12

1.4K 40 4
                                    

Bunyi Alat monitor hemodinamik yang mempunyai fungsi mengatur gelombang denyut jantung memecah keheningan diruangan itu. Amandah menatap putrinya yang terkulai lemas  diatas brankar itu dengan tatapan sendu.

"Mami akan segera menyeraikan kalian berdua tenang saja nak penderitaanmu akan berakhir. Mami tau kalian baru saja menikah tapi kebahagiaanmu lebih penting dari segalanya sayangku."

Amandah mulai mengecup kepala anak tersayangnya berkali kali sementara george sedang keluar sebentar karena ada rapat yang sangat mendadak sekali.

Tiba tiba bunyi pintu terbuka menyita perhatian Amandah saat itu juga raut wajah wanita paruh baya itu seperti menahan amarah.

"apa yang kau lakukan disini?!"pria didepannya hanya diam dan berjalan ke arah dimana Gretta masih tidak sadar.

"aku suaminya,aku berhak disini"jawabnya ketus.

Amandah yang mendengarnya langsung segera mendorong Martin agar menjauh dari putrinya tapi Martin malah mengeluarkan Senyumannya yang terlihat mengerikan itu.

Amandah buntu jujur dia takut melihatnya dia tidak tau pria didepannya ini kenapa bisa semenyeramkan itu, berbeda dengan orang tuanya.

Martin melewati ibu mertuanya itu dan memasukkan kedua tangannya ke saku celananya. Matanya menatap dari kaki hingga wajah yang Gretta miliki lalu tersenyum kecil.

Merasa ada perasaan tidak enak sebagai naluri seorang ibu dirinya terus mengamati gerak gerik Martin yang sedari tadi melihat anak tersayangnya.

"Dia-"Martin masih menatap Gretta lalu pandangannya tertuju kepada Amandah tetapi jarinya masih menunjuk Gretta.

"masih milikku,loh" lagi-lagi Martin mengeluarkan Senyum mengerikannya lagi.

Mendengar ucapan itu dari menantunya sendiri dirinya membeku lalu beberapa saat kemudian Martin melenggang pergi meninggalkan dirinya dan gretta.

Dirinya membenci dirinya sendiri kenapa dia sangat bodoh kenapa tidak daritadi dirinya bertindak dan memaksakan perceraian ini.

Seandainya saja dirinya lebih berkuasa daripada keluarga Martin tentu dirinya segera menceraikan mereka.

Amandah menatap putrinya dan tersenyum getir. Dia merasa sangat bodoh menjadi ibu seperti ini.

><><><

Hembusan angin menerpa wajah seorang perempuan berbaju kuning yang sangat cerah membuat dirinya menyatu dengan warna alam disini.

"Haaaah seru sekali berada disini" perempuan itu memutari bunga bunga bermekaran dan menghirupnya satu persatu.

"kamu menyukainya?"sontak perempuan itu terkejut dan menatap kearah sumber suara.

Dan yang ditanya hanya tersenyum simpul lalu berjalan mendekati perempuan itu.

"k-kamu s-siapa sih?"perempuan itu mundur selangkah dan pria itu tetap maju dengan senyum manisnya.

Pria itu memegang kedua tangannya dan membawanya menuju bibir pink nyayang terlihat sexy.

"aku--"tiba tiba saja ada petir dan anging topan yang menggelegar membuat perempuan itu bergidik ketakutan.

"AYO LARI!"tanpa sadar dirinya menarik tangan pria itu untuk bersembunyi di sebuah gua yang ada di tempat itu.

bersama pria yang belum ia ketahui namanya dirinya berlari ke dalam gua itu dan saat merasa sudah aman dirinya tersadar dan melepas genggaman tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Devil HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang