Teman?

2.5K 158 3
                                    

Setelah menerima penghargaan yang diadakan di lapangan, Jimin pergi ke kantin kampus. Terletak di antara jurusan manajemen dan tari. Dekat dengan kelasnya.

Untuk saat ini, laki-laki itu belum memiliki teman sama sekali. Dia belum ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus. Alasan lainnya; sedikit kesusahan membangun interaksi. Karena ini Seoul, kota besar dengan ribuan anak orang kaya.

Ia tidak yakin akan diterima di lingkungan berbasis uang dan tampang disini. Yeah, meskipun parasnya menawan, tapi tetap saja.. ia tak punya uang, 'kan. Jadi yang dilakukannya sekarang adalah duduk manis di bangku pojok kantin dan bersandar di dinding pastel kantin kampus.

Bersenandung kecil dan menutup mata perlahan. Entah kenapa, hari pertamanya berkuliah sangatlah berat, ia sangat bangga dengan dirinya karena telah melewati hampir empat belas jam di kampus ini. Menunduk, Jimin menyembunyikan wajahnya ke syal hitam milik Min Yoongi. Menikmati bau khas Yoongi di syal itu. Citrus.

Sesaat sebelum tertidur, Jimin merasakan tepukan di bahunya; membuat ia sedikit terkejut dan membuka matanya seketika. Mengerut ketika tau siapa si penepuk tadi. Rupanya kebiasaan Namjoon yang muncul tiba-tiba belum juga punah.

"Ada apa, Kak? Tahu tidak, kalau kau baru saja mengganggu tidur ku." Jimin memonyongkan bibirnya, membuat sebuah tangan mencubit bibir itu.

"Maaf, Jimin. Aku mau mengenalkan mu dengan teman-teman ku. Keberatan 'kah?" tersenyum dan menunjukkan dua lesung pipit nya, lelaki di seberang menghela napas dan mengangguk.

"Boleh, kok. Duduk dulu, Kak."

Setelah mendudukkan diri ke kursi kantin, Namjoon menumpukan tangan ke dagunya dan menatap lelaki yang berada di hadapannya itu. Mengamati sebentar lalu duduk tegap. Ia menoleh ke arah kanan bahunya dan menatap Jimin kembali.

"Jimin, perkenalkan ini kakakku, Kim Seokjin." Dan yang diperkenalkan Namjoon tadi membungkuk singkat, memfokuskan diri untuk memilih menu di tangan dan memanggil pelayan kantin.

Jimin menatap Seokjin dalam diam, mencoba mengamati sejenak dan kembali mengalihkan pandangan ke Namjoon, "kalian berbeda."

"H'm. Dia saudara beda ibu. Kau pasti mengenal ku, 'kan? Tidak ada yang tidak tau aku. Lelaki tertampan sedunia, anak sulung dari keluarga 'Kim'. Silsilah terakhir kerajaan yang akan menjadi penerus bangsawan berikutnya. Kim Seokjin. Jurusan aktor, salam kenal."

Ah.. yang ditunggu akhirnya keluar juga. Jimin tau sifat lelaki seperti Seokjin ini seperti apa. Tidak sia-sia dulu ia pernah belajar tentang ilmu psikologi. Jaga-jaga, menemukan orang busuk di tengah kota besar ini sangatlah banyak. Dan mungkin, Kim Seokjin ini salah satunya.

"Salam kenal. Aku Park Jimin dari Busan dan keluarga ku sangat sederhana. Dari jurusan tari. Sekali lagi, salam kenal, Seokjin Sunbae."

Mengedipkan mata kirinya, Seokjin tersenyum tampan. Benar-benar tampan, julukan world wide handsome tidak salah lagi memang haruslah tertuju ke dia.

"Jimin. Berkedip lah," Namjoon tertawa kecil. Kharisma dari kakaknya itu memang sangat kuat dan memikat banyak orang. Jimin lalu berkedip, dan menunduk. Kembali menyembunyikan wajahnya di syal hitam milik Yoongi.

"Oh iya, sebentar lagi teman-teman ku akan datang, Jimin." Jimin mengangguk, kembali mengamati wajah Seokjin yang sedang makan dan bersenda gurau dengan Namjoon. Ia bisa melihat keegoisan di dalam sana.

"Jim!"

"E-eh? Apa?" Namjoon terkekeh kecil, ia memperhatikan Jimin sedari tadi. Jimin yang mengamati Seokjin dan memperhatikan setiap gerakan yang kakaknya itu lakukan. Lucu sekali.

L'œuvre | KookMin |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang