Ivy sudah menyiapkan makanan sesuai yang diminta oleh Juda. Dengan modal bahan makanan yang tersisa di kulkas Juda. Melihat sayur yang tidak lama lagi akan layu dengan daging di dalam freezer, Ivy berhasil memasak sup ayam dengan nasi hangat yang menggiurkan.
Ia menatanya di atas meja dengan perasaan senang, karena sebentar lagi uang bonus dari Juda akan keluar dan berpindah ke saldo rekeningnya. Lumayan, untuk tambahan membeli kado kepada anak Ainur. Ivy belum sempat memberikan hadiah kepada wanita itu setelah melahirkan bayinya.
"Mas Jud, makanannya udah siap." teriak Ivy, berjalan masuk ke ruangan di mana Juda sedang duduk di atas sofa sembari menonton televisi.
Ivy mendengus. Tidak habis pikir dengan pria yang pada hari sibuk seperti ini seharusnya berada di kantor, malah bermalas-malasan di apartemen.
Ivy berjalan mendekati Juda yang tidak merespons panggilannya. Pria itu begitu fokus pada acara televisi yang ditontonnya. Melihat apa yang Juda nonton, Ivy mendengus ketika saluran olahraga terpampang jelas di sana. "Mas!"
Juda membalas tanpa menoleh. "Bentar," ucapnya, masih fokus menonton.
Drt!
Ivy menoleh mendengar suara ponselnya terdengar. Begitu juga dengan Juda secepat kilat langsung mengalihkan pandangannya dari televisi.
Ketika Ivy beranjak hendak mengambil ponselnya, Juda menahan tangan Ivy buru-buru. Pria itu kembali gelisah.
"Bentar Vy."
"Apaan Mas Jud?" tanya Ivy dengan dahi mengerut karena mendadak pria ini menariknya.
Juda gelagapan. Memutar otak untuk mencari kata yang tepat. "Makanannya udah jadi?"
Ivy menepis tangan Juda yang masih menggenggam satu tangannya. "Tadi aku teriak nggak denger. Dipanggil malah bilang entar. Udah, udah aku rapihin di meja makan sana."
Juda mengangguk mengerti. Pria itu diam sebentar untuk mencari kalimat yang lain.
"Mas Jud, mana bayarannya? Cepet Ivy mau balik." ujar Ivy, mulai malas. Dia udah terlambat untuk pergi ke rumah Sari. Semalam wanita itu menyuruh Ivy pergi ke rumahnya.
"Kayaknya aku gak jadi makan." balas Juda, mengabaikan pertanyaan Ivy.
Dahi Ivy mengerut. "Hah? Maksudnya?"
"Aku nggak jadi makan masakan mu." jelas Juda membuat kerutan di dahi Ivy semakin lebar.
"Ya udah terserah. Yang penting bayar aja jasaku buat masak," balas Ivy cuek. Walau hatinya tampak tidak suka karena Juda sudah menyia-nyiakan waktunya. Juda pikir memasak itu mudah.
Juda mendongak menatap Ivy yang masih berdiri di sampingnya. "Aku mau menu makanan lain."
"Hah?"
"Masak makanan lain buat aku, Ivy." sahut Juda lagi.
Ivy menatap Juda tidak percaya. Dia tidak tahu apa yang sedang merasuki otak pria kolot ini. "Hah? Mas Juda jangan ngada-ngada, aku orang sibuk."
Juda menggeleng kencang. Jika biasanya Juda akan membalas dengan senyum culas dan kata menyebalkan. Kali ini pria itu tampak serius.
"Aku serius, aku lagi nggak mau makan sup. Aku mau makan ..." Juda tampak berpikir lalu sebuah ide muncul. "Pecel lele."
"Hah?" Ivy melongo, detik berikutnya wanita itu mendesah gusar. "Mana ada jam segini yang jualan pecel lele."
"Kamu beli lelenya sana, terus masak di sini."
"Mas Juda nggak waras ya."
"Aku waras. Aku emang berubah pikiran waktu lihat iklan pecel lele di TV."
KAMU SEDANG MEMBACA
Houskeeper Kece (Housekeeper Series)
RomanceResivy Chelsea. Mahasiswi semester 4 yang merangkap menjadi seorang Housekeeper demi mendapatkan uang untuk membayar kuliah dan kebutuhan lain. Kepergian Kakaknya 3 tahun lalu membuatnya hidup sebatang kara. Kerja apa pun digeluti Ivy, sampai akhirn...