"Sudah kubilang. Dendam tidak pernah padam bukan?"
-Kafka-Maaf baru update lagi😚😚
💣TYPO!!!
Gio menghampiri rachel yang sedang duduk disofa dan berhadapan langsung dengan laptop yang digunakan untuk membuat power point.
"Gio ko bisa ada disini?" tanya Rachel menoleh kearah gio yang sudah mendudukan dirinya disamping Rachel.
"Gabut dirumah jadi kesini deh, gue sama kafka kan tetanggan cel" jawabnya.
Rachel mengangguk paham "Lo anggota Libero juga ya? Ko bisa kenal si anak setan?" menunjuk ajay.
Gio menertawakan ajay yang sudah terlihat ingin menyelak "Bukan, gue temen nya si Kafka dari brojol beda setahun doang sih, lagian gue kan ga satu sekolah sama kalian jadi bukan bagian Libero, kalo soal kenal sama anak-anak Libero ya mereka kan sering maen ke rumah si kafka, tapi cuma temen deket si kafka doang ga semua angota Libero gue kenal."
"Ngadi-ngadi ya lo cel, bilang gue anak setan. Gue itu bukan anak setan tapi__"
"Anak iblis" selak anna
Semua nya kembali mentawakan ajay, memang mengejek ajay itu ada kepuasan tersendiri untuk mereka. Dan ajay pun sudah terbiasa menjadi bahan lelucon teman-teman nya.
Kafka yang berada desebrang sofa dari Rachel dan Gio duduki dari tadi hanya melihat mereka berdua diam-diam, sudah ada pertanyaan yang ingin dia utarakan dari tadi. " El, kenal si acel dari mana?"
Gio menarik alisnya keatas " Oh yang waktu itu gue cerita sama lo dikroyok The Vagos, nah yang nolongin gue itu Rachel, dia nyalain serine dari youtube pake volume yang gede banget terus bikin mereka kocar-kacir buat cepet pergi, dikiranya polisi beneran kali"
"Lo dikejar The Vagos gi? Kenapa ga langsung kabarin kita-kita aja, padahal semua lagi stay di basecamp" selak ajay
Mata Gio melirik Kafka yang masih menatap nya datar "Ada lah masalah, tapi gue aman ko santai jay"
Pembicaran mereka terhenti, aura diruangan itu sudah terasa berbeda. Karena Kafka yang tiba-tiba berdiri untuk pergi menuju dapur."Bentar gue tanya mbak dulu, makanan nya udah siap apa belum" dari nada bicara nya kafka seperti mengisyaratkan bahwa tidak ingin membicarakan hal itu lagi.
Mereka melanjutkan kembali kerja kelompoknya, dengan Elgio dan Ajay yang sesekali mencairkan suasana agar tidak terlalu canggung. Bahkan Gio terus-menerus menatap Rachel yang ada disamping nya dengan senyuman yang tidak dapat diartikan.
🐘🐘🐘
Tugas kelompok yang mereka kerjakan sudah selesai. semua teman-teman Kafka pun sudah pulang termasuk Rachel, sebenarnya Gio sudah menawarkan tumpangan untukRachel, tapi ditolak dengan alasan anna yang ingin pulang bersama nya karena tidak ingin lagi dibonceng ajay.
Ruang tamu Kafka kini hanya diisi dirinya dan juga Elgio, dari awal datang memang Elgio hanya gabut dirumah dan iseng pergi kerumah Kafkaa.
Tapi tidak disangka-sangka bertemu kembali dengan Rachel, kali terakhir mereka bertemu gio lupa untuk meminta id line nya Rachel bahkan hari ini pun dia kembali tidak ingat karena terlalu senang memperhatikan wajah Rachel.
"Rachel cantik ya"
Kafka yang masih memfokuskan mata ke handphone nya mendongkak untuk memastikan apa yang dia dengar itu keluar dari mulut si pemilik mata tajam yang ada dihadapannya sekarang.
Gio menperlihatkan deretan giginya "kenapa Kaf, Bener kan si Rachel cantik?"
"Lo nya aja yang belum tau gimana mulutnya kalo ngomong, udah kaya dijejelin cabe dari lahir"
KAMU SEDANG MEMBACA
KLISE
Teen FictionIni bukan gambar pudar dalam film potret, hanya sebuah kisah sederhana yang sudah sering dialami tentang obsesi,hati,cinta dan harapan. "Perasaan ini sangat dalam, sehingga aku memilih untuk memendam." -Rachel seizha hermawan- "Cukup perhatikan...