Keputusan

2.7K 231 31
                                    

Hi guys !
Maaf saya selalu hiatus 😔😔😔

Terimakasih dan jangan lupa vote comment bila berkenan dan astoge bnyak ug masih baca kirain buku saya gk terlalu menarik, hhhh saya curhat dulu 😔
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Wei Ying masih shock pagi ini, bagaimana tidak, kekasihnya yang tampan itu, maaf ralat mantan kekasihnya yang tampan itu tiba-tiba berada di depannya saat ia membuka matanya.

"Wei Ying"

"...."

"Wei Ying"

"....."

"Wei Ying"

"Baik-baiklah aku menyerah, apa yang kau inginkan Lan Zhan?"

Tanpa banyak berbicara Lan Zhan pun berjalan mendekati tempat tidur Wei Ying dan menyibak rambut Wei Ying yang berada di wajahnya.

"Masih sakit?"

"Tidak, hanya pusing"

"Masih hangat"

"Tentu saja disini panas sekali"

"Panas karena wei ying sakit"

Tangan Wei Ying memegang tangan Lan Zhan.

"Lan Zhan, apa yang kau lakukan disini, apa kau tahu hanya mendengarkan suaramu saja membuatku semakin sakit"

Sakit karena aku tidak dapat bersamamu walau aku mencintaimu

Lan Zhan menegang sejenak tubuhnya membeku mendengar kekasihnya berbicara seperti itu walau dia tahu alasan apa yang membuatnya mengatakan seperti itu.

"Wei Ying, aku tahu kenapa ingin berpisah"

Wei Ying melebarkan matanya, setetes demi setetes air mata jatuh membahasi pipinya yang ia tahan semenjak tadi.

"Kalau kau tahu kenapa kau bisa sekejam ini, apa kau tidak kasihan padaku" tanya Wei Ying sambil memukul dada lan zhan sambil meronta-ronta karena Lan Zhan mencoba memeluknya "Dasar pangeran bermuka dingin kejam tidak tahu perasaan, lepaskan aku- lepas"

Lan Zhan hanya memeluk erat kekasihnya itu.

Dua puluh tiga menit berlalu Wei Ying mulai tenang dan diam dipelukan Lan Zhan, dan menatap Lan Zhan yang ditatap kembali oleh pria tampan itu.

"Lan Zhan, kenapa kau bisa disini, bukankah ibumu melarangmu bertemu denganku?"

Sigh, Lan Zhan bernapas dalam

"Paman, ingin bertemu denganmu"

"Pak tua Qiren, kenapa?"

"Ingin berbicara pada wei ying"

Wei Ying menyipitkan matanya "Apa pamanmu mau mengolokku bukankah kita sudah berpisah, bukankah itu yang pama-" kata Wei Ying terhenti disaat Lan Zhan mencium bibirnya.

"Tidak akan berpisah dengan Wei Ying, Cinta Wei ying, Hanya Wei ying" kata Lan Zhan disela ciuman yang membuat Wei Ying menitikkan setetes air mata dalam diam.

"Siapa?"

"Xichen"

Satu minggu kemudian

Disebuah cafe seorang paman mengelus elus jenggotnya menunggu kedatangan pemuda yang selalu membuat onar dimatanya.

"Paman Qiren" panggil Wei Ying pelan sambil berjalan di kursi duduk yang kini disinggahinya tepat depepan paman Lan Zhan, Lan Zhan yang bersikeras ingin menemani Wei Ying bertemu dengan pamannya ditolak oleh Wei Ying dengan Alasan tidak sopan jika mereka ingin berbicara secara privasi namun tetap kekasihnya tidak menyerah dan awei Ying pun pergi lebih awal dari jam yang sudah dijanjikan walau tidak begitu jauh.

My Shaterred Heart Waiting YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang