- Hari senin. -
kelas sudah berlangsung sejak 1 jam yang lalu dan masih tak ada tanda-tanda tentang kedatangan Oikawa. Pikiranku gagal untuk fokus, isinya masih sama seperti kemarin, yaitu memikirkan Oikawa.
Bagaimana keadaannya saat ini? apakah ia tidur dengan nyenyak? apakah ia baik-baik saja? sudahkah ia sarapan? apa ia masih tertidur saat ini? atau ia terus menangis sepanjang malam? ku rasa pertanyaan terakhir itu tidak akan terjadi, aku sangat yakin Oikawa itu pria yang kuat dan lapang dada.
ku tidurkan kepalaku diatas meja. Batinku sibuk bertarung dengan rasa khawatir yang timbul dihatiku, ku harap keadaan Oikawa baik-baik saja saat ini, apalagi kemarin ia baru saja gagal untuk lolos ke pertandingan selanjutnya.
kelas, ku mohon cepatlah berakhir.
🌿
"Aku juga tak dapat kabar darinya, terakhir kali kami bertemu ya tadi malam," tutur Iwaizumi sambil menatap datar kearahku.
Sial. Bahkan Iwaizumi yang notabenenya adalah sahabat Oikawa pun sama sekali tak mendapatkan kabar.
Iwaizumi menutup kedua matanya, kemudian menghirup udara dalam-dalam. "Lagi pula, kami memang diizinkan untuk tidak datang ke sekolah hari ini. Mungkin saja dia lebih memilih untuk tidak datang."
"Aku khawatir...." Ku mainkan kedua jempol jariku, ku tundukan kepalaku menghadap tanah.
"Kemana saja kau, hingga baru merasa khawatir sekarang?" jelas sekali Iwaizumi marah kepadaku.
Nyaliku menciut. "A-aku...." Belum sempat ku selesaikan ucapanku, Iwaizumi sudah lebih dahulu memotongnya.
"Akan ku beritahu satu hal yang penting, Oikawa sama sekali tidak tertidur sejak kemarin. Tadi malam ia aktif memainkan media sosial." Kini nada bicaranya pun menjadi sangat datar.
"Ta-tapi, ia mengirimkan pesan kepadaku. Ia mengetik bahwa ia tidur dengan nyenyak," jawabku.
"Dan kau percaya?" Sorot mata Iwaizumi benar-benar membuatku takut. "Mana mungkin ia akan mengetik dan memberitahumu kalau ia sama sekali tidak tertidur? Oh iya lagi pula kau tidak akan peduli." Iwaizumi tersenyum remeh.
"Aku...." Lidahku terasa kaku, entah jawaban seperti apa yang harus ku berikan.
"Selesaikan masalahmu dengan dia, kalau kau memiliki rasa bersalah segeralah meminta maaf." Dan itulah kata-kata terakhir yang Iwaizumi berikan padaku, sampai akhirnya ia pergi kembali menuju kelasnya.
🌿
(© : Syah Lyrics on youtube)
Di sebuah kamar yang minim akan pencahayaan itu diisi oleh alunan musik dengan tempo yang lambat, suara nyanyian Oikawa juga ikut mendominasi isi ruangan tersebut.
"I know you think I got it all figured out
'cause I walk around like my head's in the clouds, but I'm just a boy with his heart pouring out of his head, i wish that you could see the pain that, I've seen and all of the times I spent being not me, I hope you know that it's not always happy in my head, cause I don't know, the perfect road to go down. But I know, I'm trying my best."
KAMU SEDANG MEMBACA
PDKT 7D • Oikawa Tooru •
Fanfiction❝ Bola voli atau perasaan miliknya, manakah yang akan diprioritaskan oleh Oikawa Tooru? ❞ ➦ Mulai : 04-07-2020 ➥ Selesai : 17-08-2020 ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║█║▌│▌║▌ © Haikyu!! ; Haruichi Furudate-sensei © Cerita diketik oleh @mrs_tomato © Cover - belift.l...