Written by : Nota Morrey
Ini khusus buat kalian yang minta dibikinin Ekstra chapnya Wangji&Sean. Selamat menikmati..
.
.
.
.
.
.*****************
Sehari sebelum pernikahan..Malam semakin larut, kini Sean tengah duduk di beranda kamarnya menikmati indahnya langit malam dan suasana sejuk dengan segelas teh hangat dan beberapa kudapan kecil. Besok adalah hari pernikahannya dengan Lan Wangji, dan itu membuat Sean sedikit gugup dan tidak bisa tidur.
Sean terkekeh pelan, ia tidak menyangka ternyata masih ada orang yang mau menjadi pasangan hidupnya setelah sekian lama. Dia sempat berpikir bahwa tidak akan pernah ada orang yang mau menjadi pendampingnya mengingat sifatnya yang egois dan tidak mau kalah. Tapi sekarang dia sudah memiliki Lan Wangji, pria yang selalu senantiasa berada disisinya di situasi apapun. Sean beruntung karena Wangji mau menerima dirinya apa adanya.
Tok..Tok..Tokk..
"Sean Gege, apa kau sudah tidur? Ini aku Fanxing"
"Masuklah, pintunya tidak dikunci"-jawab Sean dari beranda. Kemudian dari arah pintu munculah sesosok pemuda tampan yang tadi baru saja mengetuk. Fanxing menghampiri Sean dan duduk di kursi sebrang lelaki itu. Sean menawarkan kue kepadanya dan diterima dengan baik oleh yang bersangkutan.
"Sean Gege, kenapa duduk disini? Udara malam tidak baik untukmu, bisa-bisa kau sakit"-ujar Fanxing. Sean terkekeh, dia merasa seperti sedang dinasehati oleh ibunya sendiri. Percayalah, udara segini saja tidak ada apa-apanya bagi Sean.
"Aku tidak akan sakit hanya karena hal sekecil ini. Fanxing, kau berlebihan"-ujar Sean.
"Lalu kenapa Sean Gege ada disini?"
"Aku hanya tidak bisa tidur"
Fanxing mengangguk paham, tentu saja begitu. Sean Gege pasti gugup, besok adalah hari pernikahaannya. Semua orang pasti akan mengalami hal itu jika ditempatkan di situasi yang sama.
Fanxing sedang memikirkan sesuatu, sebenarnya ia sudah sangat lama ingin menanyakan perihal masalah ini kepada gegenya. Namun ia sedikit ragu dan mungkin saja pertanyaannya ini akan sedikit menyinggung perasaan gegenya. Tapi mau bagaimana lagi, Fanxing sungguh penasaran dan pertanyaan itu sudah bertahun-tahun mengganggunya.
"Sean Gege, apa aku boleh bertanya sesuatu?"-tanya Fanxing ragu.
"Tanyakan saja, untuk apa kau meminta izin"-jawab Sean.
"Baiklah, kalau begitu aku akan langsung saja. Sebenarnya ini mengenai kejadian tiga tahun yang lalu, saat insiden tewasnya Wang Yibo. Gege, aku masih tidak mengerti kenapa kau memprovokasi pria itu dan menuntunnya menuju kematian? Bukankah itu justru terlalu mudah untuknya?"-Fanxing menatap lekat Sean yang kini membuang nafas kasar. Apa dia telah salah bicara? Apa mungkin Sean Gege tersinggung dengan perkataannya?
"Fanxing, kau tidak mengerti. Menurutmu apa yang bisa kulakukan pada pria yang di diagnosis menderita gangguan jiwa? Menyiksanya? Kupikir itu tidak akan berpengaruh apapun. Terlebih aku sudah membuatnya kehilangan perusahaan,anak, dan kenyataan bahwa pria yang dicintainya telah mati tanpa sepengetahuannya. Dia tidak punya apa-apa lagi di dunia ini, tidak memiliki siapa-siapa lagi yang bisa mengurusnya. Aku hanya kasihan padanya" -pada akhirnya Fanxing mengerti kenapa gegenya bersikap seperti itu. Penjelasan Sean Gege memang masuk akal. Seharusnya dia juga berfikir kearah sana. Lagipula seburuk apapun Wang Yibo di masa lalu, pria itu tetap adalah orang yang paling dicintai Zhan Gegenya dengan setulus hati. Dan kini kedua orang itu sudah sama-sama bahagia di alam sana.
Sekarang ini hal yang seharusnya ia perhatikan adalah Sean gegenya. Fanxing sendiri tidak percaya Sean Gege ternyata akan menikah secepat ini. Rasanya baru kemarin ia bertemu dengan Sean Gege, besok pria itu sudah resmi menjadi milik orang lain. Meskipun begitu Fanxing senang melihat Sean Gege akhirnya bahagia dengan orang yang dia cintai. Wangji Gege adalah orang yang sangat baik, dan Fanxing yakin pria itu mampu membahagiakan dan menjaga Sean Gege dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shared Tears [End]
FanficWang Yibo selingkuh dan Xiao Zhan mengetahuinya. Tahun-tahun berlalu dan Xiao Zhan masih menunggu Yibo mengatakan yang sebenarnya. Namun mau tak mau Xiao Zhan terpaksa menelan pil pahit karena sampai di penghujung usianya sekalipun pria itu tak kunj...