Di sini aku mau ngasih tau, cerita ku emang gak pake prolog dan epilog...
Masalah perkenalan, nanti ikutin alur cerita nyaa, setiap ada pendatang baru sama tokoh atau orang nya sendiri yang akan memperkenalkan lewat cerita ini...
Jadi, Maaf banget yang emang biasa nya kalian baca cerita ada prolog dan epilog nya dan ini gak ada😳😢😊.
Thanks banget udah mah mampir...
Happy reading❤
*****
Angin di pagi hari membuat rambut panjang Caramel terbawa oleh arah nya kemana angin pergi. Senyum nya merekah ketika kicauan burung yang di miliki oleh Kakak laki-laki nya berkicau di pagi hari.
Seperti pagi biasanya, Caramel sudah terbangun lebih awal dari pada yang lain.
Rambut yang tadi nya tergurai bebas kini Caramel ikat menjadi satu ikatan.
Kaki nya melangkah menuju kamar mandi yang ada di kamar nya lalu dia membersihkan diri dan bersiap untuk melakukan kegiatan hari ini.
Tidak butuh waktu lama, Caramel sudah siap dengan seragam sekolah yang menghiasi dirinya.
Hanya sedikit polesan bedak baby dan juga liptint Caramel sudah terlihat sangat cantik.
Ceklek...
Pintu kamar terbuka, Caramel menoleh sebelum ia tersenyum menatap wanita yang sudah berkepala empat namun masih terlihat muda.
"Udah cantik aja pagi-pagi." Ucap Bunda Caramel--Carel.
Caramel tersenyum, ia mendekat ke arah bunda nya yang masih memakai piyama berwarna biru dongker.
"Udah lah bun, kan hari ini aku sekolah."
Cup...
Kecupan bibir Carel mendarat di kening Caramel penuh kasih sayang, ia mengelus pucuk kepala anak pengais bungsu nya.
"Yaudah, Bunda mau lansung turun bantuin mbok masak. Kamu Kalo udah rapih langsung turun ya?" Ucap nya, Caramel mengangguk, "Oke siap!"
Carel tersenyum, ia keluar dari kamar Caramel tidak lupa menutup pintu.
Setelah sarapan pagi bersama, Caramel berpamitan kepada kedua orang tua nya sebelum berangkat sekolah menggunakan supir pribadi.
"Hati-hati ya! Belajar yang serius." Ucap ayah Caramel--Aksara.
"Iya ayah, aku berangkat ya semua! Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsallam."
Mobil yang di bawa oleh supir melesat pergi dari pekarangan rumah Caramel.
Pagi ini tidak terlalu macet seperti biasa nya, hingga mobil yang di tumpangi Caramel dengan mudah melesat membelah kota Jakarta di pagi hari.
Sepuluh menit sudah Caramel tempuh, ia sudah sampai.
"Makasih ya pak. Hati-hati." Ucap Caramel sebelum keluar mobil.
"Iya neng, neng juga semangat sekolah nya."
Caramel tersenyum, ia mengangkat kedua jari jempol nya di udara.
"Sip!"
Setelah mobil yang mengantar Caramel pergi, Caramel masuk ke dalam pekarangan sekolah nya yang masih terlihat sepi.
Jarang siswa atau siswi yang datang di pagi hari, jadi wajar saja jika kelas Caramel kini sepi dan sedikit hening.
Setelah menaruh tas di kursi nya, Caramel ikut menduduki bokong nya lalu mengeluarkan handphone nya untuk mengurangi rasa bosan yang melanda diri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAMEL [HIATUS]
Teen FictionBagaimana rasa nya menjadi seorang gadis yang di kenal banyak orang? Menyenangkan bukan? Itulah yang di rasakan oleh Caramel, gadis SMA yang memiliki kecerdasan dan kecantikan tiada lawan, selain dua kelebihan itu, Caramel juga terlahir dari keluarg...