus berjalan menemukan kamar tempat kedua orang tuaku menginap.

Tok...tok
Aku mengetuk pintu.
Click
Pintu terbuka, Ibuk tersenyum ketika mengetahui kedatanganku.
'Ibuuuuuuuuuk, kangen' ucapku manja.
'Anak ibuk makin cantik, tapi kog makin berisi ya?' tanya Ibuk.
'Jangan bahas badan plis, aku kangen' aku menggerutu.
'Sama bapak ga kangen?' Goda bapak.
'Hehe, kangen juga' kataku sambil menuju ke Bapak, memeluk beliau erat.

Setelah drama nostalgia dan kangen-kangenan, tiba-tiba Bapak mengatakan sesuatu.
'Ayo siap-siap, kita akan bertemu keluarga teman Bapak'
'Ah iya, aku mau tanya, kenapa aku harus menemui teman Bapak ini? Dan kenapa tiba-tiba ke Jakarta?' tanyaku.
'Karena ini menyangkut masa depanmu' jawab Bapak singkat.

Aku semakin bingung.
Masa depan apa?
'Nanti kamu juga tahu, sekarang siap-siap' bisik Ibuk

Di Mini Hall Hotel
Ketika pintu dibuka betapa terkejutnya aku, di depanku ada teman baikku dan keluarganya.

'Amel?' sapaku.
Perempuan bernama Amel itu pun menengok kearahku.
'Adel!' ucapnya tak kalah heboh.
'Ngapain disini?' lanjutnya.
'Ketemu temennya Bapak' jawabku.
'Oh temennya Papa itu berarti Bapakmu' jelas Amel.

'Loh, kalian saling kenal?' tanya Bapak.
'Iya Pak, Amel ini temanku kuliah' jelasku.
'Slamet, akhirnya kau datang' kata om Hari, Papa Amel.
'Hari, ini anakku Mawar' Bapak mengenalkanku.
'Ini kan Adel, teman Amel' jawab om Hari.
'Ah Bapak lupa, kau lebih sering dipanggil Adel di Jakarta. Ya ini Mawar Adelia, anakku satu-satunya' jelas Bapakku.
'Kalau ini aku juga udah kenal, iya kan Del?' ucap tante Riana, Mama Amel.
'Hehe, iya tante' jawabku.

Kami duduk berenam dimeja makan.
Aku sungguh tak tahu apa yang akan di bahas dipertemuan ini.
'Maaf, kita harus menunggu putraku, dia masih dijalan menuju kemari' ucap tante Riana.
'Gapapa, kita bisa ngobrol-ngobrol dulu' ucap Ibukku.
'Kalau orang Jawa tu gitu ya, lembut kaya Ajeng (nama Ibukku)' komen tante Riana.
Semuanya tertawa pelan.

Sedangkan aku masih berpikir keras, Putra om Hari berarti kakak dari Amel, yaitu Kak Yohan.
Selama dua tahun berteman dengan Amel, aku tak pernah bertemu dengan kakaknya.
Kata Amel, kakaknya itu gila kerja, arogan dan menyebalkan.

Kriiing..... kring
HP Amel berbunyi
'Iya bang, naik aja, kita udah menunggu di Mini Hall' ucap Amelia

Tak berapa lama sosok lelaki tegap dan berparas rupawan memasuki ruangan.
Tak perlu dijelaskan kata-kata, aku tercengang melihatnya.
'Maaf saya terlambat' ucap lelaki itu
'Tak apa, Slamet ini anak sulungku, Yohan Pratama Aditya. Calon CEO Batavia Land' om Hari mengenalkan Yohan.
'Dan Yohan, ini om Slamet, tante Ajeng teman Papa dan ini Mawar, anak mereka' lanjut om Hari.
Yogan hanya mengangguk.

Fix.
Arogan.

Hidangan makan malam telah memenuhi meja kami.
'Kita makan dulu, ngobrolnya dilanjut nanti' ucap tante Riana.
Kami semua makan dengan damai, aku ngobrol dengan Amel, orang tuaku dan orang tua Amel juga ngobrol sambil makan, kak Yohan sibuk dengan Tabnya dan tak menyentuh makanannya.

Setelah semua selesai makan, om Hari memecah kesunyian.
'Sebenarnya pertemuan ini bertujuan untuk menjodohkan Yohan dengan Mawar atau yang selama ini kita kenal Adel, teman dari Amel'

Betapa terkejutnya aku mendengar berita ini.
Ku lihat kak Yohan juga sedikit terkejut lalu menghela napas.
'Asik, kau akan jadi iparku' bisik Amel.
'Hush' aku merespon Amel.

'Bagaimana Yohan?' tanya om Hari.
'Papa tidak menerima penolakan bukan?' jawab Yohan.
'Hahahaha, kau benar' jawab om Hari.
'Aku rasa Mawar juga tak keberatan' ucap Bapak.

Loh, kog ga tanya pendapatku dulu? Begitulah kira-kira arti pandangan mataku ke Bapak.
'Bapak rasa Yohan terbaik untukmu' jawab Bapak singkat.

Fine

Aku tak bisa mengelak dan menolak.
'Kalian ngobrol dulu aja, biar saling kenal, sampai kalian tunangan' kata tante Riana.
Gila, hanya 3hari aku akan tunangan.
Kulihat kak Yohan berdiri dari kursinya, menghampiriku.
'Ikut aku' perintahnya.
Duh, belum apa-apa aku sudah diperintah.

Kami berdua sedang berada di balkon.
'Mawar' ucap Kak Yohan.
'Nama samaran ya?' lanjutnya.
'Ga usah ngomong kalau nyakitin. Panggil aku Adel' jawabku.
'Dih, nama Mawar aja maunya dipanggil Adel'
'Namaku Mawar Adelia, dear my fiance'

'Bodo, gue tetep manggil elu Mawar, War. Dan pertunangan ini bukan gue yang mau ya. Asal lu tau' kata Yohan.
'Aku juga ga mau ya tunangan sama kakak' jawabku kesal.
'Tapi kita harus tunangan, kalau tidak reputasi perusahaan Papa akan jelek dan aku tak akan pernah menjadi CEO'
'Jadi kakak mentingin karir daripada perasaan?'
'Tentu saja, lagipula aku tak ingin punya hubungan, jadi ini keuntungan buatku, bertunangan denganmu akan membuat gadis-gadis itu berhenti menggodaku'
'Terus apa untungnya buatku?'
'Aku tampan' jawabnya percaya diri.

Tiga hari kemudian
BREAKING NEWS!!!
Yohan Pratama Aditya bertunangan dengan Mawar Adelia

-Selamat Membaca-
Bukannya nyelesein on going malah publish ini, ya udah sih ya, buntu soalnya. 🙃

🥀MAWAR🥀 [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang