Kamu berjalan di samping sahabatmu ana menuju kantin karena sedari tadi perutmu lapar minta diisi. Dan untungnya kantin tidak terlalu ramai sehingga kamu tidak perlu lama mengantre memesan makanan. Setelah kalian mendapat kursi, kalian duduk disana.
"Makan apa ya na?" Tanyamu.
"Iya ya yn, gue juga bingung" Jawab ana.
Kamu mengedarkan pandanganmu menatap stand penjual yang menjual makanan yang berbeda. Saat asik menatap makanan yang ingin kamu pesan, tiba-tiba Asahi datang ke mejamu dengan nampan berisi semangkuk bakso.
"Gue duduk disini" Ujarnya yang bukan pertanyaan lebih menjurus ke pernyataan.
Kamu menatapnya kemudian menengok ke ana yang ada di sebelahmu.
"Gue beli siomay aja ya na." Ijin mu yang diangguki ana. Kemudian selanjutnya disusul ana yang juga pergi memesan makanan. Membuat Asahi yang ditinggal sendirian seperti itu menghela nafas kasar.
Tak lama, setelah kamu dan ana mendapatkan makanan yang diinginkan. Kalian kembali ke meja tadi, disana Asahi masih asik memakan baksonya.
Kamu mendudukan dirimu di hadapan Asahi. Mengambil sambal yang ada di hadapanmu dan menyendokan beberapa sendok ke piringmu.
"Jangan banyak-banyak. Nanti sakit perut" Seru Asahi membuatmu menolehkan kepalamu padanya.
"Bukan urusan lo" Jawabmu ketus. Ana yang melihat pun hanya bisa menyenggol lenganmu. Tujuannya sih, agar kamu gak terlalu ketus dengan Asahi. Tapi dasar kamu nya gak peka aja, kamu malah mengangkat dahumu tak mengerti.
Ana mendelikkan matanya, permasalahan sabatnya ini kapan berakhir sih. Masalahnya kalau cuman mereka berdua sih it's okay. Lah ini, ana kan jadi ke bawain canggung juga.
Setelah selesai makan, kamu berdiri dan menarik lengan ana membuat sangat empu terkejut.
"Eh-eh mau kemana yn"
"Kelas"
"Tapi gue belum selesai"
Kamu tidak mendengarkan apa yang dikatakan ana. Kamu hanya terus menarik lengan ana keluar kantin meninggalkan Asahi yang kini terdiam di tempatnya.
Kemudian seseorang datang menghampiri dan duduk di samping Asahi. Seseorang itu menepuk pundak Asahi, berniat menyemangati.
"Sabar bro, jangan putus asa" Ujar Jaehyuk.
"Coba aja gue gak salah langkah dari awal" Ucap Asahi lirih.
Jaehyuk hanya bisa menatap sahabat di depannya ini sedih. Ikut merasakan perasaan kehilangan.
Dilain tempat,
"Yn jangan kasar-kasar napa. Gue gak tega liatnya" Ujar ana membuat mu berhenti melangkah. Setelah pergi dari kantin kamu berjalan sangat cepat meninggalkan ana yang jalan mengejarmu di belakang.
"Terus lo tega liat sahabat lo di gituin sama cowok bajingan itu hah?!" Bentakmu membuat ana terdiam dan menunduk. Kemudian tanpa menunggu respon ana selanjutnya, kamu pergi meninggalkan ana yang mematung di tempat.
Kamu berjalan dengan cepat tanpa memperhatikan setempat sampai akhirnya kamu terhenti di samping sekolah tempatnya semak-semak dan serangga berkumpul. Dan kamu merasa bodo amat dengan itu semua. Kamu hanya perlu menenangkan perasaan yang kacau ini.
Kamu memejamkan mata dengan tangan yang memegang dada kiri yang berdegup kencang sedari tadi.
"Kenapa harus bikin gue sejatuh cinta ini sama lo sih" Gumammu.
*********
Kamu mengemasi barangmu setelah sebelumnya bel berbunyi dan guru di depan kelasmu memerintahkan untuk pulang. Kamu bisa lihat ana mendekatimu dengan perlahan.