JAY pt.2

823 150 11
                                    

"Apa? Memandikan anjing?" tanyaku tidak percaya.

Jay kan takut anjing? Bagaimana bisa dia punya empat anak anjing.

Jay mengangguk.

"Mau ganti baju dulu? Nanti seragam mu basah," tawar Jay, dia juga melepas baju seragamnya.

Saat dadanya terlihat aku segera memalingkan wajah.

"Jay!!" teriakku.

"Maaf sudah kebiasaan," Jay buru-buru masuk kamar.

Dia keluar kamar sambil menyerahkan kaos putihnya.

"Aku ngga bisa pinjamin baju Jaehye, jadi pakai saja punyaku, ini baju yang ukurannya paling kecil," Aku menerimanya dan langsung masuk ke kamarnya.

Sekecil apapun bajunya Jay tetap saja oversize ketika kupakai. Tinggiku hanya sebahu Jay, lebih rendah sedikit malah.

Tidak pakai celana pun tidak apa-apa karena kaosnya besar.

"Jay..." panggilku celingukan karena Jay tidak ada di ruang tamu.

"Di dapur," katanya. Aku segera menghampirinya.

Telinga Jay memerah, kebiasaannya saat malu masih belum berubah ternyata.

"Katanya suruh memandikan anjing?" Aku mengalihkan perhatiannya dari 3/4 kakiku yang tidak terbalut kain.

"Ah! Iya, anjingnya ada di kamar mandi," Jay menunjuk kamar mandi. Aku mengangguk dan langsung memandikan empat anak anjing yang sangat aktif.

Mereka tidak bisa diam dan terus mencipratiku dengan air.

Beberapa kali aku harus menutupi wajahku agar tidak ada sabun yang masuk ke mata.

Setelah membilas sabun yang ada di tubuh anjingnya Jay, aku mengeringkan tubuh mereka dengan handuk dan membawanya ke ruang tamu.

"Aduh, diam dulu dong~ benar, begitu! Anak manis~" Anjing Jay lucu sekali. Ingin sekali ku bawa pulang satu.

Ting! Tong!

Suara bel berbunyi. Aku melihat Jay masih sibuk di dapur, jadi aku berinisiatif membukakan pintu.

Aku membuka pintu dan mendapati dua orang cowok yang sering jalan bareng Jay.

Mereka terlihat terkejut melihatku.

"Cari Jay ya? Dia ada di dalam, masuk saja dulu!" ucapku ramah dan mempersilakan mereka masuk.

Aku mempersilakan mereka duduk di ruang tamu dan akan ku panggilkan Jay.

"Sebentar, ya, akan ku panggilkan Jay—

Grep!

"Jay!" Aku sangat terkejut karena Jay tiba-tiba memelukku dari depan.

"Pakai bajunya yang benar," bisiknya.

"A-apa?!" Jay melepaskan pelukannya, sekarang tubuhku terbalut handuk kimono.

Aku mengintip bajuku yang ternyata transparan akibat terkena air. Pakaian dalamku yang berwarna hitam kontras terlihat.

Ugh! Aku malu sekali! Pasti mereka berdua lihat.

Aku segera berlari ke dapur dan membiarkan Jay ngobrol dengan temannya.

Aku pergi ke balkon untuk mengeringkan tubuhku dengan angin sore menuju malam.

Tak lama terdengar suara orang berjalan di belakangku, saat aku akan berbalik orang tersebut sudah memelukku.

"Alasan ketiga, kamu selalu membuatku cemburu, itu membuat hatiku sakit, jadi tetaplah ada di sisiku," ucapnya

"Jangan tunjukkan itu lagi di depan mereka," Jay menyembunyikan wajahnya di ceruk leherku.

𝕃𝕆𝕆𝕂𝕀𝕊𝕄 (𝔸𝕌)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang