"Yn udah dong, lo tuh gaboleh suka orang sampe segitunya"
Kamu hanya mengangguk saja menanggapi nasehat ke sekian kalinya dari sahabatmu itu.
"Lo mah ngangguk mulu nurut enggak" Ucap sahabat mu pasrah.
Kamu menoleh kepadanya yang duduk di pinggir kasur mu.
"Lo tau gue zodiaknya taurus. Dan taurus itu setia, jadi gue gabisa dong kaya gitu" Ucapmu membuat sahabat mu mendelik.
"Ya lo pikir aja, lo sampe di tolak mentah-mentah gitu di hadapan anak kelasnya yn.... " Ucapnya gregetan.
"Gue tau, dan gue udah maafin. Gue tau kok gue yang salah"
Sahabat mu berdiri dan mendekati mu di balkon.
"Tuh kan lo malah salahin diri sendiri. Gue tau lo sakit, dan gue gamau lo sakit terus yn... Please dengerin gue Oke? " Tanya sahabat mu itu.
Kamu tersenyum. Memang semua penolakan dan cacian Haruto selalu menorehkan luka di hatimu. Tapi rasa suka kamu kepadanya lah yang mengobatinya. Entah kenapa sampai kamu bisa menyukai Haruto. Tapi kamu selalu ingin menjadi nama yang ada dalam setiap ceritanya.
"Yeri sahabat gue yang terlopdet, lo gausah khawatir Oke? Gue bakalan berhenti kalau gue capek. Jadi sekarang lo gausah banyak pikiran. " Ucap mu sambil memeluk sahabat mu itu.
********
Pagi ini kamu mengirimkan pesan kepada Yeri kalau kamu tak akan masuk sekolah karena sakit. Dan juga karena kamu yang sedang hari pertama datang bulan. Membuat badanmu terutama perutmu sakit tak karuan.
Tapi selang 10 menit, kamu berpikir untuk sekolah saja karena sakitmu sudah tidak terlalu dan juga karena kamu ingin bertemu Haruto.
Dasar bucin.
Akhirnya kamu bersiap dan pergi ke sekolah karena masih ada waktu.
Sebelum ke kelas seperti biasa kamu akan pergi ke loker mu untuk menyimpan bekal makan siang mu. Supaya tidak penuh saja kantongmu.
"Gue suka sama lo"
Kamu berhenti saat mendengar suara Yeri. Kamu tersenyum jail.
"Apa-apaan dia suka sama cowok gak ngasih tau gue" Gumammu
Tapi senyummu memudar saat mendengar suara selanjutnya.
"Terus gimana sama yn sahabat lo?"
Kamu lemas seketika.
"Haruto... " Lirih mu.
Kamu pun meninggalkan mereka dan pergi ke kelasmu. Kamu duduk samping Jung Hwan teman sebangku mu sekaligus sahabat mu di kelas.
"Yn lo kenapa? " Tanyanya saat menyadari matamu yang mulai berkaca-kaca.
Kami menoleh kepadanya, "Jung gueeeeee" Kamu tidak melanjutkan dan malah menempelkan tangan dan kepalamu di meja. Menangis tanpa suara.
JungHwan yang melihatmu begitu hanya mengusap rambutmu menenangkan. Tanpa mau menanyai mu yang malah akan membuatmu terganggu.
Setelah kamu pikir kamu bisa menghentikan tangismu, kamu mendongkak dan menghapus air matamu. Kamu memeluk Jung Hwan erat. Karena bagimu Jung Hwan bukan sekedar teman tapi juga sikap dewasanya membuatmu menganggapnya kakak.
"Tenang dulu, ceritain ke gue kalau udah baikan Oke? " Ucap Jung Hwan dan kamu hanya mengangguk dalam pelukannya.
Tiba-tiba suara Yeri membuatmu melepaskan pelukanmu dengan Jung Hwan.
"YN" Teriak Yeri membuat mu menoleh dan mendapati Yeri yang datang dengan Haruto. Kamu hanya tersenyum miris melihatnya.
