- My Love from the Field -
Aku menatap Taehyung dari jarak sejauh ini. Menatapnya dan bersaing dengan puluhan pasang mata perempuan lainnya yang aku yakin sama denganku, hanya berfokus padanya. Ah tidak, lebih tepatnya berfokus pada wajah tampan taehyung yang selalu mampu menghilangkan akal sehat.Kerlingan keringat di jidatnya menurun hingga menyentuh dagunya nampak jelas tergambar dimataku. Bahkan putaran bola matanya yang fokus mengawasi bola sepak yang dikejarnya masih terekam jejaknya di otakku.
Sesekali kulihat Taehyung mengelap asal butiran keringat di dahinya. Menambah kesan sexy dengan tatanan headband sebagai pembatas rambut agar tidak mengganggu fokusnya saat bermain bola.
Bibir basahnya, mulutnya yang sedikit membuka agar mampu mengambil banyak oksigen untuk stok paru paru yang menuntut pasokan oksigen lebih untuk tenaganya berlarian. Untuk kali ini sungguh aku iri pada oksigen disekitarnya yang sangat dia butuhkan.
Aku duduk di bangku penonton, bersama beberapa temanku, menyaksikan seseorang yang telah merenggut semua fokus hidupku. Membuat mataku hanya menatapnya, membuat bibirku selalu berucap namanya, membuat ku tersenyum hanya mengingat senyumnya, bahkan melihatku menangis saat menyadarinya yang tak mungkin melihatku.
Ahn Taehyung.
Sudah 2 tahun lebih aku mulai memperhatikannya, terlebih semenjak awal kami masuk di universitas yang sama. Melihatnya dalam diam, mengaguminya dari kejauhan, dan merasakan kehadirannya dengan gundah. Entah bagaimana hatiku benar benar selalu membuncah hanya dengan melihatnya.
Ahn Taehyung, bagaimana bisa kau membuatku seperti ini? Ini sungguh tak adil.
Aku tersenyum melihat Taehyung menerima umpan dari teman satu timnya, dalam hitungan detik badannya telah berlari ke arah lawan, membawa bola dengan lincahnya.
Setiap langkahan larinya mengencangkan volume teriakan dari perempuan perempuan sekitarku yang kupastikan kerasnya mampu mengalahkan suara petasan. Tak peduli tenggorokanku yang akan sakit, tak peduli telingaku yang ikut berdengung karena semakin kencangnya teriakan, tak peduli hatiku yang turut berdetak lebih menggila. Aku mulai ikut menyuarakan namanya saat tubuhnya mencapai gawang lawan.
Dan dalam satu sepakan keras, bola yang dibawanya masuk ke gawang. Sontak teriakan pendukungnya semakin bergemuruh di skitarku. Aku masih tak menghiraukan gemuruhnya dan masih terus menatapnya yang berlari ke arah pendukungnya.
Aku masih menatap Taehyung dalam di matanya, menatap butiran keringat yang bertambah dan kini semakin merembet di pipinya, menatap tubuhnya yang berlari semakin mendekat. Dalam sepersekian detik kulihat taehyung membalas tatapan mataku. Seketika tubuhku membeku, tanganku yang tadinya terangkat kini turun perlahan. Mulutku yang tadinya meneriakan namanya kini terdiam.
Sekali lagi aku berpikir, bagaimana pengaruh tatapan mata seorang kim Taehyung dapat menghentikan total kerja tubuhku.
Tubuhku benar benar tak merespon apapun saat aku menyadari Taehyung semakin mendekat. Bahkan teriakan perempuan di sekitarku yang semakin menggila pun terdengar meredup di indera pendengaranku. Dan kini pada jarak 2 meter dari tepi lapangan ke arah tempat dudukku dia berhenti dan menatap ke arahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and You
Teen FictionButuh satu detik untuk Yoora jatuh cinta pada Taehyung. Di bawah sinar matahari, dengan dingin es krim cokelat, dan musik yang mengalun sendu. Sore itu, Yoora jatuh cinta pada pria yang mengubah hidupnya. Seorang pria muda yang tengah berlari cepat...