Abian sedang berjalan dipinggir lapangan sekolahnya, melihat bunga primrose bewarna merah sayu dan menyentuh permukaannya yang lembut. Saat ia menangkup bunga tersebut, seseorang merangkulnya dari belakang.
"Eh anak baru, siapa nama lo kemarin?"
"Abian,"
"Oh iya itu, hm, lo dari dulu emang deket sama Elvina apa gimana?" Tanya orang tersebut.
"Nggak, tapi dia kemarin nunjukkin jalan ke rumahku, baik banget ya dia?"
Bitch, sama gue gak mau, giran sama yang blasteran polos kek gini mau. Batin Afnan
"Jangan deket-deket sama dia." Ucap Afnan sembari melepas rangkulannya dan sedikit menyenggol lengan Abian lalu pergi.
Abian terpaku ditempat, Elvina sebenarnya siapa?
Karena bel nyaring terdengar ia pun melanjutkan jalannya sambil memandang di titik kejauhan didepannya, berusaha mencerna apa maksud Afnan. Sesampainya dikoridor ada seorang gadis menjatuhkan punggungnya di samping Abian.
"Aduh, kalo jalan liat-liat, dong!" Katanya yang dibalas dengan tatapan tajam Abian.
"Eh, Abian? Kenalin, nama aku Ressa, anak XII IPA 2. Ini teman-teman aku, oh iya, nanti makan bareng yuk, Abian?" kata gadis tersebut sambil tersipu malu-malu yang membuat muak orang-orang yang tau bahwa itu semua palsu.
"Gue Abian. Dan gue gak nabrak lo," balas Abian kemudian pergi.
Eh apa tadi? Aku ngomong pakai lo-gue? Batin Abian
Koridor sedang ramai ketika Ressa memulai drama yang ia kira takkan begitu singkat, sudah pasti pandangan murid lain tertuju ke Abian semenjak Ressa berpura-pura bahwa ia menabraknya dan tak menyangka bahwa Ressa langsung mengajak Abian untuk ke kantin bersama. Tapi mereka lebih terkejut melihat balasan Abian.
Bisa didengar sekarang banyak sekali murid yang sedang lalu lalang bersama temannya berhenti, meminggir, lalu berbisik-bisik, seperti ...
"Hahaha mampus si Ressa digituin,"
"Apa banget, sih? Anak baru langsung digebet,"
"Matanya cacingan kali, ya?"
Lalu,
"Kok Abian begitu, sih?"
"Gara-gara Elvina kali, ya? Gue liat kemarin mereka pulang bareng, loh" kata salah satu anak yang selalu update tentang berita-berita baru di seantero sekolah.
Saat sedang ramai-ramainya orang yang berbincang tentang tanggapan Abian, bel pun berbunyi. Ressa yang sedari tadi terpana pun tersadar. Ia, salah satu cewek most wanted di SMA Carthwell, baru saja ditolak oleh seorang Abian, anak baru yang belum tau apa-apa disini.
Tentu saja Abian tidak bermaksud kasar atau ingin membuat Ressa malu, buat apa ia berbuat seperti itu padahal ia sendiri belum mengenali Ressa. Abian merasa tidak enak hati sendiri. Tadi Abian hanya masih bingung dengan perkataan Afnan dan tidak memikirkan dulu perkataan yang akan dikatakan olehnya.
Ia mengedarkan pandangan, tak satupun pandangan murid yang masih terpana beranjak darinya.
"Apa?" Tanya Abian. Sebelum mereka tersadar dan melanjutkan aktivitas masing-masing.
Saat memasuki kelasnya, banyak orang yang mengerubungi tempat Abian, tunggu, bukan tempat Abian tetapi tempat gadis yang duduk dibelakang Abian. Elvina.
Dari pintu saja terdengar banyak yang menanyai Elvina dan hampir tak seorangpun menyadari keberadaan Abian. Pertanyaan mereka seperti sama sekali tidak memberi privasi untuk Abian dan Elvina, ya, walaupun memang belum ada apa-apa diantara mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIANVINA
Fiksi Remaja"Mengapa semesta mempertemukan kita, jika akhirnya hanya akan memisahkan kita? Aku benci semesta, Abian." - Elvina Artemis "We know how this end, but we still do the same." - Abian Apollo