▪▪▪▪▪▪
Disetiap pertengkaran antara anak dan orang tua, janganlah kalian saling membenci satu sama lain^-^
▪▪▪▪▪▪●●●●
Setelah berberapa menit Zia mengendarai mobil, akhirnya Zia sudah sampai dirumahnyaRumah yang bercat putih abu itu terkesan sangat damai, Rumah yang menjulang tinggi dan sederhana tapi berarti sangat istimewa, seperti makna dari istana.
Kini Zia sudah memasuki halaman rumahnya dan terkejut dengan adanya mobil milik Papahnya, berarti Papahnya kini masih dirumah.
Dengan seribu keberanian akhirnya Zia memutuskan untuk masuk kedalam rumahnya.
Namun pada saat Zia baru menginjakan kakinya diruang keluarga, Papahnya lebih dulu menghentikan langkah kaki Zia.
"Bagus sekali kamu, jam segini udah pulang,"ucap Papahnya saat Zia sudah diruang keluarga.
Pasalnya kini masih jam 10:25, sedangkan pulang sekolah jam 2:15.
"Dari pagi sampai jam 10 kamu gak mengikuti pembelajaran sekolah, hebat banget kamu."ucap Papah.
"Zia capek Pah,"jawab Zia seadanya.
"Capek ngapain aja haa?, ikut pembelajaran gk, bolos iya. Sebenernya kamu maunya apa sih? Kamu itu perempuan Elisia!" Tegas Papahnya.
"Papah pengin tau Zia maunya apa, Zia pengin Papah kaya dulu yang selalu pengertian sama Zia dan bang Bagas. Gak kaya Papah sekarang yang selalu mementingkan urusan pribadi,"ucap Zia mulai terisak.
"Papah itu berubah, kalo Papah kaya gini terus jadi seolah-olah Zia Sma bang Bagas kaya bukan anak Papah lagi."lanjut Zia.
"Papah kaya gini karena Papah sayang sama kalian,"ucap Papahnya enteng.
"Kalo Papah sayang gak mungkin Papah ngelantarin anaknya, mana ada sih orang tua yang kek gitu. Mungkin memang ada, Papah jadi sama kaya Mamah yang terlalu mementingkan harta ketimbang keluarga. Udah cukup Papah kaya gini, yang harusnya tanya tuh Zia, mau Papah tuh apa?"ucap Zia sambil dengan nada mulai tinggi.
"Cukup Zia, kamu gak sopan berbicara sama Papahmu sendiri dengan nada seperti itu!"tegas Papahnya.
"Lalu bagaimana dengan Papah yang bicara dengan nada seperti itu haha, lucu Papah. Cukup Pah hentikan drama recehan Papah."ucap Zia sambil tertawa hambar.
Dan tanpa disangka Papah Zia maju mendekati Zia dan....
Plakkk.
"Anak gak punya sopan santun, disekolahin bolos terus jadi kaya gini nih berani ngelawan Papahnya!"tegas Papahnya sambil menampar pipi Zia.
Papah jahat banget, berani sekali Papah nampar Zia, Papah udah berubah → batin Zia.
"Papah bener-bener udah berubah, Papah berani nampar Zia karena cuma nada bicara Zia. Papah jahat" ucap Zia sambil pergi menuju kamarnya.
Setelah Zia didalam kamar, Zia langsung berhambur keatas kasur sambil menangis, sampai Zia terlelap tidur masih dengan pakaian seragam sekolahnya.
●●●●
Malam hari, setelah kejadian tadi pagi menjelang siang, Zia tertidur sampai pukul 05:00 sore.
Kini Zia sedang duduk dibalkon kamarnya sambil menatap bintang dan bulan.
Sesekali Zia berbicara pada bintang, lebih tepatnya sih hanya Zia yang bertanya-tanya pada bintang, kan bintang tidak bisa bicara.ahaa author gj pake banget:).
"Kenapa keluarga aku seperti ini yah tang, Mamah pergi ninggalin kita disaat kita masih butuh Mamah, Papah berubah. Apa mungkin ini yang dinamkan Allah sayang pada kita, makanya Allah memberi kita ujian seperti ini. Kalo kamu bisa bicara mungkin kamulah sahabat yang paling istemewa bagiku."ucap Zia pada bintang yang dilangit.
Namun tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Zia, dan membuat Zia malas.
Tokk, tookk, tokkkk.
"Zia sayang, kita makan malam dulu yuk,"ajak Bunda Zia sambil mengetuk pintu kamar Zia.
Kalian pasti bingung yah? Kalo yang dimaksud Bunda Zia itu apa.
Jadi gini, Papah Zia sudah menikah lagi setelah satu tahun cerai bersama Mamah Zia. Ibu tiri Zia bernama Ichel, dan Zia memanggil ibu tirinya dengan sebut Bunda.
Clekk.
Zia membukakan pintu kamarnya, dan terlihatlah wajah cantik Bundanya.
"Makan malam dulu yuk sayang,"ajak Bunda ramah.
"Bunda turun dulu aja, nanti Zia nyusul kok bun."ucap Zia sambil tersenyum.
"Okee Bunda turun dulu, nanti kamu jangan lupa turun untuk makan malam loh,nanti kamu sakit."peringati Bunda dan hanya dibalas anggukan dan senyuman manis Zia.
Setelah itu Bunda turun dulu, dan Zia bersiap-siap untuk turun dan makan malam.
Walaupun Bunda hanya ibu tiri tapi kasih sayangnya begitu sangat berarti dan seperti ibu kandungnya bahkan melebihi ibu kandungnya.
●●●●
Kini Zia sudah berada dimeja makan. Disini hanya ada Papah, Bunda, dan Zia. Kalo bang Bagas diSingapura sedang menuntut ilmu azekk, lebih tepatnya sih kuliah disana.
Hening itulah yang menggambarkan keadaan dimeja makan, hanya ada suara dentingan sendok.
Setelah selesai makan malam, Zia langsung kekamarnya, namun saat Zia menginjakan kakinya dianak tangga, Papahnya lebih dulu berbicara pada Zia.
"Papah minta maaf udah berperilaku seperti itu kekamu,"tulus sang Papah.
"Zia capek pah, Zia mau kekamar dulu mau tidur."ucap Zia mengalihkan pembicaraan.
Huhh.
Helaan nafas Papahnya setelah Zia beranjak pergi.
→←→←→←→←→←→←
JANGAN LUPA VOTE DAN VOMENTNYA KAKAK-KAKAK.
PERINGATAN TYPO DIMANA-MANA, HARAP BENARKAN EY:).
Gimana ceritanya?pasti terlalu b aja yah, gak nyambung sama alurnya, gak greget pasti.hehe maap, Author baru pertama kali bikin cerita:).
Randudongkal, 6 Juli 2020
NurZalfaZahiyah:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elisia
Romance____ Holla semua,gimana?gimana apanya sih, Hehe maap-maap, jadi ini adalah cerita pertama dari author jadi maaf banget kalo ceritanya terlalu formal/begitu-gitu aja. Jangan lupa vote🤗