childhood

993 103 9
                                    


The day, that moment

If I knew this was gonna happen

I would have remembered more of them

When will it be?

÷÷÷

Masa kecil Jungkook tidaklah seindah anak-anak seumurannya. Ia juga bukan berasal dari keluarga kaya. Hidup serba kekurangan, namun bukan berarti ia tak bersyukur dengan hidupnya.

Meski anak kecil itu harus menerima kenyataan bahwa keluarganya tak seperti teman-temannya yang lain.

Ayah dan ibunya bercerai karena keadaan ekonomi keluarga. Ayahnya bangkrut menyebabkan kondisi emosionalnya terganggu. Ayah menjadi lebih tempramental.

Sosok ayah yang seharusnya bisa melindungi keluarganya justru berlaku semena-mena pada ibunya. Tak jarang pria itu main tangan saat sedang kesal. Jungkook kecil hanya bisa menangis waktu itu kala kedua orang tuanya bertengkar. Ia tak paham apa-apa.

Hal itu berlangsung beberapa bulan hingga akhirnya keluarga kecilnya berantakan. Ibunya tidak sanggup lagi menghadapi sikap sang ayah. Kedua orangtuanya lalu berpisah.

Sang ibu kembali kepada neneknya. Jungkook dan ibunya tinggal bersama nenek. Kondisi menjadi jauh lebih baik, setidaknya mereka hidup dengan bahagia selama itu.

Namun, takdir seakan tak berpihak pada keluarganya. Dua tahun berikutnya sang ibu meninggal akibat kecelakaan. Malam itu, saat sang ibu hendak membelikan Jungkook obat karena malam itu si kecil Jungkook demam tinggi.

Jungkook saat itu berusia 6 tahun. Bocah kecil itu sudah harus merasakan kepergian sang ibu setelah berpisah dari ayahnya. Membuatnya mau tak mau melanjutkan hidup bersama neneknya.

Wanita lanjut usia itu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka. Neneknya membuka toko bunga kecil-kecilan. Beberapa jenis bunga pun coba ia budidayakan sendiri. Itupun hanya bunga-bunga yang mudah ditanam sendiri.

Sejak ibunya tiada Jungkook menjadi pribadi yang tertutup dengan sekitarnya. Hanya dengan neneknya ia bersikap begitu terbuka. Berbulan-bulan seperti itu sampai Jungkook memasuki sekolah dasar.

Tahun pertamanya ia lalui menjadi anak pendiam. Sikapnya yang tertutup membuat anak-anak lain penasaran. Semakin mereka mendekati Jungkook, bocah itu semakin menunjukkan rasa tidak sukanya membuat teman-temannya menjadi sebal padanya.

Ia jadi sering diganggu oleh anak-anak di kelasnya. Namun, Jungkook hanya diam saja. Selalu menerima perlakuan mereka sampai akhirnya itu menjadi semacam kebiasaan. Bullying istilahnya.

Namun, ditahun kedua semuanya mulai berubah.

Hari itu, Jungkook kecil sedang membantu neneknya menanam sayuran dihalaman depan rumah. Selain menanam bunga, wanita itu juga menumbuhkan sayuran di halamannya, selain dapat dijual bisa juga untuk makan ia dengan sang cucu.

Bocah itu memperhatikan neneknya yang asik dengan tanaman tanaman hijau itu. Sambil sesekali Jungkook bertanya jika ada yang tidak diketahuinya.

"Nenek ambil pupuknya dulu ya, sayang? Kamu disini saja," kata wanita tua itu.

Jungkook kecil mengangguk. Begitu penurut.

Ia diam di sana memperhatikan tanaman-tanaman yang ada. Bocah itu memiringkan kepalanya sesekali mengedipkan mata bulatnya.

Neneknya bilang tanaman-tanaman itu bisa dimakan. Sungguh Jungkook penasaran, bagaimana bisa para hijau hijau itu menghasilkan dapat menghasilkan makanan? Apakah mereka punya pabrik sendiri?

regen ;taekook✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang