02. Love at first sight

3.2K 499 28
                                    

Jatuh cinta itu seperti makan es krim cokelat yang tengah dipegang Yoora saat ini. Semua rasa yang tersentuh lidahnya terasa nikmat, sangat manis dan Yoora bisa mabuk karenanya.

Mata Yoora mengerjap memandang lelaki yang kini hendak berjalan ke lapangan menyusul teman-temannya. Jalan lelaki itu sedikit berantakan saat mengalihkan tas besar yang diyakini Yoora berisi perlengkapan untuk olahraga di bahu kanannya.


If this is a dream, please let me wake up
Are you really my destiny?
Falling you

Potongan lagu itu begitu terdengar merdu di telinga Yoora. Melengkapi indahnya sore itu sambil memandangi lelaki itu perlahan menjauh darinya.

Dan tanpa Yoora sadari, senyumnya sedari tadi tak juga menghilang dari wajahnya.

- Yoora POV -

Eonma, aku jatuh cinta.
Aku tak bisa menahan senyum ini, aku tak bisa menahan debaran jantungku. Mengapa ini sungguh terasa menyenangkan.
Eomma, lelaki itu sungguh sangat indah. Aku menyukainya, Eomma. Sangat..

Aku masih terus memandanginya sambil kembali menghabiskan sisa eskrimku yang sempat meleleh. Ahh, lelaki itu bahkan lebih nikmat dari eskrim ini. Seulas senyum kecil masih bertengger manis di wajahku.

Kulihat lelaki itu sudah berkumpul bersama teman temannya di sudut lain lapangan ini. Dia duduk di tanah sambil membuka tas mencari sesuatu, sesaat kemudian mengeluarkan sepatu dan mulai memakainya. Teman-temannya mulai berlari keliling lapangan untuk pemanasan saat dia mulai memakai kedua sepatunya. Lelaki itu mulai menyusul temannya berlari setelah menyempatkan meminum seteguk air dari botol di dalam tasnya sambil melepaskan jaket yang dipakainya.

Ya Tuhan, bahkan mataku benar-benar merekam setiap gerakan yang dilakukannya jauh di sana.

Kulihat rombongan itu mulai berlari pemanasan. Awalnya aku masih belum menyadarinya, namun seketika jantungku berdebar kencang saat aku menyadari bahwa mereka akan berlari melewati tempat ku.

Oh, shit!
Aku baru menyadarinya saat dia sudah ada 5 meter di depanku. Seketika aku mengangkat ponselku untuk mengalihkan pandanganku yang dari tadi tak lepas dari sosoknya.

Aku gugup? Ya, pasti. Tapi kenapa aku gugup? Bahkan lelaki itu saja tak melihatku sama sekali.

Aku mengembuskan napas lega saat kudengar langkah larian telah melewatiku. Terdengar gelak tawa beberapa lelaki saat mereka melewatiku. Entah yang mana suara lelaki itu namun mendengar suara kelompoknya saja sudah membuatku mematung tanpa bisa menggerakan satu jaripun.

"Hhhfffttt,,"

Kepalaku terangkat lagi dan mulai memandanginya yang berlari menjauh.

Dan kejadian itu berulang sebanyak 3 kali hingga mereka mulai bermain bola di lapangan.

Hey it's so strange, really strange
I've never been like this before
Whenever I see you, my heart pounds and trembles

When I see your face, I imagine things by myself
I can't keep a straight face – I'm going crazy
Because I miss you again

I wanna say woo woo woo woo yeh
I'm like this because of you
I don't want to be the first to say it but
The words linger around my mouth

Loving U U – what should I do – what should I do?
I can't control my heart, my heart is not working
It's to the point where I can't focus
Boy I'm falling in love with U U
What should I do, what should I do?
I can't lose you, I love you
Woo woo woo woo woo
Baby I'm in love with you

- Loving You - Sistar

Sudah hampir satu jam aku duduk di taman ini. Masih betah memandangi ujung lapangan melihat sesosok yang telah merusak kerja jantungku. Sepertinya lelaki itu tak menyadari kehadiranku. Aku tersenyum setidaknya aku masih bisa menikmati pemandangan ini lebih lama.

Dan aku berjanji setiap sore akan melewati tempat ini lagi.

Aku masih terduduk sambil mendengarkan lagu saat kulihat mereka telah selesai latihan dan rombongan mereka mulai berpisah untuk pulang. Beberapa orang menuju parkir seberang. Dan lelaki itu kini menuju kemari karena arah datangnya tadi dari sini.

Tubuhku seketika terpaku saat kulihat dia mulai berdiri dan berjalan kemari. Aku harus segera pergi sebelum lelaki itu sampai sini.

Dengan kecepatan kilat aku mengambil tas ku dan mulai berjalan menjauhi area lapangan ini. Aku tak ingin membuatnya berpikir aku adalah penguntitnya.

"Oppa tampan, see you tommorow," bisikku dalam hati sambil berlalu pulang kembali kerumah.

With my cutesy voice, I only wanna call you,
oppa (hey oppa)
What to do, I think I am in love

Taetae heart - March 29, 2017

Me and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang