0.3

50 7 4
                                    

"Neira!"

"Huaa... BUNDAA!!!"

Caramel gelagapan, ia mengangkat Neira ke gendongan nya yang baru saja jatuh dari ayunan besi.

"PENGEN SAMA BUNDAA!!!"

"BUNDA!!!"

"HUAAA!!!"

Caramel mengelus pundak Neira, sedangkan Arka mengambil alih Neira dari Caramel.

"Cup cup, udah ya, jangan nangis lagi... jelek tuh kalo nangis..." Bujuk Arka, yang nama nya Neira tidak akan berhenti jika sudah berada di pelukan Bunda nya.

"Pengen sama bunda!!!" Ucap Neira, ia mengecek mata nya yang berlinang air mata.

Yang Caramel bingung sekarang adalah, Carel sedang tidak ada di rumah. Dan pulang nanti malam, bersama Aksara.

"Bawa masuk aja dulu bang."

Ketiga nya masuk ke dalam, Neira tidak mau memberhentikan tangis nya.

Beberapa kali Caramel maupun Arka bergantian membujuk nya agar tidak menangis kembali, dengan berjanji membelikan es-cream atau pun boneka. Tapi hasil nya nihil.

"Udah atuh ih! Jangan nangis mulu, gak cape apa?" Tanya Caramel jengah.

Neira menggeleng, "Mau sama bunda!"

Arka dan Caramel saling bertukar pandangan, kedua nya pun membawa Neira ke kamar nya.

"MAU SAMA BUNDA! HUUAA!!! BUNDA!!!"

Caramel menutup telinga nya ketika Neira berteriak tepat di samping telinga nya.

"Sekarang tidur aja ya, ayo sama kakak di tidurin."

"AKU BUKAN ANAK KECIL! HUAA!! MAU SAMA BUNDAA!!!"

"Yaudah geh, jangan nangis mulu kalo bukan anak kecil lagi!"

"KAKAK JAHAAT! MAU NYA SAMA ABANG!" Neira meronta, meminta Caramel menurunkan gendongan nya.

"Urus tuh Neira!" Ketus Caramel ketika Neira sudah berada di gendongan Arka.

Dengan lembut, Arka mengelus rambut belakang Neira, "Udah ya, adek abang mana mungkin cengeng."

Neira menyenderkan kepala nya di dada bidang Arka yang hangat, ia menatap sinis Caramel yang berada di samping Arka.

Arka tidak henti-henti nya mengelusi pucuk kepala Neira dengan senang hati, dan perlahan nafas Neira teratur dan kelopak mata nya tertutup.

"Ribet banget mau tidur juga." Desis Caramel sambil menatap Neira yang sedang di tidurkan di kasur nya oleh Arka.

"Kamu Kalo ngurus adek tuh yang lembut, jangan malah adu bacot." Ucap Arka menatap Caramel.

Kedua nya pun keluar dari kamar Neira dan menutup pintu.

"Gimana mau punya anak coba?" Gumam Arka, Caramel mendengar, ia membesarkan bola mata nya menatap Arka dengan garang.

"Harus nya tuh abang! Umur abang udah dua lima. Udah mateng tapi calon aja belum punya."

Arka gemas, ia mengacak rambut Caramel hingga tidak beraturan, "Masalah masa depan mah gampang, yang penting kerja. Cowok cakep kaya abang gini, banyak yang mau. Tinggal abang yang milih, mereka yang ngajuin."

Caramel memutar bola mata nya malas, tingkat ke-percayaan diri Arka mulai timbul. Sama seperti Brian.

Di malam hari nya, di kediaman rumah Aksara dan keluarga, seperti biasa mereka berkumpul di ruang keluarga. Hanya saja Brian yang tidak ada.

CARAMEL [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang