Stay

510 80 20
                                    

DUARRR!!



Jiyeon dan Taehyung berhasil pergi menjauh dari rumah tersebut sebelum ledakan itu terjadi. Saat ini mereka berada disalah satu rumah yang berada di ujung dari rumah Jiyeon. Lubang yang mereka masuki tadi merupakan sebuah lorong yang tembus kerumah ini. Taehyung membiarkan Jiyeon berada diruang tamu sedangkan pria itu membawa telepon kabel dirumah itu kesalah satu ruangan.

Jiyeon melangkah mendekat kesalah satu jendela. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri,,rumhanya sudah meledak dan kini tengah dilahap api. Tidak hanya rumahnya,,bahkan hampir sebagian taman bunga yang berada disamping rumahnya sudah terbakar.

"Rumah? Florist?! Ya tuhan! Bagaimana dengan Changwook dan Lisa?!" matanya sudabh berkaca-kaca dan air matanya sudah mengalir dipipinya.

"Kenapa kau menangis?" Taehyung yang entah sejak kapan berada disamping Jiyeon mengusap air mata wanitanya.

"Lisa....Changwook,mereka bagaimana...bagaimana dengan mereka?" Jiyeon menangis sesenggukan meluapakan segala kegelisahan dan ketakutan.

"Tenanglah,,mereka akan baik-baik saja." ujar Taehyung mencob untuk menenangkan Jiyeon.


Taehyung membawa Jiyeon kedalam pelukannya,,mengusap lembut punggung Jiyeon hingga tangisan itu berhenti dan digantikan dengan dengkuran halus. Ternyata Jiyeoj tertidur setelah menangis cukup hebat.
Dengan hati-hati, Taehyung menggendong tubuh mungil Jiyeon kedalam kamar lalu membaringkannya diatas ranjang.

"Selamat tidur, my Lady." Taehyung mengecup kening Jiyeon sebelum meninggalkan gadis itu dan kembali keruang tamu untuk berjaga sambil menunggu Minho datang menjemputnya.








                     🌺 🌺 🌺 🌺




Delapan buah kaleng kosong yang diletakan berjarak satu persatu jatuh beriringan dengan bunyi tembakan yang berasal dari handgun yang berada di tangan seorang gadis. Gadis itu terus menembak hingga tembakan terakhirnya menjatuhkan kaleng terakhir.

"Kau belajar dengan cepat. Tembakanmu tidak melesat sedikitpun, sayang."ujar seseorang pria yang sejak tadi memperhatikan latihan menembak gadiz dibelakangnya.

"Jinjja?" gadis itu tersenyum senang sambil melepaskan pelindung telinga yang ia kenakan.

"Benar, tapi kau masih harus banyak belajar." pria itu menepuk-nepuk kepala gadisnya sebelum membawa gadis itu kedalam pelukannya dan mengecup keningnya dengan hangat.




Mata Jiyeon mengerjap pelan saat terik sinar matahari yang menyelinap masuk mengenai wajahnya. Hari ini ia bermimpi lagi.dengan wajah malas, ia duduk diataz ranjang sambil mengusap matanya. ingatannya tentang kejadian semalam kembali menghantamnya dan tanpa sadar ia menitikan air matanya.

"Dimana ini??" ujar Jiyeon saat ia menyadari berada di kamar yang tidak ia kenali.

Jiyeon turun dari ranjang dan berjalan kesalah satu perabotan yang tertata rapih diruangan, dengan segenap rasa penasarannya. Ia memegang knop pintu kamar dan membuka kamar itu yang ia tebak merupakan pintu keluar.

"Ini dimana??"tanya Jiyeon pada dirinya sendiri.

"Kau berada dirumah, Jiyeon."ujar seseorang dari belakang yang membuat Jiyeon mundur dari jendela dan menabrak tubuh seseorang.

"Selamat datang dirumah,,Jiyeon." ujar Taehyung.

"Rumah??"

"Ya,,mulai hari ini tempay ini akan menjadi rumah-mu karena kau akan tinggal disini bersamaku." jelas Taehyung sambil meraih tangan Jiyeon.

"Mwo?"

"Kau akan tinggal disini bersamaku." ujar Taehyung lagi.

Karena akan lebih aman bila aku yang menjagamu sendiri.ujar Taehyung dalam hatinya.

"Sebaiknya kau mandi,,para pelayan akan menyiapkan pakaianmu dan setelah itu kita akan sarapan bersama."Taehyung membuka pintu berwarna coklat dan mendorong pelan tubuh Jiyeon kedalam.

"Tunggu!!"

Taehyung yang akan meninggalkan Jiyeon kembali lagi karena tarikan pada mantel yang ia gunakan.

"Si....siapa nama-mu??" tanya Jiyeon dengan gugup

"Tuan.."ujar Jiyeon lagi.

"Taehyung...panggil saja Taehyung." balas Taehyung sebelum menutup pintu kamar mandi.

AMOR DESTE LEJOS ( TIAMO )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang