happy reading!
[♡]
Setelah adegan tarik menarik yang terjadi tadi pagi di kantin antara Minhee yang menarik dan Yunseong yang ditarik berujung dengan keduanya sama-sama tidak membawa dompet, padahal sudah berjalan cukup jauh.
Minhee misuh-misuh sepanjang jalan akibat matahari yang cukup terik. Tapi saat sudah sampai dia malah asik mencoba semua sampel makanan yang ada. Sementara Yunseong awalnya menanggapi ocehan Minhee, tapi ujung-ujungnya dia abaikan juga karena kehausan sendiri.
Mereka kembali tepat saat bel pergantian berbunyi. Keduanya berdiri di depan pintu kelas seolah-olah mereka tidak pernah bergerak dari tempatnya. Sambil menunggu Mr. Daniel dan Pak Seongwoo keluar dari kelas mereka.
Hari ini sangat melelahkan, pikir Yunseong.
Ada banyak hal baru yang dia alami hanya dalam kurun waktu sehari. Bertukar tubuh, di keluarkan dari kelas, membolos, bahkan dia bisa menjadi akrab dengan seseorang hanya dalam waktu yang singkat, ya meski awalnya canggung.
Ada banyak hal yang muncul di benaknya saat ini. Tentang bagaimana hari esok, apakah dia akan kembali ke tubuhnya semula, bagaimana jika mereka tertukar selamanya, bagaimana tanggapan orang kalau tau mereka tertukar, apakah mereka akan percaya, dan lainnya. Sampai tak sadar bahwa tubuhnya kelelahan, dan dia pun tertidur.
[♡]
Minhee terbangun, masih berada di tempat yang sama saat ia tidur semalam—apartemen Yunseong. Ia mendesah kecewa. Dirinya berharap bahwa apa yang terjadi semalam hanyalah mimpi belaka.
Tapi sayangnya itu hanya harapan yang tak terwujud.
Dia masih menggunakan piyama Yunseong yang semalam dipakainya, dia masih berada di kamar Yunseong yang bernuansa monokrom, dan dia masih berada dalam tubuh Yunseong.
Pikirannya kembali terisi tentang kekhawatirannya atas kondisinya saat ini, apakah dia bisa kembali kedalam tubuhnya?
Tak mau berlama-lama memikirkannya, dia beranjak bangun dan bersiap ke sekolah.
Setengah jam kemudian dia sudah berada di sekolah, di ruang olim lebih tepatnya. Dia asik melamun sampai suara ketukan pintu menyadarkannya.
Itu pasti Yunseong, pikirnya.
Dia bangun dan membukakan pintu untuk Yunseong. Satu-satunya yang punya akses untuk masuk kedalam ruangan diantara keduanya memang hanya Yunseong. Dan sekarang Yunseong sedang berada dalam dirinya dan memegang student ID miliknya, jadi dia tidak bisa masuk.
"Udah lama?"
Minhee menggeleng. "Nggak kok. Cuma sebentar. Lo udah makan?"
"Udah. Mama lo buat roti bakar." Yunseong meletakan tasnya di atas meja, lalu duduk di salah satu kursi. Masih ada setengah jam sampai bel masuk berbunyi. "Lo sendiri udah makan?"
"Udah. Tadi masih ada sisa sereal, tapi sekarang udah abis."
"Yaudah nanti gue belanja lagi, kayaknya di apart emang stoknya udah pada mau abis."
Minhee mengangguk. "Jadi hari ini ada kegiatan apa aja?"
"Nggak ada apa-apa, sekolah doang kayak biasa. Oh iya nanti ada cooking class."
"Bareng Junho Eunsang ya? Gue ngambilnya knitting class."
Yunseong mengganguk sesaat, sebelum akhirnya kembali diam saat Minhee menyebut jenis kelas yang dia ambil. "Yah, gue nggak bisa knitting."
"Lo kira gue bisa?" Minhee mengangkat sebelah alisnya. "Belajar lah mangkanya."
Yunseong kembali mengangguk, tidak ingin memperpanjang pembahasan ini. Lalu mereka mulai sibuk pada kegiatan masing-masing. Minhee yang terlihat fokus pada ponselnya entah melihat apa, sementara Yunseong membaca beberapa materi yang akan dipelajari hari ini. Sampai bel masuk berbunyi, barulah keduanya berjalan ke kelas.
[♡]
Minhee melangkah masuk kedalam ruang masak—yang disediakan khusus untuk cooking class—setelah menempelkan student ID milik Yunseong pada sensor yang membaca kartu milik Yunseong yang kemudian membuka pintu ruangan tersebut setelah terverifikasi.
Minhee dan Yunseong kembali bertemu tadi saat istirahat, Yunseong menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan Minhee saat cooking class. Dia mengingatkan bahwa Minhee harus tetap menjaga kebersihan, urusan dia bisa mengikuti arahan gurunya nanti adalah masalah lain katanya, tidak usah terlalu dipikirkan.
Lalu Yunseong memberi tahu letak meja yang biasa digunakan agar Minhee tak asal menggunakan meja. Karena walau tidak ada ketentuan resmi terkait pembagian tempat namun para muridnya seakan enggan untuk berganti tempat.
"Meja ketiga di sebelah kiri, meja sebelah kanannya ada Junho dan Eunsang. Teman semejanya adik kelas." Gumam Minhee kembali mengingat perkataan Yunseong, dan berjalan menuju meja yang di maksud.
Minhee duduk di salah satu wooden bar stools yang disediakan. Dia melirik ke meja sebelah dan tidak melihat keberadaan Junho dan Eunsang.
Kebiasaan Junho ngaret nih, kasian Eunsang, pikirnya.
Tak lama kemudian ada suara seseorang yang memanggil nama Yunseong.
Itu pasti teman semeja Yunseong, Minhee kembali membatin.
"Hai kak Yunseong."
"Loh, Seongmin?" Seongmin? Teman sebangkunya Yunseong, Seongmin?
"Kenapa kak?" Tanya Seongmin bingung.
"Hah? Nggak papa."
"Kak, kakak beneran nggak minat aku jodohin?" Minhee menatap Seongmin penuh tanya.
"Okay, okay. Aku tau Kakak gamau pacaran, tapi beneran nggak mau?" Seongmin kembali berkata tanpa menunggu lawan bicaranya menjawab, membuat Minhee semakin bingung.
"Lumayan loh kak, anaknya single, tinggi, ganteng, punya freckels, baik kok. Pasti cocok sama kakak." Minhee semakin menautkan alisnya.
Tinggi. Ganteng. Punya freckels. Ini adiknya berniat menjodohkan dirinya bersama Yunseong atau bagaimana?
[♡]
hai hai hai!
how is today's part?
anyway ini visualisasi dari wooden bar stools if y'all need it.
(cr. pinterest)
yaudah that's all.
oh iya, bagaimana perasaan kalian saat melihat yunseong bernafas kemarin? aku sih nangis nangis gemeteran. padahal orang lain yang vc-an aku yang gemeteran sendiri. gimana kalo bisa ketemu langsung ya? huhu
udahlah kok aku malah curcol.
have a nice day everyone!
salam sayang,
30178s.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Your World | Hwangmini
Fiksi PenggemarHwang Yunseong dan Kang Minhee tidak pernah bertegur sapa, sampai keduanya tertukar. warn: bxb, harsh words.