➥ Let's go

5.5K 660 275
                                    


- Hari Senin. -

(Name) POV.

"(Name)-chan, ohayou," sapa Oikawa dengan nada suaranya yang dibuat imut.

Aku terkejut, entah sejak kapan Oikawa berada disampingku.

"Hm." Aku hanya berdehem sebagai jawaban, tak ingin meladeni Oikawa dipagi hari ini.

"Eh, hidoi! (Name)-chan nggak membalas sapaan ku." Oikawa cemberut. "Itu tidak sopan loh, (name)-chan."

Ku lirik malas Oikawa sebentar, lalu kembali fokus pada layar handphoneku. "Ohayou, Oikawa," sapaku datar.

"Kau harus lebih semangat (name)-chan!, ini masih pagi!" omel Oikawa. Ia sudah berada di depanku saat ini, menggembungkan kedua pipinya sambil menaruh kedua tangannya di pinggang.

Aku kembali meliriknya sekilas, menatapnya jijik dengan tingkahnya didepan ku saat ini.
"Dia ini cowok beneran bukan?" pikirku sejenak.

Aku sama sekali tak memiliki niatan untuk menjawab ucapannya. Lebih memilih untuk pergi ke kantin, menjauhi Oikawa yang sedang sibuk mengoceh saat ini.

"Eh, (name)-chan?" Oikawa baru sadar beberapa menit kemudian, bahwa aku sudah tak berada di kelas saat ini.





PDKT 7D
OIKAWA TOORU








"Tega, (name)-chan tega!" Oh ini dia, Oikawa kembali mengoceh. "Kenapa (name)-chan dengan tega meninggalkan ku?" Ia kembali membuat ekspresi cemberut, melipat kedua tangannya di depan dada, lalu melihat kearah ku.

Satu kata dari dariku untuk Oikawa, lebay.

"Kau berisik sekali, Oikawa." Aku yang sudah tak tahan dengan ocehan Oikawa, akhirnya memberi balasan.

Oikawa memperlihatkan wajah cemberut dengan puppy eyes miliknya, berharap diriku akan gemas melihat dirinya seperti itu.

Nyatanya, aku malah memberikan tatapan jijik kepada Oikawa. Berbanding terbalik dengan ekspetasinya.

Ku buka bungkusan roti yang barusan ku beli, menggigit ujung roti tersebut lalu mengunyahnya. Ku lihat Oikawa terus memperhatikanku makan, membuatku sedikit risih.

Tapi, sebisa mungkin ku coba untuk tidak memikirkannya. Terus memakan roti yang sedang berada di tanganku.

Oikawa makin menatapku intens. "(Name)-chan, aku mau berterima kasih kepada kedua orang tuamu. Sudah membuat anak yang begitu cantik hingga tak bisa membuatku berpaling seperti ini."

Aku tersedak. Dengan reflek ku ambil susu kotak yang berada di samping tangan kiri ku, lalu meminumnya. "Tak bisakah kau berhenti mengucapkan hal-hal seperti itu."

Aku heran, kenapa dia dengan santainya mengucapkan hal-hal seperti itu.

"Tentu tidak, membuatmu tersipu malu adalah tujuanku saat ini." Oikawa melebarkan senyumnya.

Kesal, itu yang ku rasakan. Rasanya diriku ingin sekali memplester mulut milik Oikawa itu agar ia bisa tenang selama sehari saja.

Ku bersihkan sisa bungkusan makanan milikku. Hendak pergi untuk kembali menuju kelas.

Hanya saja, pergelangan tanganku ditarik oleh Oikawa. Membuat diriku kembali terduduk.

"Ada apa?" ucapku. Menyingkirkan tangan Oikawa yang sedang menarik pergelangan tanganku saat ini.

Oikawa menatap lurus kearah ku sebentar. "(Name)-chan sungguh tak ingin menjadi pacarku?"

Ah, aku tau kemana arah pembicaraan ini. Oikawa pasti akan menyatakan perasaan miliknya lagi dan mengatakan bahwa banyak sekali gadis yang ingin berpacaran dengan dirinya. Namun, ia malah memilih diriku ini untuk dijadikannya pacar.

"Tidak," jawabku datar, "sekali lagi ku katakan tidak."

"Tapi...."

Langsung saja aku memotong ucapannya. "Tapi banyak sekali gadis yang ingin berpacaran denganku loh, (Name)-chan. Bukankah seharusnya kau senang karena aku malah memilih mu?" Kuikuti nada bicaranya, ku tiru semirip mungkin.

Oikawa diam, aku masih setia menatap datar dirinya.

"Sekali lagi ku katakan tidak."

Merasa tak ada lagi yang perlu ku bicarakan, aku pun bangkit dari tempat duduk. Beranjak pergi dari kantin.

"Beri aku waktu, (name)!" Sahut Oikawa.

langkah kaki ku langsung terhenti, ku lirik Oikawa sekilas.

"7 Hari! akan ku buat kau menyukaiku dalam waktu 7 hari!" tegas Oikawa. Kedua matanya menatap lurus diriku, kedua tangannya ia kepalkan. Membuktikan bahwa ia serius mengatakan hal tersebut.

Mataku membola. "Apa-apaan dia ini?" batinku sambil menatapnya heran. Sedetik kemudian ekspresi datar ku kembali . "Sesukamu saja," jawabku singkat.

Lalu, aku kembali melangkah meninggalkan kantin yang sedang heboh saat ini karena ulah kami berdua barusan.

Huuuh, sepertinya hari-hari yang berat akan segera menemuiku.






- Hari senin, selesai. -

PDKT 7D • Oikawa Tooru •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang