Ivy duduk di sebuah kafe yang menjadi tempat pertemuannya dengan Putra. Setelah sekian lama mereka tidak bertemu, Ivy mendadak menjadi gugup. Dulu sekali, Putra adalah salah satu pria yang Ivy kagumi karena kebaikan dan sopan santunnya.
Putra sering sekali bermain ke rumah untuk menemui Natalie. Kakaknya. Bahkan Putra juga kenal dekat dengan orang tua mereka. Ketika orang tua Ivy meninggal karena sebuah kecelakaan beruntun, Putra dengan setia menemani Natalie yang sedang berduka.
"Ivy."
Ivy terkesiap dari lamunannya, mendongak melihat pria tinggi dengan kulit putih bersih tersenyum ke arahnya.
"Mas Putra?" tanyaku, terpengarah melihat sosoknya yang banyak berubah. Sekarang pria itu tampak semakin dewasa dan semakin menawan.
Putra tersenyum, menarik kursi di depan Ivy lalu duduk. "Udah pesan minum?"
Ivy menggeleng. "Belum, Mas."
"Kenapa? Pesan minum dulu, nggak enak banget ngobrol tanpa minum," balas Putra. Ia mulai melihat-lihat menu.
Ivy menggeleng lagi. "Nggak usah, Mas. Ivy nggak haus kok."
Putra mendongak menatap Ivy tidak yakin. "Bener? Pesan aja, aku yang bayar."
Wajah Ivy langsung bersinar. Ingatkan Ivy jika dia tidak bisa menolak gratisan. Tapi Ivy masih malu untuk menerimanya. Apa lagi Putra baru saja bertemu dengan Ivy setelah sekian lama.
Dengan berat hati Ivy menolak. "Nggak usah, Mas."
Putra menyipitkan pandangannya. "Yakin? Pesen apa aja yang kamu suka, aku yang bayarin."
Ivy terdiam. Batinnya bergejolak ketika nada memaksa itu mendorongnya untuk menerima. Dengan senyum malu Ivy menjawab.
"Ya udah kalau Mas Putra maksa," balas Ivy, terlihat seakan terpaksa. Padahal, jelas saja dirinya senang.
Putra terkekeh geli melihat respons Ivy yang menolak tapi begitu antusias memesan apa yang wanita itu inginkan.
"Udah lama ya. Sekarang kamu makin cantik aja," Putra membuka obrolan, memuji Ivy dengan senyum kecil.
Ivy menunduk malu mendengar pujian Putra. "Ah Mas Putra bisa aja."
Putra terkekeh. "Serius, makin mirip sama Natalie."
Ivy mengerjap. "Eh? Masa Mas?" tanyanya, tidak yakin.
Putra mengangguk. "Iya, sikap kalian hampir mirip sekali."
Ivy tersenyum kecil. "Iya, Kak Natalie memang panutan ku."
Putra mengangguk setuju. "Udah lama ya. Sekarang kamu tinggal di mana?"
"Aku nge-kos, Mas."
Satu alis Putra terangkat. "Rumah kamu?"
Ivy tersenyum hambar. "Di sita, Mas."
Kata-kata itu kembali menusuk hati Ivy. Sebenarnya, Ivy bukan orang miskin yang digosipkan di kampusnya belakangan ini.
Ivy memiliki keluarga yang kaya raya. Orang tuanya seorang pengusaha. Dan seorang Kakak perempuan yang baik hati. Hidupnya bahagia, Ivy merasa dia udah sangat sempurna.
Tapi, kenyataan itu harus terkikis ketika kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan beruntun. Belum lagi perusahaannya yang bangkrut karena dikelola oleh orang yang salah.
Saat itu, Natalie banting tulang untuk mencari uang demi hidup. Begitu juga dengan Ivy yang diam-diam bekerja tanpa sepengetahuan Natalie. Karena jika wanita itu tahu, dia akan marah dan menyuruh Ivy fokus kuliah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Houskeeper Kece (Housekeeper Series)
RomanceResivy Chelsea. Mahasiswi semester 4 yang merangkap menjadi seorang Housekeeper demi mendapatkan uang untuk membayar kuliah dan kebutuhan lain. Kepergian Kakaknya 3 tahun lalu membuatnya hidup sebatang kara. Kerja apa pun digeluti Ivy, sampai akhirn...