Pertanyaan Ivy yang meyakinkan dirinya harus mencari seorang sugar daddy membuat Salsa cukup kaget. Salsa tahu Ivy pekerja keras, cerewet dan blak-blakan. Tapi dia benar-benar tidak menyangka keinginan itu terlintas dibenak wanita seperti Ivy. Salsa tidak tahu masalah apa yang terjadi di hidup Ivy sampai membuat wanita itu memilih jalan pintas yang pernah dilakukannya, dan itu salah.
"Jangan, Ivy," sergah Salsa melarangnya.
Satu alis Ivy terangkat. "Kenapa?"
Salsa mendesah berat. "Aku nggak tahu sefrustasi apa hidup kamu, Vy. Kamu pekerja keras, aku yakin kamu wanita baik-baik. Jangan mau menjadi seorang baby."
"Kenapa? Kamu juga bisa Sal. Malah kalau aku beruntung bisa dapat daddy model kayak Mas Dewa yang ganteng dan mapan," jelas Ivy. Ia tidak mengerti kenapa Salsa melarangnya.
Salsa mendesah lagi. "Vy, kalau tentang aku, bukan aku yang mau, tapi temanku yang masukin aku ke aplikasi ilegal tanpa sepengetahuanku. Juga, Mas Dewa invite aku menjadi baby itu bukan sebuah kebetulan."
Dahi Ivy mengerut lebar, tidak mengerti maksud dari kalimat Salsa. "Maksudnya?"
"Mas Dewa udah tahu aku sebelum dia invite aku jadi baby-nya. Mas Dewa bahkan tahu siapa aku dan orang tuaku," katanya. Ia mengembuskan napas berat, memberi jeda. "Mas Dewa mau menjadikan aku baby-nya karena wajahku mirip Ibuku. Ibuku, dulu pernah jadi cinta pertama Mas Dewa." Penjelasan Salsa membuat Ivy membelalak kaget.
"Kamu serius?"
Salsa mengangguk. "Iya, awalnya aku juga gak nyangka. Tapi setelah dengar penjelasan dari Dewa juga Ayah, aku mulai mengerti dan memahami semua takdirku," kata Salsa. Ia tersenyum getir melihat Ivy yang terlihat masih tidak percaya dengan pengakuannya.
Salsa menggenggam satu tangan Ivy. "Sesulit apa pun hidup kamu, Vy. Jangan membuat jalan pintas yang salah. Konsep daddy dan baby nggak sesederhana itu. kamu harus mau melakukan apa pun yang diperintahkan pria yang mengontrak mu. Berhubungan badan selayaknya suami istri, menjadi simpanan dan siap berurusan dengan istrinya kalau dia punya. Belum lagi image hidup kamu bakal hancur." Salsa memberitahu, berharap Ivy melupakan keinginannya. "Kamu nggak pernah berpikir harga dirimu bisa ditukar sama uang kan?" tanya Salsa. "Aku emang nggak tahu sebutuh apa kamu. Tapi kalau kamu mau, aku bisa pinjamkan uang buat kamu."
Ivy yang tadi sibuk berpikir mengerjap mendengar tawaran Salsa. "Nggak Sal. Aku bisa bayar sendiri. Lagi pula utangku udah banyak banget."
"Nggak masalah, aku bisa minta ke Mas Dewa."
Ivy menggeleng cepat. "Kalau gitu aku bakal punya utang ke dua orang. Nggak deh Sal. Cukup satu orang aja."
"Tapi kamu nggak berniat cari sugar daddy buat bayar utangmu kan? Kalau kamu pilih jalan itu, lebih baik pinjam uang aja ke aku," kata Salsa tidak mau kalah. Salsa tahu kalau Ivy sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Ivy sudah kehilangan kedua orang tua dan kakaknya, ia sebatang kara.
Ivy terkekeh. "Iya, iya, aku tadi cuma bercanda kok Sal. Jangan cemas gitu."
Salsa menarik napas lega mendengar itu. "Bener ya?"
Ivy mengangguk. "Iya."
Salsa mendesah lega. Berharap apa yang dikatakan Ivy memang benar bukan hanya omong kosong. Jangan sampai Ivy terjun di dunia kotor seperti itu.
Ivy mendesah, pikirannya menerawang. Kalimat-kalimat Salsa terus berputar di kepalanya. Semua benar, Ivy bahkan tidak pernah membayangkan menjadi simpanan seorang pria. Apa lagi pria jelek yang sudah beristri. Hancur sudah keinginannya mendapat tipe ideal yang soleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Houskeeper Kece (Housekeeper Series)
RomanceResivy Chelsea. Mahasiswi semester 4 yang merangkap menjadi seorang Housekeeper demi mendapatkan uang untuk membayar kuliah dan kebutuhan lain. Kepergian Kakaknya 3 tahun lalu membuatnya hidup sebatang kara. Kerja apa pun digeluti Ivy, sampai akhirn...