1. Hari Pertama

49 13 4
                                    

"Pertemuan dua kepribadian seperti hubungan dua bahan kimia; jika terjadi reaksi, keduanya akan berubah."
-Carl Gustav Jung-

Mentari pagi sudah menyambut perempuan berambut hitam lurus sepunggung sedikit ikal di bagian bawah dan dipercantik oleh bando berwsarna kuning, yang sedang mempersiapkan perlengkapan nya.

Senyum Yang tidak luntur sejak dia bangun Dari Tidur, kerena mengingat hari ini adalah hari pertama dia kembali masuk sekolah setelah liburan yang cukup panjang.

Setelah semuanya dipastikan sudah siap dia keluar Dari kamar untuk menemui ayah Dan bunda nya Yang sudah bersiap untuk sarapan.

     "PAGIIIIIIII AYAHHHH BUNAAAA" teriak nya Yang menggema di seluruh sudut ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"PAGIIIIIIII AYAHHHH BUNAAAA" teriak nya Yang menggema di seluruh sudut ruangan.

"Pagi juga sayang" orang tua nya menjawab bersamaan

"Semangat banget kamu Hari ini cel" ujar bundanya yang sedang menuangkan minuman ke gelas.

Rachel tersenyum dengan memperlihatkan deretan giginya "iyaaa dong bun masa mau sekolah aku sedih, harus semangat lah."

Bunda nya hanya menggelengkan kepala saja karena melihat putri bungsunya itu yang selalu membuat suasana rumah menjadi ramai.

Rachel memperhatikan kursi disebelahnya, merasa seperti Ada Yang hilang. Lalu dia menatap kearah bunda nya "Bun Kaya Ada Yang hilang tapi bukan hati hehe, kalo ga Salah sih ya Acel itu punya abang kan? Mana tuh manusia?"

"Abang kamu masih tidur, kan hari ini kerjanya shift siang, paling tar siangan dia baru makan." Jawab bunda nya

"Aduuuuh kenapa sih Acel punya abang kebo amat," Rachel memutar bola matanya malas. "Ko buna masih kuat sih punya anak kaya bang Raga? gamau disumbangin aja gitu bun" lanjutnya

Bundanya melotot "Huss gitu-gitu juga anak bunda, emang dia beras maen sumbangin segala"

"Yakali aja gitu hehe, eh yah hari ini Acel dianterin ayah ya, soalnya kay tadi suruh Acel duluan aja, kan Acel takut nanti ada yang culik kalo sendiri perginya, udah tau Acel lagi lucu-lucunya hehe" dengan memperlihatkan raut wajah memelas agar disanggupi oleh ayahnya.

Ayah rachel terkekeh mendengar Putri nya berbicara seperti itu

"Iya boleh, nanti ayah antar kamu, ohya cel kemarin waktu pengambilan rapot kamu mendapat peringkat ke 2 ya dikelas kata bunda, tingkatkan lagi ya tapi jangan terlalu diporsir juga belajar nya nanti malah jadi banyak pikiran kamu" tegas ayah nya

Rachel menganggukan kepalanya setelah mendengar arahan sang ayah "Siap laksanakan yah, maaf ya ga dapet peringkat pertama kaya semester sebelumnya. Tapi ayah sama buna doain Acel terus ya biar semua nya berjalan sesuai yang diharapkan, Acel berusaha untuk membuat ayah, bunda, dan bang Raga bangga."

Kedua orang tua Rachel tersenyum, karena memang mereka selalu dibuat bangga oleh kedua anaknya, apapun pilihan Rachel dan Raga mereka percaya itu adalah pilihan yang terbaik untuk mereka.

jika memang membuat keduanya bahagia maka peran orang tua hanya mendukung dan memantau saja, asalkan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

KLISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang