Caramel dengan dress berwarna merah muda nya turun dari mobil Wira. Tentu nya di buka kan oleh Wira sendiri.
Ia menatap bangunan megah dan mewah, ia menatap Wira.
"Ngapain lo ngajak gue ke sini?" Tanya Caramel curiga, Wira bergumam.
"Ikutin aja. Mau makan kan?"
"Enggak juga, kan lo yang ngajak gue."
Wira tidak menjawab, ia menarik tangan Caramel untuk masuk ke dalam kantor nya.
"Ini kantor gue, punya restoran sendiri. Jadi gak usah repot-repot boking tempat segala. Kalo mau tidur udah di siapin." Jelas Wira, Caramel menatap sekeliling.
"Makanan nya juga enak-enak. Gak kalah dari restoran bintang lima."
Caramel mengangguk mengerti, Mungkin Wira sedang bokek alias gak punya duit jadi ngajak Caramel buat ke restoran nya sendiri.
"Trus ini kita mau kemana?" Tanya Caramel, kedua nya memasuki lift.
"Ke lantai paling atas. Restoran VVIP ada di sana." Ucap Wira, ia memberi celah untuk pegawai masuk ke dalam lift sebelum pintu tertutup.
Ting!
Pintu lift yang semula tertutup rapat kini terbuka lebar, Caramel dan Wira yang tujuan nya memang untuk pergi ke lantai atas langsung keluar dari lift. Di ikuti oleh beberapa orang yang memang memiliki tujuan sama.
"Kita cari tempat deket balkon aja, pemandangan nya bagus kalo malem hari."
Kini Caramel hanya mengangguk, menuruti ucapan Wira, karena Wira yang lebih tau tempat ini. Jika dirinya sok tau, nanti Caramel juga yang malu sendiri. Terlebih orang-orang di sini mengenal Wira.
Mereka berdua duduk di kursi dekat Balkon, Wira mengangkat sebelah tangan nya untuk memanggil pelayan yang ada di sana.
Pelayan itu menghampiri kedua nya, memberikan buku menu lalu menulis apa yang Wira atau Caramel pesan. Merasa sudah cukup, pelayan itu kembali meninggalkan Caramel dan juga Wira.
"Lo tau kenapa malem ini gue ajak lo makan malam?" Tanya Wira menatap Caramel pekat, Caramel menggeleng bertanda ia tidak tau tujuan datang ke sini selain makan.
"Malam ini malam spesial bagi gue."
Caramel mengerutkan alis nya, "Spesial nya karena?"
"Karena malam ini adalah malam pertama bagi gue buat menghirup udara di dunia."
Caramel belum mengerti, ia mencerna perkataan Wira.
"Menghirup, menghirup, menghirup..." Bisik Caramel dalam hati. Hingga satu kalimat mencantol dalam pikiran nya.
Wira ulang tahun?
▪▪▪▪▪
Bunyi ketukan pintu terdengar dari dalam kamar Caramel, Caramel yang sedang bersiap untuk tidur kini kembali bangkit untuk membukakan pintu yang terketuk kembali.
"Ada apa bang?" Tanya Caramel ketika membuka pintu.
Brian berdiri di depan Caramel sambil menampilkan gigi-gigi nya. Lalu ia mengangkat kedua alis nya secara bergantian, membuat Caramel bingung dengan tingkah nya.
"Apa? Ngantuk nih."
"Ceritain dong makan malam nya. Seru apa enggak?" Tanya Brian, Caramel menggeleng, ia menguap lebar yang di tutupi sebelah telapak tangan nya.
"Apa? Au ah ngantuk nih,"
Saat ingin menutup pintu, Brian mencegah membuat Caramel dongkol. Apa Brian tidak melihat jika Caramel sudah mengantuk berat?
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAMEL [HIATUS]
Teen FictionBagaimana rasa nya menjadi seorang gadis yang di kenal banyak orang? Menyenangkan bukan? Itulah yang di rasakan oleh Caramel, gadis SMA yang memiliki kecerdasan dan kecantikan tiada lawan, selain dua kelebihan itu, Caramel juga terlahir dari keluarg...