Happy reading 😁
&
Don't forget to vote n comment! 😉----------
'Aku tak tahu, reaksi apa yang harus ku berikan kepada engkau yang telah membuat diriku terluka separah ini.'
-Aprilia-*
"Dasar jalang!"
Mendengar perkataan itu, membuat Lia menoleh ke sumber suara.Vino dengan gaya angkuh menyenderkan pinggang belakangnya di samping meja yang berada di kamar, sambil menatap Aprilia dengan wajah datar, sorot matanya terlihat santai namun tajam ketika menatapnya dalam, lalu alis terangkat sebelah dan sudut bibir sebelahnya tertarik ke atas, seperti ... Raut muka yang menghina.
Lia takut dengan sikap Alvino, namun dirinya memberanikan diri untuk bertanya,
"kak, apa benar yang terjadi semalam---"Belum selesai Lia dengan pertanyaannya, Vino sudah memotongnya.
"Memang semalam kenapa? Puas ya lo sekarang, udah ngecohin gue?!""Ngecoh, maksud kaka?" tanya Lia kembali dengan kebingungannya.
"Lo ga usah sok innocent gitu, cewek jalang. Lo jebak gue kan? Lo pikir rencana lo berhasil ha?"
Lidah Lia seolah keluh untuk menjawab pertanyaan Vino yang lebih tepatnya seperti hinaan telak, meski Lia tak melakukan hal yang dimaskud oleh lelaki itu.
Aprilia mencoba bangkit dari kasur dengan melilitkan selimut di tubuhnya.
"Kak ... Kaka salah. Kita---"Lagi-lagi Lia tak bisa melanjutkan ucapannya, Vino menyela perkataannya dengan cepat,
"pergi lo dari sini, dan bawa semua barang-barang hina lo juga!"
usir Vino dengan dagu yang menunjuk barang-barang Lia di lantai, lebih tepatnya pakaian Lia yang berserakan di sekitar kasur karena hal semalam...Aprilia tak bisa memprotes, ia memunguti pakaian-pakaiannya dengan langkah yang tertatih, lalu bergegas memasuki kamar mandi yang ia rasa terdapat juga di kamar itu, untuk ia gunakan memakai pakaiannya.
Tak berselang lama, Lia keluar dari kamar mandi dan masih mendapati Alvino dengan posisi semula.
Dirinya berjalan gugup mengambil tasnya yang berada di samping meja yang sedang disenderi oleh Vino.
Lelaki itu berkata kembali kepadanya,"lo ga usah coba-coba nyeritakan tentang 'hal' yang mungkin ada di otak lo itu, mengenai lo dan gue. Ga usah ngarang-ngarang hal yang impossible dan hina kepada orang-orang!"
Sekarang Vino sudah berdiri di hadapannya, membuat Lia menahan napasnya.
Karena gugup? Tidak, dia mencoba menahan rasa marah yang mulai hinggap di dirinya.
Mendengar perkataan Vino membuat dada Lia sesak dan matanya memanas, lalu ia menjawab,"kaka ga usah berkata seperti itu-pun, aku bakal tetap diam kok kak.
Karena hal seperti yang telah terjadi ini, bukanlah sesuatu yang patut dibicarakan dan tak seharusnya terjadi."Lia mencoba menjawab perkataan Vino dengan panjang.
Matanya hanya bisa menunduk, dan seperti tak mendapat respon dari Alvino, dirinya mulai mengangkat kepala.
Yang benar saja, matanya sudah menangkap tatapan tajam dan bibir yang melengkung tipis.
Bukan ... Itu bukan senyuman, melainkan...
Seringaian. Iya, Vino menyeringai kepadanya.Menghina?
Benar. Lagi-lagi Alvino menatapnya dengan penuh kehinaan.
"Sehina itukah diriku di matamu kak?""Gue akan tetap percaya kalau ga terjadi apa-apa antara lo dan gue, mentang-mentang gue mabuk terus lo coba manipulasi keadaan dengan tindakan yang hina?! Cih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt of April (Terbit + PO Novel Cetak)
ChickLitBlurb: Bagaimana jika bulan kelahiranmu yang seharusnya menjadi keberkatan, justru menjelma bagai sebuah kutukan? Tentu kau akan merasa sedih dan terluka, bukan? Itulah hidup yang dijalani oleh Aprilia. Satu per satu insan di sekelilingnya seolah ta...