In a rapturous memoryThe rain pours even when I dance alone
By the time this mist clears
I'll run with my feet wet
So hug me then
÷÷÷
Jarum jam terus berputar tak sekalipun ada keinginan untuk berhenti. Kedua benda panjang dan runcing itu sama sama menunjuk angka dua belas.
Tepat tengah malam.
Suara rintik air hujan masih dapat terdengar samar-samar dari dalam ruangan. Suhu diluar ruangan sudah tentu dingin. Sangat cocok untuk dengan bergelung dibawah selimut disaat-saat seperti ini.
Namun, tidak untuk pemuda itu.
Ia masih berada di sebuah ruangan yang cukup luas. Menatap pantulan dirinya dicermin yang begitu bersih. Menggerakkan tubuhnya dengan begitu lihainya mengikuti irama yang tercipta dari pengeras suara.
Bulir-bulir peluh melintasi pelipisnya, tak berbeda dengan bajunya yang telah basah oleh keringat. Sosok itu tetap menari dengan mengerahkan kemampuannya. Menari dengan seluruh tenaganya, bertumpu pada sebuah titik sebagai centernya ia tak hentinya menggerakkan sendi-sendinya menciptakan sebuah tarian yang begitu indah.
Hal itu berlangsung selama bermenit-menit hingga akhirnya ia berhenti dengan nafas yang terengah-engah akibat pening dikepalanya. Jungkook selalu saja sama, ia memaksakan dirinya demi apapun yang ia inginkan.
Tanpa sadar bahwa semuanya memiliki batasnya masing-masing.
Seperti halnya kesehatannya sendiri. Berkali-kali jatuh sakit tak membuat Jungkook berhenti memaksakan diri. Usahanya justru semakin giat tak mempedulikan hal lainnya.
Sudah begitu banyak yang ia korbankan. Sebut saja ia keras kepala karena memang itulah faktanya.
Jungkook menunduk sambil memegang kepalanya yang terasa berat. Ia sengaja mencari kesibukan untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang mengganggunya.
Yang terjadi justru sebaliknya. Taehyung, Taehyung dan Taehyung. Nama itu justru merasuk semakin dalam nyaris membuatnya kehilangan akal sehat.
Jungkook kembali bangkit. Masa bodoh dengan pening yang melanda. Ia tak tahan dengan semua ingatan itu. Tidak bisakah Tuhan membuatnya lupa ingatan saja?
Pemuda itu menyetel kembali musik yang sebelumnya telah mati. Kembali memperagakan seluruh gerakan yang telah ia pelajari tadi. Bedanya, kali ini lebih brutal. Mencoba menepis kasar perasaan yang sialnya sungguh menyesakkan itu.
Tetap saja ia gagal. Tenaganya telah terkuras habis.
Salahkan Jungkook yang memang keras kepala. Selalu bersikeras bahwa ia baik-baik saja. Bahwa ia tak butuh kehadiran Taehyung dihidupnya. Bahwa sudah tidak menyimpan perasaan apapun pada Kim Taehyung.
Masalahnya, Jungkook begitu naif. Pemuda itu tak paham betul tentang apa itu cinta, ia sendiri tidak tahu sejak kapan ia mencintai Kim Taehyung. Sejak kapan perasaan nyaman itu berubah jadi cinta? Yang dia tau dulu hanyalah bagaimana agar dirinya bisa menjadi orang yang sukses dan kaya.
Mengabaikan arti hidup yang sebenarnya dan hanya terfokus pada kebahagiaan yang semu semata.
Dirinya bahkan mengorbankan hal yang dinamakan cinta itu demi ambisinya. Taehyung begitu mendambanya sedangkan ia meninggalkannya begitu saja. Tanpa perpisahan, pergi dan lenyap tanpa jejak.

KAMU SEDANG MEMBACA
regen ;taekook✓
Fiksi Penggemar[completed] seorang idol yang terus terbelenggu masa lalu, bersikeras menepis fakta hingga pada akhirnya ia sendiri yang harus tersiksa boyxboy! short ff ©Vickimham