Berjalan santai menyusuri lorong Academy, sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri melihat siswa – siswi yang ada memenuhi lorong gedung, banyak dari mereka mengobrol tentang hal yang tidak aku pahami, ada juga yang bercanda gurau dan lain sebagianya, suasana seperti ini tidak begitu berbeda dengan sekolahku.
Di tengah keramaian itu aku berjalan melewati mereka, namun entah kenapa saat aku berjalan semua mata tertuju padaku, walau begitu aku tidak terlalu memperdulikannya, lagi pula aku tidak mengenal mereka sama sekali, aku sedang menuju kelas ku yaitu kelas D, seharusnya Azalia sudah ada di sana karena sebelum ini aku bertemu dengan Yaimui, dia mengatakan kalau dia mengantar Azalia kembali ke kelasnya.
Saat aku sampai di depan pintu, terdengar suara yang cukup bising dari dalam kelas, aku lantas membuka pintu dan mendapati Azalia yang di kerumui teman sekelas layaknya artis dadakan, namun tidak berselang lama pandangan mereka berpindah kearahku.
"Wohoooo..... itu dia!" teriak seorang anak laki – laki menunjukku layaknya menunjuk pencuri.
Mengerutkan dahi tidak paham dengan maksudnya, aku hanya diam tidak merespon, namun sedetik kemudian sebagian kerumunan menghampiriku dan langsung melontarkan banyak sekali pertanyaan layaknya kerumunan reporter.
"Hey apa – apaan ini oy?" Kataku di tengah kerumunan yang sudah seperti fans artis ini.
"Bima! kau bertemu dengan mereka?"
"Seperti apa mereka?"
"Apa mereka melukaimu?"
"Kenapa mereka menemuimu?"
"Apakah mereka mengancamu?"
Semua pertanyaan itu di lontarkan pada waktu yang hampir bersamaan, membuatnya tercampur aduk tidak jelas, aku sama sekali tidak bisa mendengar pertanyaan mereka karena terlalu ramai dan berisik, sudah seperti suara pasar atau mungkin lebih berisik lagi.
Tapi aku punya dugaan kalau mereka menanyakan hal yang sama, yaitu oertemuan kami dengan Siswa Kelas S, karena Azalia mungkin menceritakannya pada mereka. Pada saat itu kami sama sekali tidak menyadari kalau Chiliyu – sensei berdiri di depan pintu tepat di belakangku.
"Kalian semua cepat duduk di kursi kalian!"
Tiba – tiba terdengar suara yang sangat mengerikan datang dari arah belakangku, tepatnya dari depan pintu masuk kelas, semua teman sekelasku menoleh ke arah sumber suara begitu juga diriku, saat kami melihatnya, wajah kami lansung berubah ketakutan.
Belum ada satu detik kerumunan yang mengelilingku menghilang tanpa jejak, semua teman sekelasku sudah duduk manis di kursinya masing – masing layaknya siswa teladan, meninggalkanku berhadapan dengan Chiliyu – sensei.
Chiliyu – sensei berjalan mendekat ke arahku dengan sorot mata tajam menusuk, ini seperti adegan yang sering ada di anime dan entah kenapa aku merasa sangat terancam sampai tubuhku tidak mau di gerakan.
Dengan sekuat tenaga dan perasaan tidak enak aku memutar badan degan maksud kembali ke mejaku, namun Belum sempa aku melangkah Chiliyu – sensei memanggiku dan juga Azalia. "Bima, Azalia, setelah pelajaran selesai, pergi ke ruanganku." Kata Chiliyu – sensei pada kami.
"Baik." Kataku berbalik sambil memberi hormat lalu.
Setelah itu pelajaranpun hari ini pun kembali berlanjut, di dunia ini sisetem pembelajaran yang di gunakan tidak jauh berbeda, hanya saja yang materi yang di ajarkan dan medianya sangat berbeda, di dunia ini kertas sudah hampir tidak ada, kalaupun ada mungkin hanya ada di perpustakaan, bahkan buku yang pernah aku pinjam juga bentuk kertasnya terlihat sangat tua.
Dunia ini semuanya serba menggunakan teknologi yang sangat canggih, proyeksi 3D sangat banyak di duganakan di toko – toko dan maal, bahkan ruang kelas yang tampak biasa ini ternyata banyak sekali kecanggihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Love Story : Lost Legendary Weapon Vol 2
FantasyVolume ke dua dari cerita Magic Love Story : Lost Legendary Weapon. Note : Sebelum membaca cerita ini di sarankan untuk membaca cerita sebelumnya. Magic Lost Story : Lost legendary Weapon Vol 1.