"Kok lo masuk sih? Tadi katanya gaakan masuk? " Tanyanya beruntun.
"Gatau kenapa tiba-tiba rasanya gue pengen masuk aja sekolah" Jawabmu asal.
"Tapi perut lo masih sakit? " Tanyanya.
"Sakit nya udah pindah ke hati" Jawabmu menyindir halus.
Yeri terlihat terkejut dan menatap Haruto yang berdiri di depan pintu. Mulai sadar arah pembicaraan kamu.
"Eh yn, gu-gue sama haruto... "
"Udah gapapa, santai aja" Jawab kamu. Berusaha bertingkah santai walau hatimu tidak bisa sesantai itu.
"Lagian gue bakalan nurutin saran lo kemarin kok" Ucapmu membuat Yeri terkejut sekali.
"Pasti yn salah paham nih" Batin Yeri.
"Haruto kenapa kamu ada di sini, kelas kamu kan ada di sebelah. Masuk sana udah dimulai pelajarannya. "
Kamu menengok ke pintu. Dan disana ada Bu Ananta yang sedang memarahi Haruto. Saat Haruto menatapmu kamu memalingkan mukamu segera.
"Duduk lo sana, dah ada Bu Ananta tuh" Usir mu pada Yeri.
Dan Yeri hanya mengangguk lesu.
Selama pelajaran berlangsung, kamu melihat papan tulis dengan tak minat. Dan Yeri melihatmu dengan tatapan bersalah. Mungkin dia akan menjelaskan padamu nanti saat istirahat.
Kamu merasakan perutmu kembali sakit. Kamu memegang perutmu berharap rasa sakitnya berkurang, tetapi ternyata tidak.
Kamu mencolek lengan Jung Hwan di sebelahmu.
"Ju, perut gue sakit lagi. Anter ke UKS dong" Rintih mu.
Jung Hwan menoleh kepadamu melihat raut wajahmu yang kesakitan dan membuatnya khawatir.
"Sebentar gue ijin dulu"
Jung Hwan mengangkat tangannya. Kamu hanya bisa tertunduk lesu.
"Bu boleh saya ijin sampai jam istirahat? Yn sakit dan mau saya anter ke UKS" Ucap Jung Hwan.
Bu Ananta melihat arlojinya sebentar kemudian tersenyum.
"Oke gapapa, 10 menit lagi istirahat jadi kamu boleh ijin" Jawabnya.
"Terimakasih bu"
Jung Hwan lalu sedikit membopong tubuhmu yang lemas. Dan membawamu ke UKS.
Kamu tidak menyadari bahwa ada yang menatapmu khawatir dan tidak suka di balik kaca jendela.
"Lo tiduran dulu disini gue ambilin air anget dulu" Ucap Jung Hwan membuatmu mengangguk.
Beginilah kamu dan Jung hwan. Jung Hwan yang selalu perhatian padamu. Dan kamu yang selalu manja pada Jung Hwan.
"Nih diminum dulu" Ucap Jung Hwan sambil menyodorkan gelas berisi air hangat.
Kamu menerimanya dan meminumnya.
"Jung Hwan gue pingin kiranti, beliin dong.... Please" Ucapmu memohon.
Jung Hwan terlihat terkejut mendengar permintaanmu tapi juga mengangguk pasrah mengiyakan.
"Yaudah lo tunggu disini, tidur dulu aja Oke? "
Kamu mengangguk dan Jung Hwan pun keluar dari UKS.
Kamu pun mulai menutup matamu. Tetapi baru sebentar kamu tertidur kamu mendengar ada orang yang masuk dan mendekati ranjang mu.
"Kok lo cepet banget sih ju? " Tanya mu tanpa membuka matamu karena kamu pikir itu Jung Hwan.
"Lo kenapa? "
Kamu membuka matamu saat menyadari bahwa itu bukanlah suara junghwan.
"Elo? "
*******
Hayooo siapa,
Ada yang bisa tebak gak?
Jawabannya di next chapter yaaa
So, tungguin aja yaaa.
Jangan lupa vote nya juga ya kawan!