Ini cerita tentang bagaimana aku harus berjuang melewati ribuan jalan pada labirin kehidupanku.
Saat pertama kali memulai aku salah, kedua kali aku salah, ketiga adalah kenyataan yang membuatku semakin salah, menyesal sekali aku mengetahui hal itu...
Apa yang kusebut DIAM adalah tidak melakukan apa-apa dan tidak melakukan apa-apa. Kata lainnya adalah MATI.
Risma damayanti
"Apa aku harus menelpon ali ?" Tanya diani sambil memotong bawang, lalu dia mengambil hp yang dia letakan dimeja makan.
*Via telpon "Assalamualaikum, apa kabar?"
"Waalaikumsallam ... Alhamdulillah aku baik, kamu gimana?" Jawab ali suami diani.
Dia ali. Suami kak diani. Dia sikapnya dingin, tapi perhatian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Alhamdulillah, aku juga baik"
"Ada apa? Aku masih ditempat kerja" Jawab ali sambil terus mengetik.
"Aku ingin bilang tentang riri mas"
"Dia kenapa?" Tanya ali menghentikan kerjanya.
"Jadi gini ....," Diani menceritakan apa yang dia ketahui dari permana.
"Sudah kubilang mas sudrajat itu tidak suka sama riri, terus kita harus gimana?" Tanya ali menyerngitkan dahinya.
"Apa kita minta riri buat kebandung dulu mas ... tinggal sama aku buat beberapa hari, siapa tau nanti mas drajat nyadar kalo riri itu gak seperti yang dia bayangkan. Gimana?" Kata diani senang karena dia jadi ada teman.
"Iyah gitu aja, kamu kapan pulangnya? Kamu masih di garut kan?"
"Besok juga bisa, nanti malam aku ajak nana"
"Baiklah ... kabari mas kalo kamu mau berangkat, mas lanjut kerja dulu,"
"Deehhh sayang ... okelah siap sayang ..." Jawab ali cengengesan.
"Hehe ... Assalamualaikum mas"
"Waalaikumsallam" Ali mematikan telponnya, lalu ali bergumam "Harus berapa lama lagi aku bersandiwara seperti ini ? Riri harus tau semuanya."
_Skip_
Risma bangun dari tidurnya. Dia terkejut melihat jam yang sudah menunjukan pukul 18.24. Dia berlari keluar menuju rumahnya dan langsung pergi kedapur, saat dia sampai ternyata makanan sudah siap.
"Siapa yang memasak? Aduhhh gimana ini? Semoga mamah gak tau kalo aku gak masak hari ini." Harapku.
"Pergi sana ... Jadi manusia itu harus ada gunanya, kalo enggak lebih baik pergi saja." Bentak andini melemparkan sebuah koper.