'sembilan

200 36 11
                                    

"DUIT GUA ABIS BANGSAT!" Teriak Zain kesal sambil menunjukkan dompetnya yang sudah menipis. Kalau saja cowok didepannya ini bukan temennya, pasti udah disabet pake gir motor.

"Peduli amat." Seorang siswa sepantarannya meloncat duduk di meja kantin. Doi masih asik makan bakso tusuk di tangan, nggak peduli sama Zain dan dompet kesayangannya.

"Ayolah cok, gua tau lu baru masuk sekolah lagi. TAPI DUIT GUA JANGAN DIBUAT PARTY SENDIRI BEGE." Zain mengacak rambut frustasi.

Cowok diatas meja itu Felix namanya, Felixiano Bintang Permana lengkapnya. Dia habis kena skors dua minggu karena ketauan ngerakit bom untuk tawuran sama STM musuh. Udah keterlaluan emang, tapi ya karena keturunan barbar jadi udah biasa banget Felix begitu.

Baru hari ini dia nampakin batang hidungnya di sekolah. Awalnya Zain seneng banget liat cees-nya masuk lagi, tapi semua itu terganti sama kelakuan kampretnya yang minta dijajanin bakso tusuk sampe puas.

"Zen," panggil Felix ke cowok itu. Baru aja mau ngomong, Zain langsung teriak kenceng. "NGGAK ADA LIMA RIBU LAGI! ABIS DUIT GUA BANGSAT ABIS!" Final Zain dan cowok itu milih pergi dari kantin.

Felix nggak habis pikir, lagi pula udah lima belas ribu duit Zain dia habisin buat beli bakso tusuk. Walaupun nafsu makannya selangit apalagi menyangkut bakso, tapi tetep aja, berat badannya nggak tambah-tambah malah semakin mengecil.

Cowok dengan keseluruhan rambut dicat putih ini baru mau ngeluarin dompetnya sendiri ketika mau beli es teh. Tiba-tiba suatu tepukan di pundak buat dia noleh.

"FELIX!" Dia Danis, dengan senyum pepsoden khasnya.

Kemudian yang ditepuk cengar-cengir. "Eeeeh, hehehe Danis." Cowok itu canggung kalau berhadapan sama Danis, mentang-mentang pernah ada kisah kelam diantara mereka.

Ditambah lagi Danis nggak sendiri. Dia bareng Abimanyu yang lagi ngehabisin es teh di gelas kaca. Awalnya cowok pendek itu fokus ke yang lain, sekarang natap ke arah cowok berambut putih di depannya.

"Loh? Kamu kan siㅡ" Belum sempat Abimanyu berucap terang-terangan, Felix udah narik dia ke tempat yang lebih sepi (re: samping kamar mandi). Dia nyeret Abimanyu dan nggak peduli dengan orang-orang yang ngeliat mereka berdua aneh.

"LO BENERAN ABIMANYU MAHARDIKA?! SI DIKA CUNGKRING NAN CEBOL WAKTU ITU?! YANG DULU GA BISA MANJAT POHON TAPI PINTER MATEMATIKA?! YANG DULU NELEN PEMBERSIH LANTAI GARA-GARA GUE BOONGIN, IYA BUKAN?! CEPET BILANG IYA!" Sentak Felix ke cowok di depannya ini, bahkan dia natap Abimanyu sambil melotot tajam.

Abimanyu mengangguk, dia masih ingat betul siapa figur di hadapannya ini. "Felixiano Bintang Permana, masih suka bakso tusuk kaya dulu, ngga?" Tanya Abimanyu padanya, Felix mengangguk.

"Anjir lah, kok lo bisa pindah kesini?" Felix penasaran. Namanya juga baru berangkat sekolah, jadinya baru tau kalau STM kedatangan tamu baru.

"Kamu sendiri? Kok aku baru liat sekarang." Balik Abimanyu membuat Felix berdecak kesal.

"Lo masih sama aja kaya yang dulu deh. Kalo ditanya balik tanya. Gua abis kena skors dua minggu, jadinya baru masuk." Abimanyu hanya merespon -oh panjang.

"Aku baru seminggu pindah kesini," Felix menyeritkan dahi. 'Apa kata dia? Pindah?,' batinnya nggak percaya. "Ya kamu tau sendiri ayahku kaya gimana," lanjut Abimanyu yang membuat Felix hanya mengangguk paham.

'Ayah Abimanyu itu kan aneh orangnya.Ada yang nggak sreg dikit, dipindahin. Goblok emang.' batin Felix menyalty.

"Dahlah. Neeways, i'm happy to see you again." Aksen Aussie Felix keluar ditambah senyuman senang yang ia munculkan. Abimanyu membalasnya dengan tos lama mereka berdua, seakan-akan flashback ke masa lalu.

Felix mengajak Abimanyu untuk bolos jam dan duduk di rooftop. Cowok berambut putih itu banyak bercerita tentang banyak kejadian di STM. Mulai dari gengnya, sekolahnya, gurunya, sampai ke cerita mistis pun Felix ceritakan lengkap.

"Ah iya, di STM ini ada kakel yang dapet julukan monster dari anak anak sini." Ucap Felix membuat Abimanyu lebih tertarik mendengarnya.

"Namanya Raihan."

pelan pelan kita flashback
ke masa lalunya abimanyu ya hehe.

STM'79, ft. SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang