Perkenalan

237 12 3
                                    

Jodoh.
Satu kata yang selalu membuat hati banyak orang bingung tak tentu arah.
Ada yang saling mengenal bertahun-tahun, pergi berdua kemana saja, menghabiskan waktu selalu berdua, namun tak kunjung dihalalkan dengan berbagai alasan, termasuk alasan "belum siap".

Ada juga yang baru mengenal beberapa hari, tak saling mengenal satu sama lain, tak pernah bertemu sebelumnya, namun Allah mempertemukan mereka dengan cara yang indah.

Manakah yang ingin kalian ikuti?
Menjemputnya dengan cara yang Allah "Ridhoi" atau menjemputnya dengan cara yang Allah "murkai"?
Semua pilihan itu ada di tangan kalian.

Perkenalkan namaku Putri. Aku anak pertama dari empat bersaudara. Aku adalah seorang mahasiswi tingkat akhir di salah satu Universitas swasta di Kota Pahlawan. Tinggal beberapa langkah lagi, aku akan menyelesaikan pendidikan S1 ku ini. Namun, qadarullah, Allah memberi ujian yang cukup berat dalam hidupku. Membuatku "hampir" menyerah untuk menyelesaikan pendidikanku ini. Aku memilih menghindar dari kehidupan kampus beberapa saat untuk menata hati dan pikiranku kembali. Kemudian aku memutuskan untuk melamar pekerjaan menjadi seorang Coach yang mengajar Sempoa untuk anak-anak.

Dua minggu berlalu. Aku begitu menikmati pekerjaan baruku ini. Setiap hari bertemu dengan murid-muridku yang lucu dan menggemaskan. Mampu membuatku lupa akan apa yang telah menimpaku.

Keesokan harinya, aku memutuskan untuk membeli handphone baru karena handphone yang lama sudah tidak berfungsi dengan baik. Malam hari setelah aku membelinya, aku memutuskan untuk membuka website ta'aruf salah satu ustadz yang cukup terkenal. Niat awalku hanya iseng-iseng saja, karena aku sudah berjanji dalam hati untuk tidak membukanya lagi. Di kolom "Pengajuan Ta'aruf", ku lihat ada satu nama baru yang belum pernah ku lihat sebelumnya. Ku baca singkat profil dari lelaki tersebut.
"Suku Gayo? Aceh? Jauhhh juga ya. Eh ada fotonya, tapi kurang jelas. Coba dulu aja deh" ucapku dalam hati.

Lagi-lagi karna ke isenganku, aku menerima permintaan ta'arufnya. Yang ada dalam pikiranku saat itu, "dia sama seperti lelaki yang sebelum-sebelumnya".

Yaa, berulang kali aku ta'aruf dengan lelaki yang sebelumnya, selalu berujung dengan kegagalan. Alasannya selalu sama, aku tidak mau mengirim foto kepada mereka. Tentu saja aku memiliki alasan tentang hal tersebut. Aku tak mau mereka menilai semua itu hanya dari foto yang ku kirimkan. Aku ingin mereka datang langsung ke rumah untuk bertemu denganku dan kedua orangtuaku. Mengenal kami secara langsung, dan memutuskan untuk lanjut atau tidak kedepannya.

Tak lama setelah aku menerima permintaan ta'arufnya, aku bisa melihat keseluruhan biodatanya. Ku baca pelan-pelan.
"Oh namanya Adi. Pernah jadi pemain bola juga rupanya" ucapku dalam hati.
Tak lama setelah itu, dia mengirim sebuah pesan melalui kolom yang disediakan dalam website tersebut.

"Assalamualaikum,  setelah menikah mau ikut dengan suami?", pesan pertama yang dia ucapkan saat itu. Sedikit berbeda dengan laki-laki sebelumnya. Dimana yang mereka tanyakan adalah "mana fotonya?".

Setelah itu ku jawab, " Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. InsyaaAllah, kemanapun suami pergi, saya akan ikut".

"Ada nomer wali yang bisa saya hubungi?", bagai disambar petir rasanya. Aku langsung terdiam saat itu, antara percaya dan tidak. Benar-benar diluar dugaanku. Ku kira pesan berikutnya dia meminta untuk mengirimkan fotoku, ternyata tidak. Aku bingung harus menjawab apa. Takut dan malu kalau harus bilang ke ayah saat itu. Jadi ku beri dia nomer handphone mama saja.

"Ma, habis ini ada yang mau telfon mama", ucapku ke mama.
"Siapa mbak?"
"Nanti langsung ngobrol aja", ujarku malu-malu, dan langsung masuk ke kamar lagi.

Beberapa saat kemudian, adik laki-laki ku masuk ke dalam kamar dan bilang "mbak, ayah telfonan sama temenmu daritadi".

Betapa terkejut aku mendengarnya, terasa seperti dalam mimpi. Mana mungkin dia seserius ini. Berulang kali aku meyakinkan dalam hati, "dia sama seperti yang sebelumnya, paling juga habis ini dia mundur".

When Java Meet GayoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang