11

136 18 0
                                    

Kalian dapet notifnya jam berapa?

Ok happy Reading guys...

Jangan lupa bote dulu sebelum baca...

.
.
.

"

Lima ratus ribu melayang... " Ejek Cita dengan senyuman tengilnya.

"Diem kamu dek. " Ucap Ale geram.

"Apa!? " Sentak Cita.
"Berani sama adek!? " Yang disentak pun hanya memberikan lirikan tajam, setajam tikungan di area balapan.

Cita cekikikan. Kakinya mengayun mendekati Alendra. Menepuk pundak abangnya guna memberikan semangat untuk abangnya.

"Sabar ya bang... " Ucapnya dengan tersenyum jahil.

"Yuk jun... " Ajaknya kepada Juna. Yang diajak pun hanya mengikuti empunya suara dengan cekikikan.

Cita dan Juna menghampiri motor CB modifikasi yang konon katanya memliki suara knalpot yang alus. Juna menaiki motornya yang disusul oleh Cita.

"Udah siap? " Tanya Juna yang diangguki oleh Cita. Ia melambaikan tangannya kepada Alendra yang menekuk wajahnya kesal.

"Dadah abang... Selamat menunggu pujaan hati!... " Teriak Cita yang diiringi tawa yang ringan.

Perjalanan menuju rumah Juna diwarnai oleh celotehan Juna mengenai film yang ia tonton semalam sebelum tidur.

"Juna takut banget tau sama Valak nya. " Ucapnya menggebu.

Cita memutar bola matanya malas.
"Terus kalo takut kenapa masih ditonton sampai habis? " Kesalnya.

"Ya kan Juna penasaran. " Juna mengerucutkan bibirnya, meskipun tidak dapat dilihat oleh Cita.

"Valak gak bisa dandan ya? " Tanya Juna penasaran.

"Kenapa emang? "

"Bedaknya tebel banget tau. Nanti Cita ajarin dandan ya, biar cantik kayak Cita. " Jawab Juna enteng.

Cita yang mendengar jawaban Juna seketika tersedak oleh ludah nya sendiri.

"Uhuk... Uhuk... " Juna yang mendengar suara batuk dari belakangnya segera menepikan motornya. Dengan khawatir ia bertanya kepada Cita.

"Kamu gak papa? " Cita hanya menggelengkan kepalanya tanda ia baik-baik saja.

"Beneran? " Tanya Juna lagi. Cita menganggukkan kepalanya.

Ya kali aku ngajarin Valak dandan -batin Cita.

Juna kembali melanjutkan perjalanan. Tidak ada perbincangan diantara mereka. Juna yang fokus dengan jalanan didepannya dan Cita yang sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Cita memikirkan kenapa sifat Juna berubah menjadi kasar dengan temannya di sekolah, meskipun teman yang tidak dikenal oleh Juna. Apa ada masalah ketika ia tidak masuk sekolah selama seminggu? Pikirnya. Dengan ragu Cita bertanya.

"Juna punya masalah di sekolah? "

Juna mengernyitkan dahinya. Kenapa tiba-tiba sekali. Meskipun tidak terlalu keras namun Juna dapat mendengar dengan jelas pertanyaan Cita.

"Enggak kok. " Jawab Juna dengan ekspresi bertanya-tanya.

"Kok Juna kasar sama teman di sekolah? " Tanya Cita yang terlanjur penasaran.

Cita merasakan perubahan pada Juna. Ia sedikit menegang ketika Cita tanyain mengenai perubahan sifatnya. Tak ada jawaban yang didapat Cita. Cita diam saja tanpa mau memikirkannya.

SATU KEPING HARAPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang