Chapter 9

12.8K 1.1K 91
                                    

Written by : Nota Morrey

Written by : Nota Morrey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.

****************

Dihitung sudah tiga hari berlalu sejak Yibo merencanakan pertemuannya dengan Sean. Malam ini, Yibo menghadiri acara yang diadakan oleh perusahaan Hudson Group seorang diri. Disana dia menemukan Sean tengah bercengkrama dengan para petinggi dari perusahaan lain. Yibo ragu untuk mendekat tetapi tidak pernah memiliki niat untuk mundur. Pria itu sudah memantapkan diri untuk menemui Sean, dan disinilah dia sekarang, berdiri di hadapan pria berparas mirip kekasihnya itu dengan segelas minuman di tangan kanannya.

Mereka saat ini berada di balkon lantai dua tempat diadakannya pesta tersebut. Sean hanya menatap tanpa minat kearahnya sebelum akhirnya menatap pemandangan langit malam dan meminum minuman yang serupa dengan yang dipegang Wang Yibo. Sebelumnya Yibo berhasil menarik Sean kesini dengan sedikit paksaan, jadi wajar saja jika ekspresi pria itu sedikit tidak ramah padanya.

Sementara itu Sean sendiri masih menunggu Yibo mengatakan sesuatu. Namun hingga beberapa menit berlalu pria itu tak kunjung mengatakan tujuan nya. Sean memutar bola matanya bosan, ia mendelik Wang Yibo dan berdecak pelan.

"Jika tidak ada yang ingin kau sampaikan padaku sebaiknya aku masuk ke dalam" -ujar Sean.

"Tunggu!"

Sean kembali melirik pria itu, jika boleh jujur dari tadi Sean sebenarnya ingin sekali menghajar wajah pria dihadapannya ini. Namun jika Sean melakukan itu, niat awalnya pasti akan ketahuan. Sementara itu di pihak Yibo, pria itu nampak ragu untuk membicarakan tentang masalah ini dengan Sean. Dia tahu Sean sangat berbeda dengan Xiao Zhan. Dia merupakan pria paling agresif yang pernah Yibo temui. Yibo tidak yakin dirinya akan berhasil keluar hidup-hidup setelah mengatakan tentang masalah yang sedang di hadapinya saat ini melihat tempramen pria itu.

Yibo menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, masalah ini tidak akan selesai jika dia hanya berdiam diri. Dengan penuh keberanian, Yibo akhirnya memutuskan memulai pembicaraan dengan pria itu.

"Apa kabar, Sean. Lama tidak bertemu"-Sean menatap sadis kearahnya dan tidak berniat mengucapkan apapun. Ia masih menunggu Wang Yibo membicarakan inti permasalahannya. Sean tidak suka dengan orang yang bertele-tele, sayangnya Wang Yibo tidak tahu itu.

"Langsung saja ke intinya. Jangan buang-buang wakt--"-ujar Sean.

"--Xiao Zhan menghilang" - potong Wang Yibo. Dia sudah siap jika Sean akan murka padanya. Semua kemungkinan terburuk sudah Yibo perhitungkan, dia akan menghadapinya.

"....."

Yibo mengerutkan alisnya, dia bingung melihat reaksi Sean yang terkesan biasa-biasa saja mendengar berita ini. Bagaimana bisa dia tidak terkejut saat mendengar kakaknya menghilang? Tidak mungkin kan Xiao Zhan tidak penting untuknya.

"Sepertinya kau tidak terlalu terkejut, apa jangan-jangan kau sudah tau?" -tanya Yibo. Dia memperhatikan ekspresi Sean, disana tidak ada satupun tanda-tanda kekhawatiran. Ternyata benar dugaan Yibo selama ini. Sean sudah tahu dimana Xiao Zhan berada, maka dari itu sikapnya biasa-biasa saja.

Shared Tears [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang