I Can

397 29 0
                                    

Pernah sebodoh ini menyukai kamu. Mati-matian nahan kantuk demi nunggu balesan chat mu tiap malam. Pagi nya bangun dengan semangat untuk chat lagi. Seusai pulang sekolah dan seterus nya. Inti nya bahagia banget bisa dibales walau terpaksa hehe.

Iya pernah sebodoh itu memang.
Nyata nya banyak yang menyuruh mundur. Kamu tau jika aku menyukai mu. Tapi kamu pura-pura tidak peka saja. Saat itu rasa nya aku adalah perempuan paling menyedihkan ketika jatuh cinta.

Karena kamu juga aku belajar bagaimana cara menghargai diri sendiri. Memutuskan untuk tidak melupakan mu adalah pilihan ku sebab jika aku terus mengingat bagaimana kamu mengacuhkan ku—aku menjadi lebih bersemangat untuk mencintai apa yang ada di dalam diri ini.

Sekarang aku berdiri ditanah yang sama. Hanya saja tidak lagi untuk memperjuangkan cinta ku yang dulu nya menggebu ketika bertemu diri mu. Melihat mu lagi berjalan didepan ku tidak lah ada teriakan histeris melainkan senyum kecil karena sadar secara tidak langsung aku memiliki pribadi yang pandai mencintai diri sendiri.

Kamu bukan lah kesalahan. Mencintai mu bukan lah kehendak. Kamu juga bukan masa lalu yang buruk. Mencoba berfikir dewasa jika saja aku tidak pernah merasa sakit nya jatuh cinta maka aku juga tidak akan bertemu dengan yang nama nya pengalaman luar biasa serta kehati-hatian dalam memberi rasa.

Untuk mu, maaf jika diri ini tidak lagi berjuang seperti dulu. Terima kasih karena aku ditakdirkan bertemu dengan mu kala itu.

—Penasky
Sabtu, 08:20

10 Detik, Goodbye!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang