➥ D-3

2.2K 383 236
                                    

- Hari kamis -

Kapan Oikawa akan menyerah, huh? Aku lelah terus berhadapan dengannya. Terutama setelah pernyataan yang ia lakukan dikantin waktu itu.

Waktu istirahat yang berharga ini pun harus ku korbankan untuk menemaninya pergi ke atap sekolah, ia memaksaku untuk pergi memakan bekal bersama.

Bukan berarti aku tak suka ke atap sekolah untuk memakan bekal. Hanya saja, kalau harus bersama dengan Oikawa aku lebih memilih untuk makan dikelas saja.

Ketika sampai ditempat tujuan, mataku memperhatikan setiap sudut tempat ini. Oikawa beruntung sekali, tak ada orang selain kami berdua saat ini.

Langsung saja aku duduk dibagian ujung, ku buka bekal milikku dan mengucapkan doa sebelum makan. Hal yang sama dilakukan oleh Oikawa.

"[Name]-chan memasak bekal sendiri?"

"Iya."

"Boleh ku cicipi?"

Ku lihat mata Oikawa berbinar penuh harap. Jika ku tolak permintaannya pasti ia akan ribut, membayangkannya saja membuatku lelah.

Dengan pasrah ku sodorkan bekal milikku ke hadapan Oikawa. "Ini."

Dengan senang hati Oikawa mencicipi bekal milikku. "Enak sekali, aaaaaaa akhirnya aku mencicipi masakan buatan [name]-chan."

Oikawa mengambil botol minum miliknya, tapi anehnya ia malah memberikannya kepadaku.

"[Name]-chan! Cobalah minum ini!"

"Tak ada racun di dalamnya kan?"

"Tentu saja tidak."

"Ini teh, tapi tawar."

Oikawa menutup kedua matanya, wajahnya ia angkat sedikit. "Itu udah ngak perlu pake gula lagi, soalnya manisnya itu ada di [name]-chan."

Ekspresi wajahku berubah, tatapan jengkel ku layangkan kepada Oikawa.

"Tumben kau membawa bekal, padahal selama ini kau selalu makan dikantin bersama anak klub voli lainnya."

"Eh? Ah...itu...."

Aku merasa ada yang aneh, hanya memberikan alasan saja kenapa Oikawa menjadi segugup itu?

"Oh kau punya rencana licik ya?" Dengan ekspresi curiga, ku tatap tajam kearah wajah Oikawa.

"Tidak! Aku hanya ingin merasakan masakan buatan [name]-chan...eh?"
Oikawa menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya.

"Oh, jadi ini rencana mu. Huh?"

"Tapi, [name]-chan beruntung loh. Bisa brrduaan bersama pangeran sekolah ini. Padahal para fansku tidak bisa merasakan hal seperti ini."

Wah lihatlah, betapa percaya dirinya Oikawa saat ini. Jika saja wajahnya itu ku buat lebam tidak akan menimbulkan keributan, sudah ku pastikan tanganku ini sudah berada diwajahnya sejak tadi.

"Aku tidak peduli."

"Huuuf, akan ku buat kau tersipu malu dalam 10 detik!"

PDKT 7D • Oikawa Tooru •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang